Jenius?
Secara singkat, makna dari kata "Genius" atau "Jenius"
adalah seseorang dengan kapasitas kecerdasan di atas rata-rata. Tetapi, tidak
semua kejeniusan manusia itu sama. Sayangnya, masyarakat sekitar kita melihat
kapasitas ‘Jenius’ tersebut hanya dalam nilai akademik.
Contoh nyata, sebut saja Pablo Picasso dan Albert Einstein. Kebanyakan orang sudah sering mendengar kedua nama ini, Pablo Picasso sebagai pelukis ternama dunia dan Albert Einstein sebagai ilmuwan ternama dunia. Apabila kita hanya melihat dari sisi bidang fisika, Albert Einstein adalah seseorang yang sangat jenius tapi Pablo Picasso mungkin tidak pernah akan dapat disebut jenius dalam bidang ini. Berbeda halnya jika kita melihat dari sisi kesenian lukisan. Namun kedua orang ini nyatanya memang adalah 2 orang yang jenius hanya saja dalam bidang masing-masing mereka sendiri.
Contoh nyata, sebut saja Pablo Picasso dan Albert Einstein. Kebanyakan orang sudah sering mendengar kedua nama ini, Pablo Picasso sebagai pelukis ternama dunia dan Albert Einstein sebagai ilmuwan ternama dunia. Apabila kita hanya melihat dari sisi bidang fisika, Albert Einstein adalah seseorang yang sangat jenius tapi Pablo Picasso mungkin tidak pernah akan dapat disebut jenius dalam bidang ini. Berbeda halnya jika kita melihat dari sisi kesenian lukisan. Namun kedua orang ini nyatanya memang adalah 2 orang yang jenius hanya saja dalam bidang masing-masing mereka sendiri.
"Setiap orang itu jenius, tapi jika Anda mengecap sebuah ikan akan kemampuannya dalam memanjat pohon, maka seumur hidupnya ia akan mempercayai bahwa dirinya itu bodoh." — Albert Einstein.
Sering sekali kita mendengar orang-orang mengkategorikan orang lain berdasarkan kepintarannya, dimulai dari orang bodoh, biasa saja, hingga jenius. Pada kenyataannya, persepsi seperti itu tidaklah benar karena semua orang itu jenius termasuk diri Anda hanya dalam cara yang berbeda.
Apa Jenius Yang Anda miliki ?
Sebagai pendiri Apple Alm. Steve Jobs, disebut satu tokoh yang jenius dan pemimpin berkarisma. Dengan berbagai produk visionarisnya, ia membawa peradaban teknologi telepon genggam menjadi suatu kemajuan terbesar di tahunnya. Namun Jenius seperti apakah Steve Jobs itu? Menurut seorang ahli biografi ternyata Steve Jobs tidak memiliki jenis kejeniusan yang dapat dikatakan luar biasa, ia hanya dikategorikan memiliki kepintaran rata-rata. Nah, kalau begitu, bagaimana ia memanfaatkan kepintaran intrapersonalnya membuat dirinya menjadi seorang jenius? Oleh karena itu, penting sekali untuk kita mengetahui pada kecerdasan manakah kita lebih baik dibandingkan orang-orang sekitar kita.
Seorang
psikolog ternama, Howard Gardner menjelaskan bahwa kepintaran atau kecerdasan
manusia yang sering disebut sebagai jenius itu, dapat dibagi menjadi 9 tipe
kecerdasan.
- Kecerdasan Logik Matematik: Kemampuan seseorang dalam mengatur, mengukur, dan memahami simbol numerik, abstraksi dan logika. Kepintaran inilah yang biasanya diukur secara akademis di sekolah-sekolahan.
- Kecerdasan Linguistik: Kemampuan pengolahan bahasa baik dalam hal pemahaman atau implementasinya secara tertulis ataupun lisan. Sama halnya denga kepintaran logik matematik, kepintaran ini juga biasanya diukur secara akademis
- Kecerdasan Visual Spasial: Diartikan sebagai kemampuan untuk mempersepsikan dunia visual dan bagaimana hubungan posisi satu benda dengan yang lain. Hal ini mungkin terdengar agak membingungkan, namun singkatnya dapat dijelaskan sebagai kepintaran terkait melukis, memecahkan puzzle, fotografi dan sejenisnya.
- Kecerdasan Kinestestik: Kemampuan yang terkaitkan atas bagaimana seseorang memanfaatkan anggota tubuhnya dalam sebuah cara yang terampil. Di sinilah para atlit olahraga fisik termasuk ahli pantonim unggul dibandingkan orang-orang lainnya.
