Plato adalah filsuf yang berasal dari Yunani. Ia dikenal dengan filsuf yang kedua setelah Socrates. Plato adalah murid kesayangan dari Socrates sehingga kebanyakan dari karya-karyanya adalah Socrates sebagai peserta utama dan inspirasi bagi Plato. Plato adalah pendiri sebuah institusi pendidikan tinggi pertama di dunia Barat yang terletak di Athena yang diberi nama Akademi.
Plato
dalam karyanya banyak menggunakan dialog dan dalam menjelaskan teori ia
terkenal dengan menggunakan perumpamaan. Salah satu perumpamaan yang paling
terkenal adalah dimana ia menjelaskan teori tentang pengetahuannya melalui
perumpamaan tentang orang di gua. Perumpamaan di gua terdapat dalam buku karya
Plato yang berjudul “Republik” dalam bahasa Yunani adalah “Politeia” yang
berarti “negeri”. Buku yang berjudul Republik ini adalah karya Plato yang
paling terkenal. Perumpamaan tentang orang di gua lebih tepatnya terdapat pada
Buku VII ayat 514a-520a. Perumpamaan ini menjadi pemikiran dasar dari filsafat
Plato yang tak lepas dari Socrates.
Dalam
perumpaan ini diceritakan terdapat sebuah gua, di dalam gua itu terdapat
beberapa tahanan yang diikat dan mereka menghadap ke belakang dinding gua.
Dikatakan bahwa mereka telah ada dan berada dalam gua itu seumur hidup mereka.
Mereka tidak bisa bergerak dan mereka tidak bisa melihat kemana-mana, mereka
hanya bisa melihat ke depan saja. Namun mereka dapat melihat bayangan-bayangan
yang ada di belakang dinding gua. Mereka dapat melihatnya karena terdapat
sebuah api yang berkobar di depan, di lubang masuk gua. Mereka dapat melihat
bayangan orang yang berjalan berlalu lalang di luar gua dengan melihat bayangan
yang dipantulkan oleh api ke dinding gua. Mereka juga dapat mendengar
suara-suara yang menggema di dalam gua.
Suatu
hari salah satu tahanan dilepaskan dan dipaksa untuk keluar melihat sumber dari
bayangan yang mereka lihat. Pada awalnya cahaya api yang tidak biasa dilihatnya
membuat matanya silau sehingga tawanan ini lebih suka melihat bayangannya saja.
Namun dengan berjalannya waktu tawanan ini mulai terbiasa dengan cahaya api.
Akhirnya tawanan ini keluar dan melihat matahari yang disimbolkan sebagai
kebenaran. Kemudian tawanan ini kembali untuk membebaskan teman-temannya namun
teman-temannya justru membunuh tawanan ini daripada mengucapkan terima kasih
karena mereka menganggap tawanan ini telah merusak ilusi mereka.
Perumpamaan
tentang gua ini sangat erat hubungannya dengan Teori Formulir Plato. Teori
Formulir Plato ini membahas mengenai ide, menurut Plato, ide tidak diciptakan
dan bergantung pada pemikiran manusia. Melainkan pikiran manusialah yang
bergantung pada ide. Plato menjelaskan bahwa ide berdiri sendiri di luar
pemikiran manusia. Plato juga menyatakan bahwa jika ide-ide tersebut terhubung
dan mencapai puncaknya yang paling tinggi maka Plato menyebutnya dengan ide
yang indah yaitu ide yang melampaui segala ide yang ada.
Plato
membagi dua dunia menjadi dua jenis yaitu Dunia Ide dan Dunia Indrawi. Dunia
Ide adalah dunia yang terbuka terhadap ratio kita, oleh karena itu Plato
menyatakan dalam dunia ini tidak ada perubahan karena semua ide bersifat abadi
dan dan dapat diubah. Sedangkan Dunia Indrawi adalah dunia dimana mencakup
benda-benda secara fisik, jasmani, nyata dan konkret. Benda-benda yang dimaksud
adalah benda-benda yang dapat kita rasakan dan kira ketahui dengan menggunakan
kelima alat indera yang dimiliki manusia. Menurut Plato, dunia indrawi adalah
layaknya sebuah refleksi atau bayangan-bayangan dari dunia ideal. Itu semua
dikarenakan dunia indrawi dapat berubah dan karena semua yang ada dalam dunia
jasmani adalah fana, dapat rusak, dapat mati dan dapat hilang.
