KULIAH PUBLIK: Catat ini! Uang Bukan Segalanya

SOSIAL MEDIA

PIKIRKAN YANG BAIK ~ o ~ LAKUKAN YANG TERBAIK ~ o ~ Ini Kuliah MetodeCHAT ~ o ~ Cepat_Hemat_Akrab_Terpadu ~ o ~ Silahkan Membaca dan Berkomentar

Ketahui Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Bisnis Anda Terkini

  Baru-baru ini, pemerintah telah mulai melonggarkan mobilitas seiring menurunnya kasus covid-19. Sementara pada Juli hingga awal Agustus ek...

Tuesday, March 13, 2018

Catat ini! Uang Bukan Segalanya

The AURA's Man
Oleh : Parel Naibaho

'UANG' sering menciptakan polemik yang rumit dalam diskusi formal maupun informal. Pengamat dan pakar, pemerintah, lembaga/ organisasi, elit politik maupun masyarakat banyak, sering menjadikan 'uang' sebagai prioritas terdepan dalam kegiatannya. Media cetak dan media elektronik pun berperan membeberkan berbagai berita yang terkait dengan 'uang' menjadi topik yang sulit dilewatkan oleh pemirsa. Bahkan, opportunis menjadikan peristiwa seperti itu sebagai spekulasi sesaat. Hal itu sah-sah saja dalam era demokrasi yang semakin melebar sekarang ini. Paling tidak terasa betapa bangsa ini masih prihatin dengan keperdulian hidup.

Mengapa 'uang'....

Tua muda, yang kerja atau menganggur, kaya miskin, di kota atau di desa, pejabat atau masyarakat awam, apa yang kau cari? Hampir semua kalangan, bangun pagi, siang hari, mau tidur malam hari sering disuguhi kata ’uang’. Begitu nikmat rasanya kalau pembicaraan selalu dimulai, disisipkan, diakhiri dan ditutup dengan tempelan uang. Seakan uang menjadi sesuatu yang melebihi segala hal. Jangankan uang senominal Rp. 30.000,- kita sudah terbiasa mendengar, hanya karena uang Rp. 1.000,- nyawa melayang, .....atau ...'potong kuping', ......paling tidak, babak belur.

Hal ini menjelaskan bahwa pemahaman terhadap ”uang” menjadi menyesatkan. Lebih menyedihkan, hidup ini dimaknai dengan uang, pada saat mana sebagian masyarakat menganggap bahwa
  • uang sebagai ’kebutuhan’,
  • ’keinginan’ setiap orang adalah uang dan
  • ’kemampuan’ seseorang diukur dengan uang.
Seseorang bisa kehilangan jati diri karena uang, sehingga berani menjual harga diri karena tidak memiliki uang atau sebaliknya, lupa diri karena memiliki banyak uang.
Dalam sistem perekonomian modern, uang memudahkan pengukuran fenomena ekonomi karena uang berperan sebagai alat untuk menyatakan nilai, uang sebagai alat pertukaran dan alat pembayaran dimasa depan.
Uang memungkinkan produsen untuk menyewa sumberdaya ekonomi dalam rangka memperoleh barang/ jasa dan bukan sekedar untuk mendapatkan kuantitas barang tertentu. Uang adalah daya beli yang secara umum dapat diterima setiap saat untuk dibelikan barang/ jasa.
Uang memungkinkan konsumen secara individu untuk meminjamkan uang yang ditabungnya dan memungkinkan penundaan pembayaran. Sebagai penangguh pembayaran, uang berfungsi untuk penghitung dan alat tukar yang dinyatakan dalam kontrak masa depan. Uang memungkinkan konsumen untuk menunda belanjanya sampai masa yang akan datang tanpa harus kehilangan nominalnya.

Jadi, uang sepenuhnya berfungsi sebagai :
  • satuan nilai/ kekayaan (Store of Value / Value of Activa)
  • satuan alat tukar/ bayar (Medium of Exchange/ Transaction);
  • satuan hitung (Unit of Account), dan
  • standar pembayaran yang tertunda (Standard of Deferred Payment).
Inilah inti pokok teori sistem moneter modern sekarang ini. Pemilik sumberdaya ekonomi, mendistribusikan produknya sehingga menerima pendapatan dalam bentuk ’uang’ yang dapat mereka tukarkan dengan barang/ jasa yang mereka pilih sendiri. Tindakan ini menghasilkan alokasi sumberdaya yang efisien, karena para pemilik sumberdaya ekonomi akan mencari kesempatan mempergunakan sumberdaya ekonomi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum dan bukan sekedar menerima sejumlah barang/ jasa tertentu.
Para pemilik sumberdaya akan memaksimumkan kesejahteraan ekonomi mereka karena memiliki kebebasan untuk memiliki barang/ jasa yang mereka inginkan, serta kebebasan dalam menentukan kapan mereka akan membeli barang/ jasa tersebut.

Kebebasan ekonomi seperti itu tentu akan menjadi terbatas apabila barang menjadi dasar pembayaran.

No comments:

Post a Comment

Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.