Bank-bankBesar Eropa Mulai Berjatuhan
Pentingnya peran bank-bank besar Eropa dalam sektor perbankan di negara-negara krisis, membuat potensi kerugian yang dialami sangat mungkin terjadi. Apalagi diantara bank-bank besar tersebut telah bermain di sektor perbankan negara-negara krisis yang ditunjukan oleh pembangunan cabang-cabang bank hampir di seluruh negara di Eropa.
Satu hal yang menarik dari
daftar negara dengan iklim bisnis terbaik dunia tahun 2011 ini adalah karena
Irlandia memperoleh peringkat yang relatif tinggi. Irlandia berada di peringkat
keempat meskipun Negara ini merupakan salah satu negara yang memiliki keuangan
bermasalah.
Perekonomian Eropa hingga
saat ini belum menunjukan sebuah kondisi yang positif. Angan-angan semu yang
hadir beberapa waktu lalu rupanya belum dapat terealisasi, mengingat Uni Eropa
dan para pemimpin Eropa masih belum sepakat terhadap rencana kebijakan bail out
terhadap krisis sektor finansial yang terjadi di Yunani.
Bola salju semakin besar,
dan membuat ancaman terhadap sektor finansial Eropa semakin luas. Kini,
penderitaan terhadap sektor finansial dan perbankan bukan lagi dialami oleh
negara-negara yang sedang mengalami krisis, tapi juga telah merambat ke
negara-negara yang masih memiliki perekonomian cukup kokoh.
Dalam beberapa hari
terakhir, bank-bank di negara besar Eropa seperti Deutsche Bank di Jerman, UBS
AG di Swiss dan Dexia Bank di Belgia telah mengumumkan adanya prediksi
terjadinya kerugian selama kuartal ketiga tahun ini.
Perbankan Raksasa Eropa
Mulai Merugi Meski tidak mengalami langsung krisis sektor finansial seperti
yang terjadi pada Yunani, Portugal dan Italia, bank-bank Eropa dalam kenyataan
juga secara langsung terkena imbas.
Pentingnya peran bank-bank besar Eropa dalam sektor perbankan di negara-negara krisis, membuat potensi kerugian yang dialami sangat mungkin terjadi. Apalagi diantara bank-bank besar tersebut telah bermain di sektor perbankan negara-negara krisis yang ditunjukan oleh pembangunan cabang-cabang bank hampir di seluruh negara di Eropa.
Deutsche Bank, salah satu
bank terbesar di Jerman pada hari ini (5/10) merilis prediksi akan adanya
penurunan profit menjadi 10 miliar euro selama kuartal ketiga. Prediksi
tersebut didasari oleh adanya laporan tertahannya dana sebesar 250 juta euro
akibat kredit macet yang terjadi di Yunani.
Kepastian mengenai jumlah
pendapatan Deutsche Bank selama kuartal ketiga akan dilaporkan pada 25 Oktober
mendatang. Namun menjelang pengumuman tersebut, pihak Deutsche Bank sendiri
melalui juru bicaranya, Armin Niedermeier menyatakan bahwa upaya penanggulangan
dampak kerugian yang semakin besar, perusahaan akan melakukan beberapa tahap
efisiensi, yang salah satunya ialah dengan mem-PHK sebanyak 500 orang pekerja.
Para pengamat menilai bahwa
langkah tersebut menandakan jika dampak krisis ekonomi yang terjadi di beberapa
negara di Eropa telah akut, dan sulit diatasi dalam jangka pendek. Upaya
instant seperti yang dilakukan oleh Deutsche Bank tersebut dinilai sangat logis.
Kondisi yang hampir sama
juga dialami oleh UBS AG yang dalam beberapa waktu terakhir diprediksi akan
mengalami lagi kerugian di kuartal ketiga ini. Periode tiga bulan terakhir
merupakan saat-saat yang berat bagi bank terbesar di Swiss tersebut.
Serangan eksternal akibat
dampak krisis sektor finansial di Yunani rupanya masih ditambah oleh adanya
aksi fraud yang dilakukan oleh salah satu trader UBS AG, Kweku Adoboli,
mendatangkan kerugian sebesar 2 miliar dollar.
Aksi pemalsuan laporan
keuangan dan penipuan tersebut bahkan menyebabkan diberhentikannya Oswald
Grubel sebagai CEO pada 24 September lalu, dan digantikan oleh Kaspar Villiger.
Seperti halnya Deutsche
Bank, UBS AG pun juga mengambil langkah mengurangi jumlah pekerja sebagai upaya
efisiensi pengeluaran. Bank tersebut sampai dengan Agustus lalu, sejak awal
tahun telah mengurangi jumlah pekerja sebanyak 3.500 orang.
