Sikap
Kepemimpinan Yang Baik:
Sikap
adalah pola-pola yang mendasari perilaku. Alasannya, sebagian besar dari
pola-pola merupakan hasil dari pengaruh proses belajar.
Daneringkali suatu pola perilaku menjadi bagian dsari diri seseorang tanpa
disadarinya.
- Pertama, mereka sangat kentara dalam sikap pengendalian diri untuk mengatasi kecenderungan manusiawi-nya.
- Kedua, kerangka pendekatan para pemimpin sangat berbeda dari orang di sekitarnya.
- Ketiga, dengan meneliti hidup tokoh-tokoh yang mempengaruhi sejarah manusia dapat disimpulkan bahwa mereka sangat bekerja keras dan menyadari daya pengaruh yang ada di dalam diri mereka.
- Keempat adalah, bagaimana sebagian besar tokoh-tokoh yang berhasil mengubah hidup dan meninggalkan jejak yang dalam cenderung memiliki dapat meletakkan diri pada posisi orang lain. Mereka memiliki kepekaan pada apa yang orang butuhkan, rasakan, dan tanggung.
- Kelima adalah pola yang mungkin tidak banyak teramati, yaitu mereka memperhatikan hal-hal yang kecil dan terus memperbaiki apa yang telah mereka capai dengan konsisten.
- Keenam, para tokoh merupakan orang yang sangat teratur dan berdisiplin menangani dirinya sendiri.
- Ketujuh, para pemimpin memiliki sikap tegas dan berani memberi arah.
Skil
seorang pemimpin
Dalam
bahasa Inggris, keterampilan adalah sesuatu yang dapat ‘Make things happen’.
Sesuatu yang terjadi, diolah, atau diubah tadi dapat berupa hubungan antar
rekan, cara kerja, cara ber-organisasi, bangunan, dana, informasi, dan
sebagainya.
- Pertama: jenis-jenis keterampilan untuk merumuskan apa yang mau dicapai bersama dalam jangka pendek.
- Kedua: jenis-jenis keterampilan dalam proses mengajak orang lain untuk menyusun tahap-tahap kerja sama serta pelaksanaannya
- Ketiga: jenis keterampilan untuk mengelola diri sendiri dan memberikan kontribusi yang tepat pada waktu yang tepat.
Pemimpin
dan sensitivitasnya
Kepekaan ini hanya muncul kalau seorang pemimpin senantiasa peka terhadap dinamika yang ada di dalam dirinya sendiri. Tanpa kepekaan ini ia akan mudah jatuh ke dalam bias dalam menangkap hal-hal di sekitarnya.
Pertama,
kepekaan atas asumsinya tentang gambar dunia atau kepekaan pada ‘world
view’ nya. Untuk mengasahnya,
|
RUMUSKANLAH PANDANGAN ANDA TENTANG DUNIA DAN
HIDUP :
…………..……………………………
……………..…………………………
|
Kedua
adalah bahwa seorang pemimpin harus peka tentang apa yang ia anggap bernilai
di dalam hidup.
|
RUMUSKAN APA NILAI TERTINGGI BAGI ANDA …………..……………………………
……………..…………………………
|
Ketiga,
seorang pemimpin juga perlu peka terlebih dahulu pada kadar harga diri dan
gambar dirinya.
|
HAL–HAL APA YANG DAPAT MENGGANGGU
HARGA DIRI ANDA?
…………..……………………………
……………..…………………………
|
Keempat,
ia perlu peka juga terhadap ambisi dan kebutuhan diri pribadinya.
|
COBA RUMUSKAN VISI DAN MISI HIDUP ANDA
…………..……………………………
……………..…………………………
|
Memahami
nilai-nilai diri sendiri
Nilai-nilai
adalah hal-hal yang teramat penting dan berharga untuk seseorang pemimpin yang
ingin dicapainya dalam hidup. Hal yang paling bernilai bagi seorang pemimpin
tertentu mungkin adalah memiliki kekayaan karena kekayaan membuatnya merasa
aman dan terjamin dalam hidupnya. Yang lain mungkin berpendapat bahwa hal yang
paling bernilai adalah menaklukkan saingan-saingannya, menjadi nomor satu. Ada
pula orang yang mengejar popularitas, karena dapat membuatnya merasa unggul
dibandingkan dengan orang lain dan keunggulan tadi merupakan hal yang paling
bernilai baginya. Meskipun nilai berbeda-beda, semua orang memiliki kesamaan,
yaitu mereka berani mempertaruhkan tenaga, waktu, pikiran atau harta demi
mengejar apa yang dianggapnya bernilai itu.
