Di awal
kehidupannya, bayi usia tujuh bulan telah memiliki kemampuan memahami perspektif orang lain. Menurut sebuah studi,
kemampuan ini disebut 'teori pikiran' yang merupakan pusat kerjasama manusia.
Penulis studi Agnes Kovacs, seorang psikolog perkembangan di Akademi Ilmu
Pengetahuan Hungaria Budapest, menyatakan, temuan tersebut membuktikan bahwa
bayi pun memiliki kesadaran melebihi perkiraan yang telah ada selama ini.
Studi kemampuan
ini disebut 'teori pikiran' yang merupakan pusat kerjasama manusia [Studi
dimuat dalam jurnal Science seperti dikutip Times of India].
Studi
terhadap 56 bayi usia tujuh bulan menyajikan tontonan kartun tentang kurcaci
yang bermain bola. Kemudian mereka menyaksikan juga kurcaci yang dimainkan
orang yang mirip dengan karakter kartun animasi. Para 'kurcaci' melakukan
adegan yang sama dan berbeda dari film animasi. Para peneliti menemukan, bayi
melihat lebih lama pada adegan yang berbeda dari sebelumnya. Dan, dapat
bereaksi seperti yang dilakukan para 'kurcaci'. Dengan kata lain, bayi
memproses pikiran bukan saja dari sudut pandangnya, tetapi juga dari sudut
pandang orang lain (tokoh kartun).
Kepekaan
Otak Bayi Meningkat Saat Tidur Meningkat empat kali lipat dari saat mereka
terbangun.
Bayi baru
lahir menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tidur. Mereka bisa
menghabiskan waktu tidur selama 18-20 jam per hari. Tanpa disadari, tidur
ternyata mengajarkan bayi beradaptasi terhadap lingkungan. Dalam percobaan
terhadap 26 bayi baru lahir berusia satu sampai dua hari yang sedang tidur,
peneliti memainkan nada musik tertentu diikuti oleh embusan udara ke mata
mereka sebanyak 200 kali selama setengah jam dan lalu mencatat aktivitas otak
bayi.
Dalam
keadaan tidur, disimpulkan ternyata aktivitas otak bayi menunjukkan kepekaan
tinggi terhadap embusan udara. Bahkan, hasil analisis menunjukkan kepekaan itu
meningkat empat kali lipat dari saat mereka terjaga.
"Bayi
adalah pengumpul informasi dan spons data. Bayi juga menyerap informasi kendati
sedang terlelap tidur," kata William Fifer, ahli syaraf perkembangan pada
Universitas Columbia di New York, seperti dikutip dari jurnal onlineProceedings
of the National Academy of Sciences.
Penelitian
itu juga menyimpulkan selama tidur otak bayi sarat dengan aktivitas terutama di
daerah yang terkait proses visual, motorik, dan pendengaran. Temuan terbaru ini
membuka peluang untuk mengidentifikasi bayi dengan risiko kelainan otak sejak usia
dini seperti autisme dan disklesia.
No comments:
Post a Comment
Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.