KULIAH PUBLIK: Ternyata, Daur Ulang Sudah Dikenal Sejak Zaman Batu

SOSIAL MEDIA

PIKIRKAN YANG BAIK ~ o ~ LAKUKAN YANG TERBAIK ~ o ~ Ini Kuliah MetodeCHAT ~ o ~ Cepat_Hemat_Akrab_Terpadu ~ o ~ Silahkan Membaca dan Berkomentar

Ketahui Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Bisnis Anda Terkini

  Baru-baru ini, pemerintah telah mulai melonggarkan mobilitas seiring menurunnya kasus covid-19. Sementara pada Juli hingga awal Agustus ek...

Wednesday, January 31, 2018

Ternyata, Daur Ulang Sudah Dikenal Sejak Zaman Batu

Perilaku modern yang masih diperdebatkan.

Perilaku modernitas adalah sebuah istilah yang digunakan dalam antropologi, arkeologi dan sosiologi untuk mengacu kepada sebuah kumpulan sifat yang membedakan manusia sekarang dengan nenek moyangnya semenjak berkembangnya primata dan punahnya hominid lainnya. Ini adalah titik dimana Homosapiens mulai menunjukkan kebergantungan pada pemikiran simbolik dan menunjukkan kreatifitas kultural. Perkembangan ini sering dihubungkan dengan asal mula bahasa.

Ada dua teori utama mengenai kapan perilaku manusia modern muncul. Satu teori memegang bahwa perilaku modernitas terjadi secara tiba-tiba sekitar 50 kya (50.000 tahun lalu) saat prasejarah, kemungkinannya disebabkan oleh mutasi genetis yang besar atau sebagai akibat dari reorganisasi pada otak secara biologis sehingga mengakibatkan munculnya bahasa alami pada manusia modern.  Pendukung dari teori ini mengacu pada kejadian tersebut sebagai Great Leap Forward (Loncatan Besar Kedepan)  atau Upper Paleolithic Revolution (Revolusi Paleolitik Atas).

Teori kedua memegang bahwa tidak pernah ada satupun revolusi teknologi atau kognitif. Pendukung dari pandangan ini beralasan bahwa perilaku manusia modern adalah hasil dari akumulasi bertahap dari pengetahuan, ketrampilan dan kultur yang terjadi selama ratusan atau ribuan tahun selama evolusi manusia.  Pendukung dari teori ini termasuk Stephen Oppenheimer dalam bukunya Out of Eden, dan John Skoyles dan Dorion Sagan dalam bukunya Up from Dragons: The evolution of human intelligence.

Perilaku manusia modern diobservasi dalam  ang merupakan elemen penting yang dimiliki oleh semua grup masyarakat selama sejarah kemanusiaan. Contoh dari elemen yang dianggap universal kultural adalah bahasa, agama, seni, musik, mitos, memasak, permainan, dan lelucon. Beberapa sifat tersebut membedakan Homo sapiens dari spesies lainnya dengan tingkatan tersendiri dalam kultur berbasis bahasa, beberapa memiliki analogi dalam etologi hewan. Karena universal kultural ditemukan disemua kultur termasuk kelompok pribumi yang paling terisolasi, ilmuwan percaya bahwa sifat tersebut pastilah berevolusi atau diciptakan di Afrika sebelum terjadinya persebaran.

Bukti klasik berdasarkan akses arkeologis dari perilaku modernitas termasuk: alat memancing yang dibuat secara halus (bagus). Bukti adanya perdaganan jarak jauh atau barter antara grup-grup. Penggunaan sistematik dari pigmen (seperti ochre) dan perhiasan untuk mendekorasi atau hiasan diri seni figuratif (lukisan gua, petroglyph, arca). Permainan dan musik. Makanan yang dimasak dan di bumbui bukan dimakan secara mentah. Pemakaman

Definisi yang lebih singkat dari bukti diatas adalah perilaku B: blades (pisau), beads (hiasan), burials (pemakaman), bone toolmaking (perkakas tulang), dan beauty (keindahan).
Great Leap Forward (Loncatan Besar Kedepan) beralasan bahwa loncatan besar kedepan terjadi sekitar antara 50-40 kya di Afrika atau Eropa. Mereka menyatakan bahwa manusia yang hidup sebelum 50 kya secara perilaku bersifat primitif dan tidak terbedakan dengan hominid punah lainnya seperti Neanderthal atau Homo erectus. Pendukung dari pandangan ini mendasarkan bukti pada melimpahnya artifak yang kompleks, seperti karya seni dan perkakas tulang pada Paleolitik Awal, yang muncul pada catatan fosil setelah 50 kya. Mereka beralasan bahwa artifak tersebut tidak tercatat sebelum 50 kya, yang mengindikasikan bahwa hominid awal tidak memiliki kemampuan kognitif yang dibutuhkan untuk membuat artifak tersebut.

Jared Diamond menyatakan bahwa manusia pada kultur Acheulean dan Mousterian hidup secara statis, mengalami sedikit perubahan kultur. Hal ini diikuti oleh berkembangnya perkakas yang bagus, senjata yang canggih, pahatan, lukisan gua, perhiasan badan, dan perdagangan jarak jauh. Manusia juga berkembang menjadi penghuni lingkungan sampai sekarang, seperti Australia dan Eurasia utara. Loncatan Besar Kedepan bersamaan dengan punahnya Neanderthals, dan telah diusulkan bahwa interaksi Cro-Magnon dengan Neanderthals menyebabkan kepunahan tersebut. Berdasarkan model tersebut, munculnya manusia modern secara anatomi mendahului munculnya perilaku manusia modern sekitar lebih dari 100 kya.

