Emas memiliki peranan besar dalam menjaga sistem keuangan sebuah negara. Logam mulia ini menjadi aset terbesar di sejumlah devisa negara. Nilai emas yang secara historis selalu mencatatkan kenaikan tahunan menjadi acuan bagi negara untuk mempertahankan kepemilikannya. Permintaan emas makin besar di China sebab investor China hendak melindungi kekayaannya terhadap harga properti dan pasar saham yang merosot. Investasi emas juga akan melindung harta mereka dari inflasi yang kini di atas 4 persen.
"Impor emas ke China benar-benar meningkat. Kami melihat banyak investor yang kembali membangun portofolio emasnya lagi. Mereka masih mencemaskan kondisi Eropa," jelas Bernard Sin, head of currency and metal trading MKS Finance SA di Jenewa.
Harga kontrak emas dunia menanjak ke level tertinggi dalam empat pekan terakhir. Pada pukul 13.55 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Febuari naik 0,5 persen menjadi 1.639,60 dollar AS per troy ounce di Comex, New York. Pada transaksi sebelumnya, harga kontrak emas sempat bertengger di level 1.648 dollar AS posisi tertinggi sejak 13 Desember lalu. Lonjakan harga emas dipicu oleh peningkatan permintaan fisik emas yang menembus rekor tertinggi di China. Selain itu, isu krisis utang Eropa kembali mendongkrak permintaan emas sebagai haven. "Penurunan harga emas datang di saat yang tepat bagi pembeli di China. Emas kembali ke posisinya sebagai komoditas safe haven terbaik," urai James Cordier, founder Optionsellers.com di Florida.
"Impor emas ke China benar-benar meningkat. Kami melihat banyak investor yang kembali membangun portofolio emasnya lagi. Mereka masih mencemaskan kondisi Eropa," jelas Bernard Sin, head of currency and metal trading MKS Finance SA di Jenewa.
Harga kontrak emas dunia menanjak ke level tertinggi dalam empat pekan terakhir. Pada pukul 13.55 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Febuari naik 0,5 persen menjadi 1.639,60 dollar AS per troy ounce di Comex, New York. Pada transaksi sebelumnya, harga kontrak emas sempat bertengger di level 1.648 dollar AS posisi tertinggi sejak 13 Desember lalu. Lonjakan harga emas dipicu oleh peningkatan permintaan fisik emas yang menembus rekor tertinggi di China. Selain itu, isu krisis utang Eropa kembali mendongkrak permintaan emas sebagai haven. "Penurunan harga emas datang di saat yang tepat bagi pembeli di China. Emas kembali ke posisinya sebagai komoditas safe haven terbaik," urai James Cordier, founder Optionsellers.com di Florida.
Menurut Departemen Sensus dan
Statistik Hong Kong, masyarakat China daratan membeli 102.779 kg emas dari Hong
Kong di bulan November 2011. Jumlah tersebut naik dari 86.299 kg di Oktober
2011.
Dari tahun ke tahun, Amerika Serikat
(AS) menempati posisi pertama dengan jumlah emas terbesar di antara negara
maupun institusi keuangan di dunia. Paman Sam meninggalkan standar emas pada
1971.
Di posisi kedua, Jerman juga memiliki
cadangan emas yang cukup besar. Bank Sentral Jerman, Deutsche Bundesbank, yang
bermarkas di Frankfurt, menjadi manajer cadangan devisa negara. Namun ada kabar
bahwa sebagian fisik emas milik Jerman itu disimpan di The Federal Reserves AS.
Wartawan internasional Max Keiser menerima pengakuan beberapa bagian fisik emas
The Fed dimiliki oleh Bundesbank.
Posisi ketiga diduduki oleh
International Monetary Fund (IMF). Beranggotakan 187 negara, kebijakan
kepemilikan emas di IMF selalu berubah dari tahun ke tahun. Cadangan ini dimaksudkan
untuk membantu perekonomian anggotanya. Tergantung dari kondisi pasar, Dana
Moneter Internasional ini selalu melakukan aksi beli maupun aksi jual sebagai
inisiatif kondisi ekonomi.
