Pengelola investasi global atau secara umum lebih dikenal dengan istilah Hedge fund merupakan kontrak investasi kolektif privat yang dikenakan biaya imbal jasa berbasis kinerja (performance fee) dan biasanya ditawarkan secara terbatas kepada investor kelas atas. Di Amerika hedge fund hanya ditawarkan kepada investor terakreditasi saja, dan karena pembatasan inilah maka hedge fund dikecualikan dari aturan-aturan SEC, NASD dan lembaga regulator lainnya.
Aktivitas hedge fund, dibatasi dengan suatu perjanjian yang mengatur mengenai pengelolaan dana secara khusus, sehingga hedge fund ini dapat menerapkan strategi investasi yang rumit, melakukan transaksi "long" atau "short selling" aset, melakukan transaksi perdagangan berjangka, swap dan ataupun transaksi derivatif lainnya. Hedge fund ini seringkali melakukan pula lindung nilai investasi mereka terhadap pergerakan harga ekuitas dan bursa, sebab target utama mereka adalah menghasilkan imbal hasil yang tidak berhubungan erat dengan pasar keuangan pada umumnya.
Pada banyak negara, hedge fund dilarang untuk memasarkan jasanya kepada investor yang tidak terakreditasi tidak seperti aturan pada dana investasi ritel seperti reksadana dan dana pensiun . Hedge fund ini merupakan perusahaan pengelola aset gabungan yang dilakukan secara privat dan oleh karena akses pemasarannya kepada publik dibatasi oleh peraturan pemerintah maka sedikit sekali bahkan tidak ada kewajiban bagi hedge fund ini untuk menyampaikan informasi privat mereka kepada publik.
Istilah hedge fund berasal dari cara pengelolaan dana yang ditemukan oleh Alfred Winslow Jones pada tahun 1949. Strategi A.W. Jones' ini adalah melakukan penjualan dengan cara "short" atas saham sewaktu ia melakukan pembelian saham lainnya, jadi dengan demikian telah dilakukan lindung nilai atas risiko pasar.
Banyak "pangkalan investasi", "sindikat investasi", "kemitraan investasi" ataupun "dana oportunis" yang memiliki karakteristik berbeda-beda dalam dunia modern ini yang telah beroperasi sudah sejak lama sekali. Namun Jones adalah yang pertama kali melakukan kombinasi short selling, penggunaan daya ungkit (leverage), struktur kemitraan terbatas guna menghindari aturan, dan mengenakan 20% imbalan insentif untuk kompensasi atas perannya sebagai "mitra pengelola" , dan oleh karenanya Jones diakui sebagai "bapak" (penemu) dari industri hedge fund.
Hingga hari ini lindung nilai masih dilakukan dengan cara melakukan secara bersamaan transaksi pembelian saham secara long dan penjualan saham secara short, bahkan beberapa hedge fund sama sekali tidak memperdagangkan saham dan hanya melakukan transaksi pada instrumen keuangan lainnya termasuk kontrak berjangka komoditi, opsi, valuta asing dan surat hutang negara berkembang.
Oleh karena hedge fund menggunakan "daya ungkit" atau menggunakan utang untuk melakukan investasi, posisi transaksi yang dapat dilakukannya dipasar keuangan adalah lebih besar daripada aset sesungguhnya yang dikelola.
Imbal jasa
Biasanya manajer hedge fund akan mengenakan dua macam biaya sebagai imbal jasa yaitu imbal jasa berbasis kinerja (performance fee) dan imbal jasa manajemen dalam bentuk persentase. Besaran imbal jasa manajemen ini umumnya berkisar antara 1.5% hingga 2.0%.
Imbal jasa berbasis kinerja atau lebih umum dikenal sebagai performance fee, dihitung secara persentase berdasarkan keuntungan / imbal hasil yang diperoleh sebagai hasil dari dana yang dikelola, sehingga makin besar hasil yang diperoleh maka makin besar imbal jasa yang diperoleh hedge fund. Pada umumnya, hedge fund mengenakan imbal jasa kinerja ini sebesar 20% dari pendapatan kotor yang diterima, namun rentang biaya ini sangat lebar dan berbeda-beda bahkan pada hedge fund ternama imbal jasa ini dikenakan lebih besar lagi.