Pendukung dari hipotesis berkelanjutan mempercayai bahwa tidak ada satupun perubahan genetis atau biologis yang bertanggung jawab terhadap munculnya perilaku modern. Mereka berpendapat bahwa perilaku manusia modern adalah hasil dari sosialkultural dan evolusi sosialbiologikal terjadi lebih dari ratusan atau ribuan tahun. Analogi yang terkenal yaitu sebuah perbandingan dengan revolusi industri, di mana sebuah perubahan radikal dari sekumpulan ide-ide datang bersamaan untuk secara drastis merubah perilaku dan hidup manusia hanya dalam ratusan tahun atau lebih, walaupun tidak ada perubahan dalam anatomi dan biologi.

Pendukung Teori Berkelanjutan melandasi pernyataan mereka pada bukti dari aspek perilaku modern yang dapat dilihat dalam Zaman Batu Pertengahan (sekitar 250 - 50 kya) di sejumlah situs di Afrika dan Levant. Contohnya, ritual pemakaman dengan barang-barang di kuburan di Qafzeh terjadi pada Zaman Batu Pertengahan (ZBP) sekitar 90 kya. Penggunaan pigmen telah tercatat di beberapa situs ZBP di Afrika berumur lebih dari 100 kya.
Pendukung Teori Berkelanjutan percaya bahwa apa yang tampak sebagai sebuah revolusi teknologi pada permulaan Paleolitik Atas adalah lebih mungkin sebagai hasil dari meningkatnya pertukaran antar kultur sebagai akibat dari berkembangnya populasi manusia  Alasan lainnya adalah bahwa percepatan dari evolusi kultural selama pergantian Paleolitik Atas mungkin dipicu oleh kondisi lingkungan yang merugikan seperti kekeringan yang timbul dari maxima glasial.  Mereka membantah bahwa modernitas anatomi mendahului perilaku modernitas, dan menyatakan bahwa perubahan pada anatomi manusia dan perubahan perilaku terjadi secara bertahap. Penemuan dari Curtis Marean dan teman-temannya terhadap alat pancing dan perilaku simbolik yang berumur 164.000 tahun di pantai Afrika selatan didalilkan mendukung analisis ini.

Daur Ulang di Zaman Modern

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitat Rovirai Virgili dan Catalan Institute of Human Paleoecology and Social Evolution, Spanyol, mengungkapkan bahwa manusia dari era Upper Paleolithic sudah melakukan daur ulang terhadap peralatan batu mereka untuk digunakan sebagai alat lain. Studi ini dilakukan berdasarkan pengamatan pada artefak hangus yang ditemukan di kawasan Moli del Salt di Tarragona, Spanyol. Sebelumnya, daur ulang terhadap perangkat batu zaman pra sejarah sulit dilacak karena tidak ada rekaman arkeologis. Namun, setelah ditemukan bukti, seperti pada laporan yang dituangkan di jurnal Archaeological Science, tampaknya praktek itu dimungkinkan.
Manuel Vaquero, peneliti dari Universitat Rovira I Virgili memaparkan bahwa Ini merupakan kali pertama sebuah studi sistematik seperti ini dilakukan. Untuk mengidentifikasi daur ulang, sangatlah penting untuk membedakan dua tahap pembuatan sebuah benda. Saat sebelum dia dibentuk dan saat sesudahnya. Kedua bentuk dipisahkan oleh sebuah interval di mana benda itu telah mengalami modifikasi. Dalam studinya, para arkeolog menemukan banyak sisa-sisa pembakaran di Moli del Salt yang diperkirakan berasal dari era Upper Palaeolithic, sekitar 13 ribu tahun lalu. Para pakar menyatakan, pemilihan artefak sisa pembakaran dilakukan karena mereka bisa menginformasikan dengan mudah apakah mereka telah dimodifikasi setelah dikenai api.
Dari penelitian yang dilakukan, terindikasi bahwa praktek daur ulang terhadap alat-alat sehari-hari merupakan tindakan yang jamak dilakukan di masa tersebut. Perangkat daur ulang sendiri lebih banyak digunakan untuk aktivitas domestik dan tampaknya terkait dengan kebutuhan alat yang mendesak. Sayangnya, praktek daur ulang ini tidak terdokumentasi dalam catatan sejarah, seperti halnya pendokumentasian artefak-artefak lain. Menggunakan peralatan yang didaur ulang membuat manusia-manusia tersebut tidak perlu bepergian jauh dari perkampungan mereka demi mencari bahan baku untuk alat-alat yang mereka butuhkan. Mereka cukup memakai peralatan-peralatan yang ditinggalkan oleh kelompok-kelompok lain yang pernah menghuni kawasan tertentu.
Meski demikian, saat menganalisa situs arkeolog tersebut, Vaquero dan timnya mengingatkan bahwa manusia yang menempati kawasan Moli del Salt bisa saja telah membawa benda-benda daur ulang tersebut dari tempat mereka pertama kali menemukannya. Ada kemungkinan juga bahwa mereka melakukan penggalian atau menyingkirkan sedimen saat mencari alat-alat yang mereka butuhkan itu,” ucapnya.

SUMBER :
National Geographic Indonesia

No comments:

Post a Comment

Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.