Dampak dari imbas krisis
ekonomi di beberapa negara Eropa juga telah memberikan pengaruh kepada salah
satu bank di Belgi, Dexia Bank yang menyatakan bahwa selama kuartal ketiga
tahun ini pihaknya diperkirakan akan mengalami kerugian hingga sebesar 4 miliar
euro, sebuah level kerugian terbesar sepanjang sejarah.
Ancaman kerugian yang
diterima oleh Dexia bank mendatangkan kekhawatiran pemerintah Belgia, yang
secara tanggap langsung menaruh fokus kepada bank tersebut. Pemerintah Belgia
melalui PM Yves Leterme menyatakan bahwa imbas krisis Yunani telah meluas, dan
sektor perbankan Belgia harus diberi sebuat tameng untuk menahan ancaman krisis
seperti yang terjadi pada Yunani.
Pada hari ini, pihak
pemerintah Belgia yang diwakili oleh Menteri Keuangan, Didier Reyndres akan
bertemu dengan perwakilan Uni Eropa dan juga Menteri Keuangan Perancis,
Francois Baroin guna membahas antisipasi kerugian yang diterima Dexia bank,
berdasarkan aturan The European Banking Authority.
Presiden AS Barack Obama
pada Senin(27/9) mengeluh bahwa krisis keuangan Eropa menakutkan dunia dan
berakar pada kegagalan zona euro untuk memperbaiki perbankan.
Obama menyebutkan gejolak
zona euro sebagai salah satu faktor asing yang telah membantu memperlambat
ekonomi Amerika, lapor AFP.
"Di Eropa ... Anda
tahu, mereka belum sepenuhnya sembuh kembali dari krisis 2007 dan tidak pernah
sepenuhnya menangani semua tantangan yang dihadapisistem perbankan
mereka. Kondisi saat ini diperparah dengan apa yang terjadi di Yunani. Jadi mereka akan melalui krisis keuangan yang menakutkan dunia. Dan mereka berusaha untuk mengambil tindakan yang bertanggung jawab, namun tindakan tersebut tidak cukup secepat yang mereka perlukan" kata Obama di sebuah forum yang diselenggarakan oleh jaringan
sosial LinkedIn.
Para pejabat AS telah
menunjukkan tanda-tanda meningkatnya ketidaksabaran dengan pemimpin politik Uni
Eropa karena kekhawatiran penyebaran penularan dari krisis zona euro. Menteri
Keuangan AS Timothy Geithner mengatakan pekan lalu bahwa Amerika memiliki
taruhan besar di Eropa untuk membantu menemukan "strategi yang lebih
efektif" untuk mengatasi krisis keuangannya.
Saham Eropa dan AS naik pada
Senin (26/9) dengan spekulasi dana bailout lebih ambisius untuk zona euro dan
default (gagal bayar) teratur Yunani, meskipun kurangnya rincian dan penolakan
oleh pejabat terus membuat perdagangan bergejolak. Tapi Jerman menembak jatuh
langkah untuk meningkatkan dana penyelamatan utang Eropa, dan Yunani merana
tanpa tanggal untuk kembalinya auditor yang memblokir pinjaman yang mereka
butuhan untuk menghindari default.
Bursa saham Amerika Serikat rebound ditutuplebih tinggi pada Senin (12/9) waktu setempat (Selasa pagi WIB), mengabaikan
masalah default (gagal bayar) Yunani, kata para dealer. Indeks Dow Jones
Industrial Average naik 68,99 poin (0,63 persen) menjadi ditutup pada
11.061,12. S&P 500 yang lebih luas naik 8,04 poin (0,70 persen) menjadi
1.162,27, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq menguat 27,10 poin (1,10
persen) menjadi 2.495,09.
Saham AS jatuh sekitar satu
persen ketika pasar dibuka, menyusul penurunan tajam di bursa Eropa, kemudian
melompat-lompat dan akhirnya membuat reli spektakuler dalam beberapa menit
terakhir perdagangan, lapor AFP.
"Ini tidak seburuk
seperti yang kita pikirkan ketika pada pagi hari," kata Hugh Johnson,
kepala Hugh Johnson Advisors. Saham keuangan naik, dengan Bank of America naik
1,0 persen setelah mengatakan akan mengurangi 30.000 pekerjaan sebagai bagian
dari rencana restrukturisasi luas yang akan memotong lima miliar dolar AS dari
biaya tahunan pada 2014.
JPMorgan Chase naik 1,1
persen, Goldman Sachs naik 0,7 persen dan Citigroup naik 0,8 persen.
Konglomerat media McGraw-Hill melonjak 4,0 persen setelah mengumumkan bahwa ia
akan dipecah menjadi dua perusahaan, satu untuk fokus pada penerbitan dan satu
untuk menangani bisnis analisis pasar, termasuk lembaga pemeringkat Standard
& Poor.