Nilai mempengaruhi sikap dan perilaku seorang pemimpin. Nilai-nilainya mempengaruhi secara langsung sensitivitasnya sebagai pemimpin karena nilai-nilai dapat membuatnya peka pada keragaman nilai dan perilaku yang ada serta interaksinya, namun nilai-nilainya dapat pula membuatnya tidak peka bahkan berprasangka pada perilaku, sikap dan nilai yang berbeda dengan apa yang ia miliki.
Pernahkah
Anda mendengar bagaimana seorang menemukan sebuah intan di ladang sewaan yang
digarapnya? Ia menjual seluruh harta bendanya untuk membeli ladang itu. Baginya
intan tersebut sangat bernilai, bahkan ia rela mengorbankan apa saja untuk
mendapatkannya.
Berbagai peneliti telah menghabiskan waktu untuk mempelajari hal-hal apa saja yang dianggap bernilai oleh manusia. Ada yang memberikan ratusan jenis nilai sebagai nilai-nilai yang ada di tengah masyarakat manusia. Ada pula yang hanya membatasi sampai beberapa puluh. Muncullah berbagai teori nilai.
Penelitian yang cukup dikenal menjelaskan bahwa pada dasarnya terdapat empat nilai pokok yang menjadi pengarah hidup manusia. Selanjutnya berawal dari keempat pokok nilai tersebut, muncullah sepuluh nilai yang dianut manusia. Bersama dengan gambaran tentang dunia, nilai-nilai menjadi akar dari perilaku seorang pemimpin.
Untuk memahami pengertian nilai secara lebih dalam, berikut ini akan disajikan sejumlah definisi nilai dari beberapa ahli.
Nilai
adalah keyakinan yang langgeng dari seseorang bahwa suatu jenis keberadaan atau
keadaan yang diharapkan secara pribadi maupun sosial dianggap lebih diinginkan
daripada jenis keberadaan yang bertentangan dengannya.
(Value is an enduring belief that a spesific
mode of conduct or end-state of existence is personally or socially preferable
to an opposite or converse mode of conduct or end-state of existence)
(Rokeach, 1973: halaman 5)
Nilai
adalah keyakinan umum tentang cara-cara dan tujuan-tujuan yang diinginkan
(Value is a general beliefs about desireable
ways of behaving and about desirable or undesireable goals or end-state)
(Feather, 1994: halaman 1884)
Nilai
adalah tujuan transisionil yang diinginkan meskipun tingkat kepentingannya
berbeda-beda. Nilai menjadi pedoman dalam hidup seseorang atau sosial.
(Value as desireable transsituational goal,
varying in importance, that serve as guiding principles in the life of a person
or other social entity) (Schwartz,1994: halaman 21)
Lebih
lanjut Schwartz pada tahun 1994 juga menjelaskan bahwa nilai adalah: suatu
keyakinan, berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu,
melampaui atau tidak dibatasi oleh situasi tertentu, mengarahkan seleksi atau
evaluasi terhadap tingkah laku, individu, dan kejadian-kejadian, serta tersusun
berdasarkan derajat kepentingannya.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas, terlihat kesamaan pemahaman tentang nilai yaitu:
suatu keyakinan yang berhubungan dengan cara bertingkah laku dan tujuan akhir
tertentu. Jadi, disimpulkan bahwa hal-hal yang dianggap bernilai ini adalah
suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan
oleh seorang pemimpin. Tatanan nilai tadi, baik pribadi maupun kelompok,
digariskan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
Dari
hasil penelitiannya di 44 negara, Schwartz pada tahun 1994 berhasil menggali 10
tipe nilai yang dianut oleh manusia, termasuk para pemimpin yaitu:
- Kuasa (Power). Pemimpin yang memegang nilai ini menganggap bahwa apa yang paling bernilai bagi mereka adalah memiliki pengaruh pribadi. Dasar dari nilai ini adalah kebutuhan untuk memiliki dominasi dan kontrol. Tujuan utama pemimpin yang mementingkan nilai ini adalah pencapaian status sosial dan prestise, serta memiliki kontrol atau dominasi terhadap orang lain atau sumber daya tertentu. Nilai spesifik yang mendapat urutan tinggi bagi mereka adalah kuasa sosial, wewenang, kekayaan, pandangan sosial, dan penghargaan masyarakat.