Manajer pengelola mendalihkan bahwa imbal jasa berbasis kinerja membantu untuk menyelaraskan antara kepentingan manajer dan kepentingan investor secara lebih baik dibandingkan dengan imbal jasa dengan sistim "flat" yang tetap harus dibayarkan walaupun kinerjanya buruk. Namun pengenaan imbal jasa berbasis kinerja ini dikritik oleh banyak orang termasuk investor terkemuka Warren Buffett sebagai pemberian kepada manajer suatu insentif untuk mengambil risiko bahkan risiko yang besar yang merupakan suatu kebalikan dari imbal hasil besar dalam jangka waktu panjang. Sebagai upaya untuk mengatasi masalah ini maka seringkali digunakan sistim "High water mark" , dimana manajer hanya memperoleh imbal hasil apabila nilai dari dana yang dikelolanya telah mencapai nilai bersih tertinggi dari yang pernah dicapai pada periode sebelumnya.
Beberapa hedge fund menggunakan sistim hurdle rates dimana imbal jasa tidak akan dikenakan hingga kinerja tahunan dari dana yang dikelola melampaui suatu nilai acuan seperti obligasi pemerintah atau suatu persentase tetap pada suatu jangka waktu tertentu.
Struktur hukum
Struktur hukum digunakan dalam menentukan kewajiban perpajakan bagi investor. Banyak hedge fund memiliki domisili hokum offshore pada negara-negara yang tidak berhubungan baik dengan manajer, investor, ataupun kegiatan operasional dari investasi dana, dengan tujuan agar pajak hanya dikenakan pada investor dan tidak dikenakan pajak tambahan pada dana yang dikelola.
Untuk para investor yang menjadi subjek pajak di Amerika , hedge fund seringkali dibuat dalam struktur "kemitraan terbatas" sebab jenis ini mendapatkan perlakuan pajak yang lebih menguntungkan di Amerika.
Manajer hedge fund (yang biasanya dalam bentuk perusahaan) adalah merupakan "mitra umum" atau manajer dan si investor adalah merupakan "mitra terbatas" atau anggota. Dana tersebut dikumpulkan dalam suatu kemitraan atau perusahaan dan "mitra umum" atau manajer akan melakukan segala keputusan investasi. Untuk investor diluar Amerika dan lembaga pemerintah Amerika yang tidak dikenakan pajak di Amerika (seperti dana pensiun) dimana mereka tidak memperoleh keuntungan dari bentuk "kemitraan" ini maka seringkali struktur bagi investor tipe ini sdi buat dalam bentuk Dana offshore atau unit trust ataupun dalam bentuk perusahaan investasi.
Peraturan offshore
Pada akhir tahun 2004, tercatat 55% dari hedge fund, yang mengelola hampir 2/3 dari total dana kelolaan, terdaftar pada Offshore Financial Centre. Lokasi offshore yang amat terkenal adalah di Cayman Islands kemudian British Virgin Islands dan Bermuda. Lokasi onshore ini adalah jauh lebih penting dalam artian lokasi manajer hedge fund. Kota New York dan wilayah Gold Coast di Connecticut (biasanya Stamford, Connecticut and Greenwich, Connecticut) yang merupakan lokasi utama dari para manajer hedge fund dengan jumlah dua kali lipat dari jumlah hedge fund yang berada di London.
Banyak pusat keuangan offshore nampaknya mendukung pendirian hedge fund dengan menawarkan beberapa kombinasi layanan jasa, penerapan perpajakan yang menguntungkan, peraturan yang bersahabat dengan dunia bisnis dengan pusat keuangan yang utama termasuk di Cayman Islands, Dublin, Luxembourg, British Virgin Islands dan Bermuda. Diperkirakan Cayman Islands adalah merupakan pusat dari sekitar 75% dari hedge fund dunia, yang menguasai pangsa pasar hampir setengah dari industri hedge fund dengan nilai diperkirakan mencapai 1,225 trilyun USD
Transparansi
Hedge fund di Amerika telah berangsur-angsur menjadi "pemegang saham aktif" dengan cara mengamblil porsi saham yang cukup besar pada perusahaan dan melakukan pengambil alihan ataupun melakukan tekanan terhadap peningkatan kinerja manajemen. Aset yang dikelola oleh industri hedge fund ini berdasarkan data yang diumumkan oleh Chicago-based Hedge Fund Research Inc (HFR) pada kwartal kedua tahun 2006 total keseluruhannya bernilai 1.225 trilyun USD . Angka ini naik sebanyak 20% dari tahun sebelumnya dan dua kali lipat dibandingkan tahun 2003. on the previous year and nearly twice the total three years earlier.