Plato
juga membagi dua hal yang sangat kontras dan hal ini masih berhubungan dengan
teori di atas. Plato membagi dua hal yaitu bentuk dan materi. Menurut Plato ide
termasuk dalam bentuk menurutnya materi hanyalah bayangan dari bentuk itu
sendiri. Dimana indrawi juga adalah materi yang dapat berubah.
Plato
mengatakan bahwa pengetahuan dapat dicapai dengan melihat dua karakteristik
sebagai berikut.
Pertama, pengetahuan harus pasti, mutlak dan
sempurna.
Kedua, pengetahuan harus mempunyai dan sebagai objek yang harus
benar-benar nyata tidak hanya contras pada wujudnya saja, karena dunia ideal
dan nyata bertentangan dengan dunia jasmani dan fisik.
Namun
konsekuensi dari pandangan Plato yang menolak empirisme bahwa pernyataan
mengenai pengetahuan didapatkan dari pengalaman yang masuk akal. Dimana objek
dari pengalaman yang masuk akal itu sendiri dapat berubah dan tidak sesuai
untuk menjadi objek dari pengetahuan yang seharusnya tidak berubah.
Plato
membedakan dua tingkat kesadaran yaitu pengetahuan dan pendirian. Sehingga
dunia dari bentuklah yang dapat menjadi objek yang tepat akan pengetahuan.
Karena Tuhan menciptakan bentuk itu sendiri dan dari bentuk ataupun wujud
muncul materi. Jika materi telah dikuasai maka wujud dapat muncul. Prinsip
Plato adalah materi itu tidak sempurna, materi harus ditegakkan. Karena dalam
dunia materi kekacauan adalah alami. Plato juga mengusulkan bahwa pengetahuan
adalah keyakinan yang benar jika beserta nilai.
Jadi
dapat disimpulkan Teori Pengetahuan Plato mengungkapkan tiga pendekatan yaitu
dua diantaranya telah di bahas pada bagian sebelumnya. Tiga pendekatan itu
adalah Alegori atau perumpaan tentang gua, metafora tentang garis terbagi dan
doktrin The Formulir atau Teori Ide. Setiap teori-teori saling berhubungan,
sehinggga tidak bisa satu tanpa yang lainnya.
Teori
pengetahuan Plato juga ditunjukkan dalam The Meno. Plato mengatakan bahwa
sebenarnya kita itu tidak sedang belajar, melainkan bahwa belajar adalah proses
pengigat ataupun proses dimana kita disadarkan dan diingatkan kembali apa yang
telah lupa. Maka dari itu Plato mengatakan bahwa kita sebenarnya telah
mempelajari segala sesuatu dalam kehidupan sebelumnya, sebelum kita benar-benar
telah menjadi orang. Artinta, kita telah mempunyai semua pengetahuan kita. Teori ini dapat
disebut sebagai Teori Kenangan. Jika Plato menyimpulkan teori ini berarti
mungkin saja bahwa Plato percaya akan namanya “Reinkarnasi”.
Karena Plato adalah
murid Sokrates sehingga pengaruh Sokrates dalam teori pengetahuan Plato juga
sangat terperngaruh. Dalam arti Sokrates, pengetahuan adalah universal (berlaku
untuk semua) dan itu tergantung pada konsep-konsep. Dan, jika kita lebih mengeksplorasi,
konsep tergantung pada alasan. Pengetahuan adalah pemahaman yang lengkap dalam
dirinya sendiri. Plato juga tidak berbeda dari titik Socrates bahwa
"Pengetahuan adalah konsep," universal dan sama-sama benar untuk
semua. Semua teori-teorinya itulah yang mengagumkan dan lain dari
pemikiran-pemikiran menyebabkan Plato disebut sebagai “Filsuf
Kedua”. Kemudian setelah Plato meninggal teori plato akan dibawa oleh murid
Plato sendiri yang bernama Aristoteles.(by Celine Steven Nagara)
No comments:
Post a Comment
Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.