- Pencapaian (Achievement). Pemimpin yang memegang nilai ini mengganggap bahwa mencapai sesuatu hal secara sengaja merupakan keutamaan. Dengan kata lain, bagi mereka hal yang penting adalah pencapaian dengan menunjukkan kompetensi sesuai standar sosial. Unjuk kerja yang kompeten nilai tertinggi bagai mereka. Secara khusus, orang yang menganut nilai ini mengejar sukses, dan kapabilitas.
- Kenyamanan-kenikmatan (Hedonism). Pemimpin yang menekankan nilai ini sangat memperhatikan kebutuhan dan kenikmatan fisik. Mereka yang sangat mementingkan nilai ini mengutamakan kesenangan, kenyamanan, dan kepuasan untuk diri sendiri.
- Rangsangan (Stimulation). Pemimpin yang menekankan tipe nilai ini memiliki kebutuhan akan variasi dan rangsangan untuk menjaga agar aktivitasnya tetap pada tingkat yang optimal. Rangsangan biologis dianggapnya perlu untuk mempengaruhi variasi kebutuhan, ditambah pengaruh pengalaman sosial. Tujuan pencapaian hidup bagi mereka adalah kegairahan dan mencari tantangan dalam hidup. Pemimpin yang memiliki nilai ini sering muncul sebagai orang yang ingin memiliki variasi, hidup yang menarik dan keberanian bertualang.
- Pengarahan diri sendiri (Self-direction). Bagi pemimpin yang memiliki nilai ini, tujuan utama yang dikejarnya adalah memiliki pikiran dan tindakan yang tidak terikat (independen), seperti memilih, mencipta, menyelidiki secara kreatif. Self-direction bersumber dari kebutuhan akan kontrol dan penguasaan (mastery), serta kebebasan berinteraksi dan ketidakterikatan. Wujud dari hal-hal yang mungkin dikejar pemilik nilai ini adalah kreativitas, keingintahuan, kebebasan, pemilihan tujuan sendiri serta keleluasaan.
- Universalisme. Pemimpin yang memiliki tipe nilai ini menekankan kematangan dan tindakan prososial, artinya hal-hal yang membuat umat manusia menjadi semakin berkualitas. Mereka mengutamakan pentingnya saling menghargai, toleransi, memahami orang lain, dan perlindungan terhadap kesejahteraan umat manusia. Pemimpin yang memiliki tipe nilai ini menganggap amat bernilai untuk berpikiran luas, serta mencipta keadilan, kesamaan, kebijaksanaan, dan keseimbangan diri.
- Kebajikan (Benevolence). Pemimpin dengan nilai kebajikan ini mirip dengan mereka yang menekankan tindakan prososial. Bila mereka yang prososial menekankan kepada kesejahteraan semua orang di semua kondisi, penganut nilai kebajikan mengarahkan tindakannya kepada orang lain yang dekat dengannya. Nilai ini dapat berasal dari dua macam kebutuhan, yaitu kebutuhan interaksi yang positif untuk mengembangkan kelompok dan kebutuhan sebagai organisme untuk berafiliasi. Motivasi pemimpin dengan tipe nilai ini adalah peningkatan kesejahteraan individu yang terlibat dalam kontak personal yang intim dengannya. Mereka akan suka membantu, serta menekankan kejujuran, pengampunan, kesetiaan, persahabatan dan kasih yang dewasa, namun ditujukan hanya pada kalangan dekat saja, seperti teman, keluarga, dan warga dari suku yang sama serta agama yang sama.