- Kecerdasan Musikal: Sebagaimana namanya, kecerdasan ini adalah mengenai kemampuan seseorang mengenali dan menciptakan nada, ritme, dan pola suara hingga apa yang kita kenal sebagai "musik."
- Kecerdasan Intrapersonal: Menjelaskan mengenai seberapa tinggi tingkat kesadaran diri yang dimiliki seseorang. Dimulai dari menyadari kelemahan, kekuatan, hingga perasaan dirinya sendiri. Seorang pemimpin yang sukses setidaknya pasti memiliki kecerdasan interpersonal yang cukup baik baik untuk perkembangan diri ataupun visi kesuksesan mereka.
- Kecerdasan Interpersonal: Berlawanan dengan kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain dimulai dari memahami perasaan orang lain hingga kemampuan mempengaruhi orang tersebut.
- Kecerdasan Naturalis: Merupakan kategori kecerdasan tambahan yang berkaitan dengan kemampuan mengolah informasi lingkungan baik alam ataupun lingkungan sekitar Anda. Contoh sderhana adalah Anda suka di alam bebas, berelasi dengan hewan, atau lebih lanjut lagi dapat meklasifikasikan kehidupan liar seperti tumbuhan dan binatang dengan mudah.
- Kecerdasan Eksistensial: Mereka yang mendalami teori kecerdasan ini menyarankan bahwa seharusnya ada tambahan kategori kecerdasan lainnya yang berkaitan dengan kesadaran beragama dan spiritual.
Tapi
walaupun diri Anda lebih ahli dalam kecerdasan yang satu dibandingkan yang
lain, perlu diketahui bahwa sebenarnya semua manusia memiliki semua 9
kecerdasan ini hanya dalam taraf yang berbeda. Yang satu mungkin ahli melukis,
sedangkan yang lain mungkin ahli dalam perhitungan matematis. Kesadaran
Diri adalah Rahasia Kesuksesan Seorang Pemimpin. Cobalah selalu hal-hal baru dan mungkin saja Anda akan menemukan inspirasi hidup yang
baru. Seberapa besar kesadaran diri yang dimiliki seseorang dapat menentukan
bagaimana ia meraih kesuksesan dan memiliki kualitas kepemimpinan lainnya.
Ternyata semua pemimpin yang sukses memiliki 1 rahasia besar yang dapat
ditemukan secara bersamaan, yaitu kesadaran diri.
Kesadaran diri sangat penting dalam kesuksesan.
Sebelum
kita membahas bagaimana kesadaran diri dapat menjadi rahasia kesuksesan semua
pemimpin, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui apa sih yang dimaksud
dengan kesadaran diri itu? Secara singkat, kesadaran diri adalah kemampuan
seseorang untuk mengenali serta menginstropeksi dirinya sendiri yang secara
umum mencakup akan kelebihan, kekurangan, motivasi, kepercayaan, dan emosi.
Lebih
lanjut lagi mereka yang memiliki kesadaran diri tinggi juga dapat menyadari
orang lain dengan menempatkan diri mereka di posisi orang lain, untuk menilai
bagaimana orang lain mempersepsikan diri mereka. Tentu jika dijabarkan lebih
lanjut lagi, penjelasan dari kesadaran diri sangatlah panjang tapi yang ingin
kita bahas di sini bukanlah itu, melainkan bagaimana kesadaran akan diri
sendiri dapat membantu seseorang menjadi pemimpin yang sukses.
Secara
sekilas kesadaran diri bukanlah kapasitas yang terlihat, seperti contohnya
visi, karisma, kemampuan komunikasi, dan pemikiran strategis. Walaupun begitu
kesadaran diri merupakan pendorong kualitas kepemimpinan untuk berkembang.. Ia
dapat diibaratkan sebagai sebuah roda gigi kecil yang mendorong roda gigi besar
lainnya untuk bergerak. Alasannya adalah mereka yang tidak memiliki kesadaran
diri dapat diibaratkan sebagai seorang pria egois yang berpikiran bahwa dirinya
telah berdiri di puncak tertinggi dunia, padahal di belakangnya secara jelas
masih banyak puncak yang lebih tinggi di sekitarnya. Mudahnya adalah bagaimana
bisa seseorang yang tidak mengetahui kekurangan dirinya, mengembangkan dirinya
lebih jauh?