Berikut adalah daftar pemilik emas
terbesar di dunia :
Nama Negara
|
Jumlah (ton)
|
Porsi devisa (%)
|
|
1
|
Amerika Serikat (AS)
|
8.133,50
|
76,9
|
2
|
Jerman
|
3.396,30
|
74,2
|
3
|
IMF
|
2.814,10
|
|
4
|
Italia
|
2.451,80
|
73,9
|
5
|
Prancis
|
2.435,40
|
73,7
|
6
|
China
|
1.054,10
|
1,8
|
7
|
Swiss
|
1.040,10
|
16,8
|
8
|
Rusia
|
873,6
|
9,6
|
9
|
Jepang
|
765,2
|
3,3
|
10
|
Belanda
|
612,5
|
63
|
11
|
India
|
557,7
|
10
|
12
|
ECB
|
502,1
|
34,8
|
13
|
Taiwan
|
422,4
|
6,1
|
14
|
Portugal
|
382,5
|
89,8
|
15
|
Venezuela
|
372,9
|
71,1
|
16
|
Saudi Arabia
|
322,9
|
3,3
|
17
|
United Kingdom
|
310,3
|
18
|
18
|
Libanon
|
286,8
|
32,5
|
19
|
Spanyol
|
281,6
|
35,5
|
20
|
Austria
|
280
|
58,3
|
Sumber : World Gold Council, Data 13
Januari 2012
Emas semakin langka?
Sekalipun
sempat berfluktuasi pada tahun lalu, harga emas ternyata berhasil mencatatkan
pencapaian positif selama 11 tahun berturut-turut. Untuk seminggu pertama tahun
2012, misalnya saja, emas berjangka telah melaju 3,2 persen. Kontrak emas
berjangka untuk pengiriman Februari ada di harga 1.616,80 dollar AS per troy
ounce (setara dengan 31,1 gram) per Sabtu (7/1/2012), di Comex, New York.
Naik turunnya harga emas kadang
dipengaruhi masalah ekonomi, misalnya menguat-melemahnya dollar AS ataupun
euro. Atau, belakangan ini, harga emas juga didorong oleh kondisi geopolitik
seperti masalah nuklir Iran.
Seperti apa sebenarnya investasi si
kuning ini? Tim investor Forbes mengupas sedikit mengenai sejarah dan masa depan
emas. Menurut mereka, langkah awal yang harus dipahami bahwa emas itu adalahinvestasi jangka panjang. Mengenai kecenderungan harga, ada pernyataan yang
menyebutkan setiap ada koreksi harga emas itu biasanya merupakan tanda awal
dari kondisi memburuknya pasar emas. Forbes justru menilai, hal tersebut kurang
tepat, setidaknya dalam sepuluh tahun belakangan. Indikator teknis Forbes
justru memperlihatkan adanya sinyal positif untuk melakukan aksi beli. Usut punya usut, harga emas berkaitan
dengan kondisi utang baik itu pemerintah maupun swasta.
Mengutip studi Stephen Cecchetti dan
timnya di Bank for International Settlements (BIS) yang sering disebut bank
sentralnya bank sentral, Forbes pun mengungkapkan, masalah utang yang dihadapi
negara-negara maju ternyata lebih sulit dari yang diperkirakan. Faktanya, utang
negara-negara kaya telah melonjak drastis dari 165 persen dari PDB pada 30
tahun lalu menjadi 310 persen sekarang ini. Jepang menjadi negara yang porsi
utangnya terbesar terhadap PDB (456 persen).
"Utang meningkat kepada level
melebihi apapun yang pernah kami lihat, kecuali selama perang-perang utama.
Rasio utang publik sekarang ini berada pada angka yang fantastis di sejumlah
negara. Negara-negara itu butuh implementasi perubahan kebijakan yang drastis.
Stabilisasi saja mungkin tidak cukup," sebut studi Cecchetti.