Saham pembuat chip NetLogic
melonjak 50,8 persen setelah mengumumkan pihaknya akan diakuisisi oleh produsen
semikonduktor Broadcom dalam kesepakatan 3,7 miliar dolar AS. Saham Broadcom
merosot 1,1 persen.
Berkshire Hathaway,
perusahaan investasi miliarder Warren Buffett, naik setelah taipan delapan
puluh tahun itu memilih manajer hedge fund Ted Weschler, 50, untuk
bergabung dengan tim yang akan segera menggantikan Buffett di pucuk pimpinan.
Saham-B Berkshire yang diperdagangkan secara luas naik 2,2 persen.
Seiring dengan anjloknya
ekonomi AS dan Eropa, Kanada - saudara muda AS - justru mengalami perkembangan
yang sangat menjanjikan bagi para pelaku bisnis. Negara yang terletak di
sebelah utara AS ini berhasil melejit dan dinobatkan oleh majalah Forbes
sebagai negara dengan iklim bisnis terbaik di dunia.
Sementara ekonomi AS lumpuh
oleh kekhawatiran mengenai resesi double-dip, dan Eropa masih harus
berkutat dengan isu utang, ekonomi Kanada mengalami pertumbuhan yang
menjanjikan. Negara dengan ekonomi sebesar 1,6 triliun dolar AS ini merupakan
negara dengan ekonomi terbesar ke-9 di dunia.
Pada 2010 lalu pertumbuhan
ekonomi Kanada mencapai 3,1%, dan bank sentral Kanada memperkirakan bahwa
ekonomi di 2011 ini akan mengalami pertumbuhan sebesar 2,4%.
Iklim bisnis yang prima di
negara ini didukung dengan kondisi perbankan yang masih solid, jauh
dibandingkan sektor perbankan AS dan Eropa yang sedang ketar-ketir dan mesti
dibanjiri dengan dana penyelamatan besar-besaran.
Bank-bank di Kanada seperti
Royal Bank of Canada, Bank of Nova Scotia dan Bank of Montreal berhasil
menghindari keharusan untuk di-bailout, dan tetap meraih keuntungan di masa
krisis 2007 lalu. Bank-bank Kanada berhasil selamat dari krisis yang
mengguncang sektor perbankan global, berkat keputusannya untuk tetap
menjalankan operasi yang konservatif.
Kanada naik tiga peringkat
dari peringkat keempat pada tahun lalu juga karena didorong oleh membaiknya
sektor perpajakan di Negara tersebut. Dari sisi bisnis, kebijakan perpajakan
menjadi faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Pemerintah Kanada
telah mengurangi pajak untuk perusahaan dan karyawan dalam usahanya untuk
meningkatkan daya saing perusahaan-perusahan di Kanada.
Sektor tenaga kerja di
Kanada juga masih cukup solid meskipun ekonomi di negara ini memiliki
keterkaitan yang cukup tinggi terhadap ekonomi AS. Tercatat bahwa Kanada
merupakan pemasok minyak mentah terbesar ke AS, dan 75% dari ekspor Kanada
diserap oleh AS tiap tahunnya.
Meskipun demikian, tingkat
pengangguran di negara ini masih boleh dibilang moderat. Tingkat pengangguran
di Kanada hanya sebesar 7,3% sementara pengangguran di AS mencapai angka 9% dan
Eropa bahkan 10%.
Sementara Kanada berhasil
mengalami peningkatan posisi, Denmark yang memegang posisi puncak tahun lalu,
tahun ini harus puas menempati peringkat kelima dari Negara dengan iklim bisnis
terbaik, turun jauh empat peringkat.
Jatuhnya Denmark dari posisi
top didorong oleh anjloknya bursa saham di negara tersebut. Bursa saham di
Denmark mengalami penurunan 14%, yang merupakan kinerja terburuk di antara 10
negara dengan iklim bisnis terbaik di dunia.
Forbes juga menemukan
kenyataan bahwa kebebasan moneter relative di Denmark mengalami penurunan.
Empat Negara Eropa yang tahun lalu menempati peringkat 20 besar juga mengalami
penurunan peringkat. Keempat negara tersebut adalah Finlandia, Belanda, Jerman
dan Islandia.
Peringkat AS juga mengalami
penurunan ke posisi 10 dari posisi 9 tahun lalu. Negara ekonomi terbesar di
dunia ini terbebani dengan kebijakan perpajakan baru yang lebih memberatkan
bagi para pelaku bisnis.
Tahun ini rate pajak
perusahaan di AS mengalami kenaikan tajam, dan melampaui Jepang sehingga tingkat
pajak perusahaan di AS menjadi yang paling tinggi di antara Negara-negara maju
dunia.
No comments:
Post a Comment
Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.