Salah
satu kelebihan kesadaran diri adalah bagaimana Anda bisa mengetahui keunikan
diri Anda termasuk kekurangan diri Anda. Dengan mengetahuinya, maka Anda akan
terus berusaha mengembangkan diri Anda, belajar lebih banyak, dan pada akhirnya
meraih kesuksesan. Bahkan dengan mengetahui keunikan Anda, maka Anda akan dapat
mengembangkan keunikan Anda hingga membuatnya menjadi kelebihan yang hanya
dimiliki Anda sendiri.
Salah
satu kualitas yang paling sering diasosiasikan dengan manajemen dan
kepemimpinan adalah mengenai seberapa otoritatif, tegas, serta suka mengontrolkan
pemimpin tersebut. Sebagai contoh, jika seorang pemimpin dinilai sebagai
seseorang yang egois di mata karyawannya dan ia tidak mau menyadari hal
tersebut, maka hingga akhir hidupnya ia akan menjadi pemimpin yang egois.
Untuk
mengembangkan kapasitas kesadaran diri bukanlah sesuatu yang mudah. Terkadang
walaupun kita diberitahukan kekurangan ada di diri kita, kita tidak mau , yang
biasanya muncul dalam bentuk kritik.
Salah
satu alternatif yang paling sering ditemui untuk melatih kesadaran diri
seseorang adalah menggunakan teknik Johari Window. Johari Window adalah sebuah
teknik psikologi yang dapat membantu seseorang untuk mengerti hubungan dengan
diri dan orang lain. Biasanya digunakan dalam bentuk kelompok karena kelebihan
dari Johari Window adalah ia juga menjabarkan secara langsung bagaimana orang
lain memandang diri Anda. Jika
ide dari Johari Window terdengar terlalu menyulitkan Anda maka cara termudah
adalah mendapatkan umpan balik mengenai diri Anda dari orang yang mengenal
Anda. Baik dari teman, keluarga, saudara, hingga klien Anda. Dengan mengetahui
apa kekurangan Anda di mata orang lain, lalu berusaha menyempurnakannya, maka
itu adalah langkah penting Anda menjadi pemimpin yang sukses.
Di
luar sana, ada banyak sekali media yang menawarkan berbagai bentuk pengujian
yang dapat digunakan untuk membantu Anda dalam meningkatkan kesadaran diri. Di
Internet, Anda dapat menemukan banyak sekali kuis sederhana hingga tes
psikologi kompleks yang dapat membantu diri Anda terkait hal ini. Terkadang
karena berbagai alasan, kita tidak mau melihat apa yang sudah ada di depan mata
kita. Baik karena kita benar-benar tidak tahu atau tidak mau tahu. Mungkin yang
Anda butuhkan hanyalah mencoba introspeksi diri dan menilai apa saja sih
karakter, kelebihan, kekurangan, dan diri Anda di mata orang lain. Jadi
mulailah menyadari siapa diri Anda yang sebenarnya dan jadilah orang yang lebih
sukses dalam arti kata sebenarnya.
Kekuatan
Sukses Ditemukan dalam Pikiran Optimis
Ternyata
orang-orang sukses di dunia telah membuktikan kekuatan dari berpikir secara
optimis ini. Sayangnya tidak sedikit orang yang mengartikan kata ini sebagai
keras kepala. Padahal, kekuatan dari berpikir positif tidaklah bisa diremehkan.
Berpikir
secara positif adalah salah satu aset terbesar yang dapat dimiliki seseorang.
Dalam berbagai situasi baik dalam situasi dimana kita sedang marah ataupun
ketakutan, tidaklah jarang kita mendengar nasihat untuk selalu tenang dan
menilai segala sesuatu dengan pikiran dingin. Nasihat itu terbukti bukanlah
sesuatu yang hanya omong kosong belaka.
Sebaliknya,
berpikir negatif tidak akan membantu kita dalam mengambil keputusan, bahkan
malah dapat memperburuk keadaan. Misalkan karena alasan tertentu Anda sedang
berjalan-jalan di hutan dan tiba-tiba saja seekor harimau melompat ke depan
Anda. Otak Anda akan secara cepat merespon yakni rasa takut yang mungkin
disertai rasa panik. Itu adalah perasaan negatif, Karena rasa takut dan panik
seperti itu maka Anda akan langsung lari ke arah yang berlawanan dari si
harimau. Padahal mungkin saja jika Anda berpikir dengan tenang maka ada banyak opsi
seperti memanjat pohon, mengambil kayu, dan berbagai opsi lainnya untuk melawan
seekor harimau. Sayangnya, Anda yang merasa takut hanya berlari tanpa peduli
akan hal-hal yang ada di sekitar Anda.