Forbes pun melihat tidak ada tanda
kondisi utang ini membaik. Utang akan terus terakumulasi. Dengan kecenderungan
penerimaan pajak yang menurun untuk jangka panjang, sekalipun tarif pajak terus
naik, maka utang akan terus bertambah. Tidak ada jalan lain untuk membayar
utang selain dari mencetak uang. Kondisi itu membuat emas sebagai satu- satunya
uang riil yang akan mempertahankan nilainya.
Ada anggapan, emas akan langka di masa
depan. Forbes melihat ini suatu hal yang mungkin. Pasalnya, sejumlah perusahaan
pertambangan besar menyatakan sulit untuk mencari lokasi cadangan emas yang
baru. Kedalaman untuk menemukan logam kuning ini bisa mencapai 4 kilometer.
Bahkan kondisi suhu yang harus dihadapi bisa sampai 130 derajat Fahrenheit.
Mahalnya biaya eksplorasi, ijin pemerintah setempat, hingga lama waktu sebuah
pertambangan untuk berproduksi menjadi sejumlah tantangan lain untuk
menghasilkan emas.
Di sisi lain, permintaan emas kian
melonjak. Sebut saja Cina dan India, dua negara yang permintaan emasnya kini
mencapai 52 persen dari total permintaan emas dunia. Di negara-negara barat,
kepemilikan emas dalam bentuk reksadana memperketat pasokan emas di pasar.
Misalnya saja di Inggris, reksadana SPDR Gold Shares (GLS) kini menyimpan 1.200
ton emas. Semakin banyak pembeli reksadana GLS dan reksadana sejenis lainnya,
maka emas pun kian sedikit di pasar.
Menurut kontributor Forbes, Bert
Dohmen, saat ini berada pada titik dalam siklus jangka panjang di
mana lembaga-lembaga mulai mempertimbangkan emas sebagai investable alias aset yang layak dalam portofolio mereka. Harga emas, masih dalam
fase awal menguat. Pada tahun 1981, pihak Dohmen, memprediksi harga emas akan
menurun selama 20 tahun dan kemudian diikuti siklus 30 tahun harga emas makin
mahal. "Harga emas mulai naik pada tahun 2001, tepat 20 tahun dari
perhitungan (tahun 1981). Jika (prediksi) siklus 30 tahun pasar emas
menguatbenar, maka ada cukup sedikit kegembiraan di masa depan,"
cetus dia.
Pada waktu memprediksi siklus harga
emas, pihaknya belum mengetahui apa penyebab kenaikan harga si logam mulia
tersebut. Namun sekarang, lanjut dia, dirinya tahu penyebabnya, yakni ancaman
ledakan utang pemerintah di seluruh dunia. Melunasi utang tidak bisa hanya
dengan mengandalkan pajak saja, tetapi juga harus dengan mencetak uang. Contoh
kasusnya, jika saat ini Amerika Serikat mempunyai utang federal sekitar 15
triliun dollar AS, dan meningkat 1,3 triliun dollar AS per tahunnya. Dengan
angka bunga tahunan 3 persen, utang itu akan mencapai 62,8 triliun dollar AS
dalam 20 tahun ke depan. Jumlah itu pun belum termasuk dana Keamanan Sosial dan
kesehatan.
Sementara
itu, karena bank sentral tidak bisa mencetak emas, bank sentral tidak suka
masyarakat menyingkirkan uang demi memburu emas. Dohmen pun menduga, terjadinya
koreksi harga emas yang tajam secara periodik adalah untuk menghambat investasi
emas. Pemerintah negara-negara di seluruh dunia, hanya mempunyai satu
cara untuk membayar utang, yakni dengan terus mencetak uang dan berutang lagi,
yang pada akhirnya justru akan menghancurkan kekuatan membeli dari mata uang
itu sendiri. Dan akhirnya emas pun muncul sebagai satu-satunya store of
value alias aset penyimpan nilai. Tapi untuk menuju kesana, emas
akan sangat volatil.
No comments:
Post a Comment
Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.