Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya. Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.
Pengangguran
bisa terjadi terkait dengan jam kerja, yaitu :
1. Pengangguran
Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2. Setengah
Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam
selama seminggu.
3. Pengangguran
Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Pengangguran
bisa juga disebabkan oleh :
- Pengangguran friksional (frictional unemployment). Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
- Pengangguran konjungtural (cycle unemployment). Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/ siklus ekonomi. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
- Pengangguran struktural (structural unemployment). Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti: Akibat permintaan berkurang, Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi; Akibat kebijakan pemerintah.
- Pengangguran musiman (seasonal Unemployment). Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
- Pengangguran teknologi. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
Akibat
pengangguran :
Bagi
perekonomian negara
- Penurunan pendapatan perkapita.
- Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sector pajak.
- Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi
masyarakat
- Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
- Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
- Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Bagaimana
di Indonesia?
Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang. Berdasarkan data yang dikutip dari situs Biro Pusat Statistik
(BPS) Indonesia diketahui bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia pada
Februari 2012 mencapai 120,4 juta orang. Bertambah sekitar 3,0 juta orang
dibanding angkatan kerja Agustus 2011 sebesar 117,4 juta orang atau bertambah
sebesar 1,0 juta orang dibanding Februari 2011.
Situs
BPS merilis bahwa Jumlah pengangguran pada Februari 2012 mencapai 7,6 juta
orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung menurun, dimana TPT
Februari 2012 sebesar 6,32 persen turun dari TPT Agustus 2011 sebesar 6,56
persen dan TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen. Pada Februari 2012, TPT untuk
pendidikan menengah masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah
Menengah Atas sebesar 10,34 persen dan TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar
9,51 persen.
Pengangguran
di Indonesia mencapai 9 juta orang. Hal ini terjadi karena jumlah pertumbuhan
angkatan kerja tidak seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja khususnya di
sektor formal. Pertumbuhan tenaga kerja setiap tahun mencapai 2,91 juta orang,
sedangkan lapangan pekerjaan hanya 1,6 juta orang. Sehingga ada 'gap' sebesar
1,3 juta orang yang kemungkinan menjadi pengangguran terbuka di Indonesia.
Bukan hanya soal kesenjangan, penggangguran di Indonesia juga terjadi akibat
tidakbertemunya kualitas pencari kerja dengan kebutuhan yang
diinginkan perusahaan. Jika para pengangguran yang mencapai 9 juta orang itu
tidak mendapat kesempatan kerja, jangan harap upaya untuk memakmurkan rakyat
akan tercapai.Untuk penambahan tenaga kerja dalam jumlah besar di Indonesia,
membutuhkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen per tahun.
Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, saat membuka Bursa
Kerja On-line sekaligus pembukaan Job Fair dan Gerakan
Penanggulangan Pengangguran Tahun 2012 di Denpasar, Bali, Kamis (21/6),
mengungkapkan bahwa Pemerintah menargetkan tingkat
pengangguran pada 2013 berada di kisaran5,8 - 6,1 persen, atau lebih rendah
dibanding tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012, yang
mencapai 6,32 persen atau 7,61 juta orang. Perkiraan tingkat
tersebut cukup realistis dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dikisaran
6,8 -7,2 persen dimana setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan
lebih dari 350.000 kesempatan kerja. Pada 2013 tercipta 2,5 - 2,7 juta
angkatan kerja baru sehingga jumlah pengangguran diharapkan turun menjadi 7,2 -
7,4 juta orang. Target itu dapat tercapai meskipun beberapa negara Eropa sedang
mengalami krisis ekonomi karena Indonesia tidak terpengaruh oleh krisis
tersebut.
Selain
itu, adanya perubahan tren dari pekerjaan di sektor informal menjadi sektor
formal di pasar kerja juga dinilai sebagai salah satu faktor pendukung bagi
penurunan jumlah pengangguran di Indonesia. Ada kecenderungan membaik kondisi
di pasar kerja, misalnya, proporsi tenaga kerja sektor formal sudah mencapai
37,3 persen sedangkan sektor informal kurang dari 63 persen. Ini membaik cukup
signifikan dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Keterbatasan pemerintah
untuk menciptakan lapangan kerja sektor formal merupakan salah satu penyebab tenaga
kerja banyak bekerja di sektor informal. Oleh karena itu, ajang seperti job
fair maupun penyelenggaraan bursa kerja online, diharapkan dapat mempertemukan
antara pihak yang memerlukan tenaga kerja atau perusahaan, dengan pihak pencari
kerja.
Menteri
Koperasi dan UKM, Syarief Hasan, di kantornya, Rabu (20/6/12) mengatakan, angka
pengangguran akan terus turun salah satunya berkat adanya Kredit Usaha Rakyat
(KUR) dan berkembangnya koperasi. UKM terus menggiatkan KUR melalui
bank-bank pemerintah dan bank-bank daerah.
CIA
World Factbook (ISSN 1553-8133;
di Amerika Serikat disebut dengan The World Factbook), adalah sebuah publikasi tahunan
dari Central
Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika
Serikat. CIA World Factbook (disingkat
dengan Factbook saja) berisi data-data almanak mengenai
negara-negara di dunia. Di dalamnya terdapat ringkasan 2-3 halaman tentang
masalah demografi, geografi, komunikasi, pemerintahan, ekonomi dan militer dari
masing-masing 268 negara atau dependensi yang diakui oleh
Amerika Serikat.
Tujuan
utama dari penulisan buku ini adalah untuk menyediakan informasi bagi
pegawai-pegawai pemerintah Amerika Serikat. Namun, Factbook juga
sering digunakan sebagai sumber atau referensi oleh mahasiswa, pelajar, atau
publikasi-publikasi lainnya. Karena merupakan karya dari pegawai pemerintah
AS, Factbook berada di domain umum (public
domain).
Kebijakan-Kebijakan
Pengangguran
Adanya
bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut.
Cara
Mengatasi Pengangguran Struktural
- Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
- Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
- Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
- Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara
Mengatasi Pengangguran Friksional
- Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
- Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
- Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
- Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
- Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
Cara
Mengatasi Pengangguran Musiman
- Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
- Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
Cara
Mengatasi Pengangguran Siklis
- Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
- Meningkatkan daya beli masyarakat.
terima kasih atas informasinya
ReplyDeletesungguh bermanfaat artikel ini..thanks for share
mobil amerika
terima kasih atas informasinya..
ReplyDeletesemoga dapat bermanfaat bagi kita semua :) Rio Dewanto