- Tradisi (Tradition). Setiap kelompok masyarakat mengembangkan simbol-simbol dan tingkah laku yang merepresentasikan pengalaman dan nasib mereka bersama. Sebagian besar tradisi diambil dari ritus agama, keyakinan, dan norma bertingkah laku. Pemimpin yang menekankan nilai tradisi bertujuan untuk menjaga adanya penghargaan, komitmen, dan penerimaan terhadap kebiasaan, tradisi, adat istiadat, atau agama. Mereka menekankan sikap rendah hati, pengabdian, menerima posisi hidup, jalan tengah, serta hormat pada tradisi.
- Konformitas. Tujuan dari pemimpin yang mementingkan tipe nilai ini adalah pembatasan terhadap tingkah laku dan kungkungan terhadap dorongan-dorongan individu yang dipandang tidak sejalan dengan harapan atau norma sosial. Mereka berusaha untuk mengurangi perpecahan sosial saat interaksi atau ketika fungsi kelompok tidak berjalan dengan baik. Pemimpin yang menekankan nilai ini mengutamakan kesopanan, kepatuhan, penghormatan pada orang tua, serta disiplin diri.
- Keamanan (Security). Tujuan pemimpin dengan nilai ini adalah mengutamakan keamanan, harmoni, stabilitas masyarakat, hubungan antar manusia, dan hubungan dengan diri sendiri. Asal nilai ini merupakan pencapaian dari dua minat, yaitu minat sebagai individual dan sebagai bagian dari komunitas. Wujud nilai khusus yang termasuk tipe nilai ini adalah keamanan nasional, tatanan kemasyarakatan, kebersihan, kesehatan, saling membantu, keamanan keluarga, dan rasa tergabung/berafiliasi.
Keseluruhan
nilai-nilai diatas masih dapat diklasifikasikan dengan lebih sederhana sebagai
berikut:
- Nilai-nilai yang menekankan keluhuran
- Nilai-nilai yang menekankan tradisi dan kelanggengan
- Nilai-nilai yang menekankan keunggulan dan
- Nilai-nilai yang menekankan ekplorasi.
Apa
gunanya pemetaan di atas?
Untuk
memperjelas nilai yang dianut seorang pemimpin. Dengan jelas dimana ia
berdiri ia dapat menjadi peka atas biasnya dan bias orang lain. Pemimpin yang
memiliki sensitivitas adalah orang yang tahu dengan jelas nilai-nilai yang
dianutnya dan bersedia untuk merombaknya dimana perlu. Ia dengan mudah juga
menjadi peka atas nilai-nilai yang dimiliki orang lain, baik nilai yang berbeda
maupun yang sama dengan nilai-nilai yang ia anut.
Peka
pada Harga diri
Gambaran
seorang pemimpin tentang dunia dan nilainya akan menentukan sensitivitas
dirinya. Namun masih ada hal lain yang ikut berpengaruh, yaitu gambar diri dan
harga diri. Gambar diri adalah pemahaman pribadi akan diri seseorang yaitu
hal-hal apa yang akan membuatnya semakin merasa berharga atau tidak. Gambar
diri ini juga akan mempengaruhi konsep seorang pemimpin mengenai harga dirinya.
Bila ia menggambarkan dirinya sebagai seorang cendekiawan, hal-hal yang
meningkatkan harga diri ini mungkin adalah buku-buku yang dibaca dan
ditulisnya, seminar yang dihadiri, dan riset-riset yang telah ia lakukan.