Beberapa hedge fund, utamanya di Amerika, tidak menggunakan jasa pihak ketiga sebagai bank kustodian yang menyimpan aset mereka, dimana hal ini dapat membawa dampak terjadinya konflik kepentingan dan dalam kasus yang lebih ekstrem lagi dapat menimbulkan kecurangan. Perusahaan manajemen hedge fund terkemuka, Seringkali juga dikenali sebagai perusahaan manajemen investasi alternative antara lain adalah :
Amaranth Advisors, BluMont Capital, Bridgewater Associates, Caxton Associates, Citco Fund Services, Centaurus Energy, Citadel Investment Group, D. E. Shaw & Co., Fortress Investment Group, Goldman Sachs Asset Management, Long Term Capital Management, Man Group, Pirate Capital LLC, Renaissance Technologies, SAC Capital Advisors, Soros Fund Management, SRR Capital LLC.
Manajemen investasi adalah manajemen profesional yang mengelola beragam sekuritas atau surat berharga seperti saham, obligasi dan aset lainnya seperti properti dengan tujuan untuk mencapai target investasi yang menguntungkan bagi investor. Investor tersebut dapat berupa institusi ( perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan dll) ataupun dapat juga merupakan investor perorangan, dimana sarana yang digunakan biasanya berupa kontrak investasi atau yang umumnya digunakan adalah berupa kontrak investasi kolektif (KIK) seperti reksadana.
Lingkup jasa pelayanan manajemen investasi adalah termasuk melakukan analisa keuangan, pemilihan aset, pemilihan saham, implementasi perencanaan serta melakukan pemantauan terhadap investasi. Diluar industri keuangan, terminologi "manajemen investasi merujuk pada investasi lainnya selain daripada investasi dibidang keuangan seperti misalnya proyek, merek, paten dan banyak lainnya selain daripada saham dan obligasi. Manajemen investasi merupakan suatu industri global yang sangat besar serta memegang peran penting dalam pengelolaan triliunan dollar, euro, pound dan yen.
Kegiatan usaha dari manajemen investasi ini terdiri dari berbagai bidang termasuk mempekerjakan manajer investasi profesional, penelitian, menjalankan fungsi pesanan dan perdagangan (dealing), penyelesaian transaksi, pemasaran, audit internal, serta mempersiapkan laporan bagi nasabahnya. Pengelolaan industri manajemen investasi melibatkan amat banyak pihak yang menunjukkan betapa rumitnya kebutuhan industri ini.
Disamping karyawan pemasaran yang membawa nasabah datang kepada industri ini, masih ada pula staf kepatuhan (untuk memastikan dipenuhinya semua peraturan yang berlaku oleh perusahaan), auditor internal ( untuk mengaudit sistem internal serta melaksanakan fungsi pengawasan internal), bagian keuangan (untuk membukukan transaksi keuangan), ahli komputer serta karyawan pendukung lainnya (untuk mencatat setiap transaksi serta valuasi keuangan dari ribuan nasabah perusahaan)
Perusahaan manajemen investasi seringkali bertindak sebagai agen atau perantara dari para pemilik saham dan perusahaan daripada memiliki secara langsung saham perusahaan. Secara teoritis, para pemilik saham memiliki kekuasaan yang amat besar untuk mengubah arah kebijakan perusahaan yang dimilikinya melalui hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) serta kemampuannya untuk mengontrol dan menekan manajemen perusahaan.
Namun dalam prakteknya para pemilik saham tersebut tidak menggunakan hak suara yang dimiliki secara kolektif tersebut ( sebab kepemilikannya masing-masing hanya terdiri dari jumlah yang kecil), dan institusi keuangan ( selaku agen) kadang-kadang menggunakan hak suara tersebut. Telah menjadi suatu kepercayaan umum bahwa manajemen investasi selaku agen harus memiliki kemampuan untuk secara aktif memantau kinerja perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh nasabahnya.
Beberapa kendala dalam mengoperasikan usaha manajemen investasi ini antara lain:
• laba kotor yang diperoleh terkait langsung dengan valuasi nilai pasar sehingga kejatuhan nilai pasar dari aset akan mengakibatkan penurunan drastis pada laba kotor relatif terhadap biaya
• sulitnya mempertahankan kinerja pengelolaan investasi sehingga mencapai nilai diatas rata-rata dan nasabah biasanya menunjukkan ketidak sabarannya saat kinerja investasi buruk.