Contoh
paling sederhana lainnya adalah saat Anda memutuskan untuk menyelesaikan
pekerjaan Anda. Tapi karena Anda berpikir pekerjaan tersebut tidak akan
berakhir baik maka ada kemungkinan Anda akan berhenti di tengah jalan. Padahal
mungkin saja jika Anda menyelesaikan pekerjaan tersebut, Anda akan mendapatkan hasil
yang sangat memuaskan. Pikiran negatif mencegah Anda mempertimbangkan berbagai
alternatif yang ada dan membuat Anda hanya fokus ke pikiran negatif tersebut,
seperti rasa panik, marah, stres, ketakutan, dan seterusnya.
Pikiran
manusia itu mengagumkan.
Banyak
orang mengatakan ini adalah contoh dari hukum ketertarikan (law of attraction)
di dunia, yakni sebuah konsep kepercayaan dimana apa yang kita pikirkan pada
akhirnya akan benar-benar menjadi hidup kita ke depannya. Sebenarnya hukum
ketetarikan ini hanyalah istilah yang menunjukkan betapa kuatnya pikiran
manusia baik dalam hal berpikir negatif atau berpikir secara positif. Contoh
nyata dapat kita lihat di produk-produk yang ada di sekitar kita. Apabila Bill
Gates adalah seseorang yang selalu berpikir negatif maka ia tidak akan menjadi
orang terkaya di dunia, Jika Steve Jobs adalah seseorang yang pesimis maka
iPhone atau Apple tidak akan pernah ada, Jika Mark Zuckerberg adalah orang yang
berpikir negatif maka Facebook tidak akan pernah ada. Alasannya adalah karena
jika mereka semua adalah orang-orang pesimis, besar kemungkinan mereka akan
keluar di tengah jalan saat mengembangkan produk-produk ternama dunia ini.
Melalui pikiran yang positif inilah, orang-orang sukses dunia dapat melihat
kelebihan dari produk mereka dan bagaimana produk-produk itu dapat mencapai
kesuksesan di ke depannya.
Manfaat
Berfikir Positif
- Kebahagiaan. Dengan pikiran yang positif, kita akan dapat merasakan perasaan yang lebih nyaman dan menyenangkan. Hal itu membawa perasaan cerah ke tubuh Anda, lebih berenergi, bahkan kesehatan Anda dapat terpengaruh dalam cara yang positif. Anda dapat membandingkan betapa lebih bahagianya Anda dibandingkan dengan orang yang selalu berpikir negatif.
- Pikiran Positif Itu Menularkan Energi Positif. Dunia ini bagaikan cermin, baik pikiran yang positif ataupun pikiran yang negatif dapat menular ke orang-orang di sekitar Anda. Contoh paling sederhana dapat terlihat dari pelayanan di kafe atau restoran. Hanya dengan ucapan terima kasih berenergi dari si kasir, Anda akan dapat merasakan perasaan yang juga positif. Bayangkan jika kasir tersebut mengucapkan kata terima kasih dengan tidak iklas? Inilah sebabnya mengapa pikiran positif sangatlah penting dalam kerjasama tim.
- Keberhasilan Dalam Kegagalan. Dunia ini sangatlah keras, Anda tidak bisa mengharapkan kesuksesan dari sekedar pikiran yang positif dan tidaklah jarang Anda akan menemukan kegagalan. Dengan berpikir positif maka Anda akan dapat melihat keberhasilan dalam kegagalan tersebut dan akhirnya meraih kesuksesan. Tahukah Anda bahwa sebelum Bill Gates menjadi orang terkaya dunia dan menjadi orang ternama sekarang ini, Bill Gates harus mengalami kegagalan dalam perusahaan yang ia dirikan sebelumnya yaitu Traf-O-Data. Walaupun begitu ia bersama dengan Paul Allens (Co-Founder dari Microsoft), tetap melihat sisi positif dari kegagalan itu dan belajar banyak hal. Paul Allens sendiri mengatakan bahwa Traf-O-Data membantu mereka mempersiapkan diri mereka untuk meluncurkan produk Microsoft yang pertama.
Sudah beranikah Anda menunjukkan kemampuan Anda yang Jenius itu?
SUMBER
:
www.tahupedia.com









No comments:
Post a Comment
Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.