Harga
diri mempengaruhi seorang pemimpin dalam menentukan hal-hal yang di-anggapnya
mempermalukan dirinya atau sebaliknya hal-hal yang membuatnya merasa semakin
dihormati. Dalam bentuk yang sempit, seringkali harga diri merupakan hal yang
sangat subyektif atau primordial. Akibatnya, orang yang memiliki konsep harga
diri yang sempit mudah tersinggung, siap mati, dan mengadu nyawa demi menjaga
harga dirinya. Sebaliknya, seorang pemimpin yang arif dan memiliki konsep
gambar diri yang luas, melihat bahwa kemampuan untuk berlaku bijak merupakan
hal utama dalam menambah harga dirinya.
Bagi
orang yang mengerti peranan diri dan statusnya dalam dunia, faktor-faktor
pendukung peningkatan harga dirinya tidak akan sama dengan orang lain. Harga
diri yang sempit merupakan batasan konsep yang ditentukan persepsi pemiliknya
terhadap sikap orang lain padanya, sedangkan harga diri yang luas ditentukan
oleh kendali kejiwaan pribadi orangnya.
Kebutuhan
adalah kesenjangan antara persepsi akan kondisi yang seharusnya dibandingkan
dengan keadaan nyata. Atas pengaruh harga diri, dapat timbul kebutuhan bendawi
atau kebutuhan emosional, kebutuhan pengalaman tertentu, dan kebutuhan
spiritual yang bila dicapai akan memperkuat harga diri tadi. Dengan demikian,
sebagian besar kebutuhan dipengaruhi harga diri. Pengenalan akan ambisi
seseorang akan menolongnya menjadi sensitif terhadap segala akibat dari
ambisinya serta memampukannya mengenali ambisi orang lain juga.
Ambisi
Sehat dan Tak Sehat
Ambisi
yang sehat adalah ambisi yang bila tercapai menghasilkan hal yang baik, tidak
hanya bagi sebagian besar anggota masyarakat, tetapi juga bagi si pemilik
ambisi tadi. Ambisi yang sehat juga merupakan ambisi yang sesuai dengan kodrat
manusiawi Kodrat manusia, hadir di dunia untuk memenuhi suatu tugas tertentu
yang diberikan Penciptanya, merujuk pada pemberianNya akan pemenuhan sebuah
proses, yaitu transformasi. Sebaliknya suatu ambisi yang tidak sehat seringkali
menghasilkan efek samping yang merugikan semua pihak, bahkan mencegah tugas tadi
terselesaikan. Akibatnya, orang yang ia sayangi atau masyarakat di sekitarnya
menjadi penderita efek samping tadi, entah berupa stagnasi, atau kehancuran.
Peka
pada Keserasian Kebutuhan dengan Gambar diri Pakhom, seorang petani di
Rusia merasa jengkel karena orang lain lebih berhasil daripadanya. Ia merasa
dirinya sangat miskin. Rumahpun tidak dimilikinya. Seringkali ia mengeluh,
"Kalau saja ia memiliki sepetak tanah dan bukan hanya bekerja sebagai
penggarap ladang orang …" Aku ingin punya rumah.
Daftarkan hal-hal yang Anda rasa tidak
selaras dalam diri Anda, yaitu antara gambar hidup, gambar diri, nilai, dan
ambisi serta visi Anda.
|
…………..………………………………………..……………………………
……………..……………………………………..……………………………
……………..……………………………………..……………………………
……………..………………………………………..…………………………
|
Sebelum
mencari contoh teladan orang yang berambisi dan berhasil, atau mencari berbagai
ilmu tentangnya, terlebih dulu kita perlu memeriksa diri atas semua pemberian
yang sudah dimiliki dan yang masih belum lengkap, serta arah yang Sang Pencipta
ingin kita tempuh.
Renungkan cerita di atas, hubungkan dengan
keseluruhan apa yang telah Anda pelajari dan catat di sini apa yang Anda akan
ubah dengan diri Anda:
|
…………..………………………………………..……………………………
……………..……………………………………..……………………………
……………..……………………………………..……………………………
……………..………………………………………..…………………………
|
Selamat
merenung. Apakah Anda memiliki AURA seorang Pemimpin?
keren pak tulisannya,.. :)
ReplyDelete