• Gaji manajer investasi yang sukses sangat mahal dan memiliki kemungkinan dibajak oleh pesaing.
• pencapaian kinerja investasi diatas rata-rata adalah amat bergantung pada keunikan dari keahlian manajer investasi, namun nasabah tidak pernah memedulikan hal tersebut dan semata hanya melihat pada kesuksesan perusahaan yang dianggap bersumber pada filosofi dan disiplin internal
• analis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan diatas rata-rata seringkali memiliki kondisi keuangan yang mapan sehingga mereka akan menolak tawaran pekerjaan yang ditawarkan perusahaan demi untuk mengelola portofolionya sendiri.
Perusahaan investasi di dunia yang tersukses mungkin adalah mereka yang terpisah dari perbankan dan asuransi baik secara fisik maupun secara psikologis, dimana kinerja terbaik dan strategi bisnis yang dinamis umumnya dihasilkan oleh perusahaan manajemen investasi yang independen.
Dana kelolaan manajemen investasi secara global
Aset industri manajemen investasi global meningkat dengan pesat dan pada tahun 2006 mencapai rekor 55 triliun dollar, ini merupakan peningkatan 10 % dari tahun sebelumnya dan meningkat 55% apabila dihitung sejak 2002. Total aset dana pensiun mencapai 20,6 triliun dollar pada tahun 2005 dimana 16,6 triliun diinvestasikan di asuransi dan 17,8 triliun di reksadana. Merrill Lynch menaksir nilai investasi perorangan mencapai 33,3 triliun dimana sepertiganya ditempatkan dalam bentuk lain dari manajemen investasi konvensional.
Pada tahun 2005, 48% dari total dana investasi global berasal dari Amerika dan posisi berikutnya adalah Jepang dengan jumlah 11% dan Inggris dengan 7 %. Kawasan Asia Pasifik menunjukkan pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun ini. Negara-negara seperti Tiongkok dan India menawarkan potensi yang amat besar dan banyak perusahaan meningkatkan perhatiannya pada kawasan ini.
Berikut 10 manajer aset peringkat teratas pada tahun 2005 menurut Majalah Global Investor berdasarkan aset yang dikelola. (Sumber: BGI)
Peringkat Perusahaan Dana kelolaan
(US$juta)
Negara
1. Barclays Global Investors = 1,400,491 UK
2. State Street Global Advisors = 1,367,269 US
3. Fidelity Investments = 1,299,400 US
4. Capital Group Companies = 1,050,435 US
5. Legg Mason = 891,400 US
6. The Vanguard Group = 852,000 US
7. Allianz Global Investors = 790,513 Germany
8. JPMorgan Asset Management = 782,646 US
9. Mellon Financial Corporation = 738,294 US
10. Deutsche Asset Management = 723,366 Germany
Majalah Pensions & Investments menempatkan UBS dalam peringkat pertama, dengan lebih dari 2 trilyun dollar dana kelolaan
Seluk Beluk Investasi
Investasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan penyimpanan saham modal pada suatu pasar modal oleh investor baik perorangan (individu) maupun perusahaan (institusi) dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham tersebut yang meningkat. Hal tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham (kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru ( suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada perusahaan yang baru, hal itu disebut sebagai investasi modal ventura dan pada umumnya dipahami mempunyai risiko yang lebih besar dari investasi yang dilakukan pada situasi-situasi dimana saham tersebut tercatat di bursa.
Penyertaan Langsung dan Dana terkumpul
Penyertaan secara langsung dapat dilakukan oleh investor dengan beberapa cara :
• Investasi modal ventura
• Investasi penyertaan modal secara langsung pada perusahaan yang telah berdiri dan tidak tercatat di pasar modal. Biasanya dilakukan untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan, ekspansi bisnis perusahaan atau dapat juga guna menyelamatkan oparasional perusahaan karena kesulitan likuiditas.
• Investasi secara langsung pada perusahaan yang telah tercatat pada pasar modal. Pada umumnya jual beli saham dilakukan dengan menggunakan jasa pialang (di Indonesia dikenal dengan istilah perusahaan perantara perdagangan efek), sedangkan mekanisme perdagangan ditetapkan oleh otoritas pasar modal dan perusahaan perantara perdagangan efek yang bersangkutan.
• Investasi tidak langsung pada umumnya dilakukan oleh perorangan dengan melalui penyimpanan reksadana atau bentuk lain yang khusus dari investasi dana terkumpul, sebagian besar dari mereka mencantumkan harga yang terpampang di surat kabar keuangan atau majalah majalah bisnis.
Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):
“Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”
Reksa dana pada umumnya dikelola oleh perusahaan pengelola dana yang terkenal (contohnya: Fidelity or Vanguard). Dengan melakukan penyimpanan dana seperti itu investor individu memperoleh kesempatan untuk melakukan diversifikasi risiko dengan modal yang kecil serta mendapatkan akses terhadap keahlian manajer pengelola yang profesional dalam hal pengelolaan dana tersebut. Suatu alternatif umumnya dilakukan oleh investor dan institusi besar (seperti dana pensiun besar) adalah dengan menyimpan saham secara langsung; dalam lingkungan institusi banyak nasabah yang memiliki portofolio sendiri mempunyai apa yang disebut dana segregasi yang berlawanan arti dengan, atau sebagai tambahan, yang terkumpul, seperti alternatif reksadana.
Kontroversi dalam penyimpanan dana langsung atau melalui bentuk usaha investasi kolektif
Keuntungan terbesar dalam berinvestasi pada dana terkumpul adalah akses kepada keahlian investor yang profesional dan mendapatkan diversifikasi dari penyimpanan pada dana tersebut. Investor juga menerima jasa diasosiasikan dengan dana tersebut seperti, laporan tertulis berkala dan pembayaran dividen (yang mana sesuai). Hal yang cukup merugikan dari investasi pada dana terkumpul adalah pembayaran fee ke para manajer dari dana tersebut ( umumnya harus dibayar pada awal dan setiap tahunnya dan kadang pada saat keluar) dan diversifikasi dana yang mana bisa atau tidak bisa cocok dengan latar belakang kebutuhan para investor.
Adalah memungkinkan untuk terjadinya diversifikasi berlebihan. Jika investor menyimpan beberapa dana, risiko dan struktur dari posisinya secara keseluruhan adalah suatu amalgam dari penyimpanannya dalam semua dana yang berbeda dan dapat pula dipertanyakan penyimpanan investor tersebut dengan dibandingkan dengan index atau risiko pasar secara perkiraan bisa berhasil.
Biaya atau fee yang dibayar ke organisasi pengelola dana profesional harus di monitor secara hati hati. Pada banyak kasus yang tidak baik (seperti: fee dan biaya lainnya yang mana fee lebih tidak terlihat dan tersembunyi dalam lingkungan kerja dari organisasi) lebih besar dibandingkan dengan pembayaran pendapatan dividen dan pengembalian keuntungan setelah pajak dimana investor berharap dalam suatu tahun rata rata.
Di dalam upaya untuk mencoba mengidentifikasi saham yang bagus bagi suatu investasi, terdapat dua pemikiran: analisis teknikal dan analisis fundamental. Yang pertama dilakukan dengan mempelajari sejarah dari harga saham dan sejarah harga dari bursa saham secara keseluruhan; para analis teknis telah mengembangkan berbagai indikator, beberapa diantaranya sangat kompleks, yang diharapkan untuk memberikan informasi yang berguna dari segi volume dan harga.
Analisis fundamental dilakukan dengan mempelajari semua informasi relevan yang berhubungan dengan saham tersebut dan kondisi pasarnya untuk mencoba melihat prospek bisnis di masa yang akan datang dan perkembangan keuangan/finansial termasuk pergerakan dari harga saham itu sendiri. Informasi fundamental yang dipelajari termasuk laporan keuangan, dan setiap akunnya, data industri (seperti tren penjualan dan pemesanan) serta melihat kondisi umum perekonomian dan keuangan (seperti tren dari tingkat suku bunga).
Bagaimana Harga Saham Ditentukan
Harga suatu saham ditentukan oleh para pelaku pasar berdasarkan pada permintaan dan penawaran dari saham yang bersangkutan di pasar modal, dimana relasi antara harga dan penawaran adalah bersifat negatif (penawaran meningkat harga turun), sedangkan relasi antara harga dan permintaan bersifat positif (permintaan meningkat harga naik). Hal lain yang memengaruhi penawaran dan permintaan suatu saham diantaranya adalah ekspektasi atau harapan dimasa datang terhadap perusahaan tersebut dan isu isu yang berkaitan dengan performa perusahaan yang bersangkutan sehingga menimbulkan spekulasi yang bersifat sementara (di dalam pasar modal Indonesia saham yang sperti ini dikenal dengan istilah saham gorengan).
