KULIAH PUBLIK: 'TEORI PIKIRAN' : Bayi Bisa Baca Pikiran

SOSIAL MEDIA

PIKIRKAN YANG BAIK ~ o ~ LAKUKAN YANG TERBAIK ~ o ~ Ini Kuliah MetodeCHAT ~ o ~ Cepat_Hemat_Akrab_Terpadu ~ o ~ Silahkan Membaca dan Berkomentar

Ketahui Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Bisnis Anda Terkini

  Baru-baru ini, pemerintah telah mulai melonggarkan mobilitas seiring menurunnya kasus covid-19. Sementara pada Juli hingga awal Agustus ek...

Wednesday, June 29, 2011

'TEORI PIKIRAN' : Bayi Bisa Baca Pikiran

Di awal kehidupannya, bayi usia tujuh bulan telah memiliki kemampuan memahami  perspektif orang lain. Menurut sebuah studi, kemampuan ini disebut 'teori pikiran' yang merupakan pusat kerjasama manusia. Penulis studi Agnes Kovacs, seorang psikolog perkembangan di Akademi Ilmu Pengetahuan Hungaria Budapest, menyatakan, temuan tersebut membuktikan bahwa bayi pun memiliki kesadaran melebihi perkiraan yang telah ada selama ini.
Studi kemampuan ini disebut 'teori pikiran' yang merupakan pusat kerjasama manusia [Studi dimuat dalam jurnal Science seperti dikutip Times of India].
Studi terhadap 56 bayi usia tujuh bulan menyajikan tontonan kartun tentang kurcaci yang bermain bola. Kemudian mereka menyaksikan juga kurcaci yang dimainkan orang yang mirip dengan karakter kartun animasi. Para 'kurcaci' melakukan adegan yang sama dan berbeda dari film animasi. Para peneliti menemukan, bayi melihat lebih lama pada adegan yang berbeda dari sebelumnya. Dan, dapat bereaksi seperti yang dilakukan para 'kurcaci'. Dengan kata lain, bayi memproses pikiran bukan saja dari sudut pandangnya, tetapi juga dari sudut pandang orang lain (tokoh kartun).
Kepekaan Otak Bayi Meningkat Saat Tidur Meningkat empat kali lipat dari saat mereka terbangun.
Bayi baru lahir menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tidur. Mereka bisa menghabiskan waktu tidur selama 18-20 jam per hari. Tanpa disadari, tidur ternyata mengajarkan bayi beradaptasi terhadap lingkungan. Dalam percobaan terhadap 26 bayi baru lahir berusia satu sampai dua hari yang sedang tidur, peneliti memainkan nada musik tertentu diikuti oleh embusan udara ke mata mereka sebanyak 200 kali selama setengah jam dan lalu mencatat aktivitas otak bayi.
Dalam keadaan tidur, disimpulkan ternyata aktivitas otak bayi menunjukkan kepekaan tinggi terhadap embusan udara. Bahkan, hasil analisis menunjukkan kepekaan itu meningkat empat kali lipat dari saat mereka terjaga.
"Bayi adalah pengumpul informasi dan spons data. Bayi juga menyerap informasi kendati sedang terlelap tidur," kata William Fifer, ahli syaraf perkembangan pada Universitas Columbia di New York, seperti dikutip dari jurnal onlineProceedings of the National Academy of Sciences.
Penelitian itu juga menyimpulkan selama tidur otak bayi sarat dengan aktivitas terutama di daerah yang terkait proses visual, motorik, dan pendengaran. Temuan terbaru ini membuka peluang untuk mengidentifikasi bayi dengan risiko kelainan otak sejak usia dini seperti autisme dan disklesia.

No comments:

Post a Comment

Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.