Salah satu teori mengenai harga saham di dalam siklus investasi profesional yang berkelanjutan adalah Hipotesis Pasar yang Efisien (EFM), walaupun teori ini telah didiskreditkan oleh berbagai kalangan secara luas, baik di kalangan akademik dan para profesional pasar modal. Secara ringkas, teori ini menunjukkan bahwa harga saham suatu ekuitas adalah harga yang efisien dan akan cenderung mengikuti pergerakan secara acak yang ditentukan oleh munculnya berita berita (yang secara acak) dari waktu ke waktu. Oleh karena itu investor ekuitas yang profesional cenderung menghabiskan waktu mereka tenggelam dalam arus informasi yang bersifat fundamental guna memperoleh keuntungan lebih dari pesaing pesaing mereka (terutama investor profesional lainnya) dengan secara lebih cerdas menafsirkan aliran informasi (berita) yang muncul tersebut.
Teori EFM tampaknya tidak memberikan gambaran yang lengkap dari proses penentuan harga ekuitas, misalnya karena pasar saham yang lebih stabil daripada sebuah teori yang mengasumsikan bahwa harga adalah hasil dari diskonto arus kas di masa datang yang diharapkan akan terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir ini telah disadari bahwa pasar saham tidak efisien secara sempurna, terutama mungkin di pasar negara negara berkembang atau pasar lain di mana tingkat aktifitas yang profesional (ketersediaan informasi yang baik) masih kurang.
Teori lain penentuan harga saham berasal dari bidang Prilaku Finansial (Keuangan). Di dalam prilaku finansial, diyakini bahwa orang kadangkala membuat keputusan yang tidak rasional, terutama terkait dengan pembelian dan penjualan saham yang didasarkan pada suatu ketakutan dan persepsi yang salah terhadap suatu kejadian. Perdagangan saham yang tidak rasional sering kali dapat menciptakan harga saham yang menyimpang dari harga rasional, yang berdasarkan pada penilaian harga fundamental.
Sebagai contoh, selama masa penggelembungan teknologi yang terjadi pada akhir tahun 90-an dan selanjutnya meledak kembali di tahun 2000-2002, saham perusahaan teknologi seringkali ditawar jauh melampaui nilai fundamental rasionalnya yang disebabkan oleh apa yang dikenal secara umum sebagai teori “kebodohan yang lebih besar”.
Teori Kebodohan yang Lebih Besar menyatakan bahwa karena metode pradominan untuk merealisasikan keuntungan saham yang diperoleh dari penjualan kepada investor lain, seseorang harus memilih saham yang mereka yakini bahwa orang lain akan menilai saham tersebut pada tingkat yang lebih tinggi di masa yang akan datang.
Kasus penggelapan dana investasi oleh PT Falcon Asia Resources Management terus bergulir. Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mulai membeberkan dugaan pelanggaran yang dilakukan Falcon Asia dan Bank CIMB Niaga. CIMB Niaga terseret karena berperan sebagai bank kustodian atas reksadana Falcon Asia Optima Plus. Ada beberapa dugaan pelanggaran yang dilakukan Falcon dan CIMB Niaga, demikian Robinson Simbolon, Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum Bapepam-LK, Jumat (4/11).
Ada tiga dugaan pelanggaran yang dialamatkan ke CIMB Niaga, yaitu :
Pertama, CIMB Niaga selalu melaksanakan instruksi tertulis dari Falcon untuk mengirimkan surat konfirmasi atas perintah pembelian (subscription) atau penjualan kembali (redemption) dan laporan bulanan reksadana Falcon Asia Optima Plus.
Kedua, CIMB tidak mengonfirmasi ulang terkait pengiriman hasil redemption ke rekening tujuan, yang ternyata berbeda dengan rekening nasabah atau pemegang unit penyertaan yang telah disampaikan sebelumnya.
Ketiga, CIMB tak memiliki standard operating procedure (SOP) yang memadai untuk dapat memastikan investor telah menerima hasil redemption reksadana Falcon Asia.
Sedangkan Falcon Asia diduga melakukan sedikitnya dua pelanggaran, yaitu :
Pertama, Falcon tidak membubarkan reksadana Falcon Asia Optima Plus. Padahal, dana kelolaan produk itu tidak pernah mencapai Rp 25 miliar, sebagaimana amanat Peraturan Bapepam-LK nomor IV.B.1.
Kedua, Bapepam menduga Falcon memberikan instruksi tertulis kepada CIMB Niaga agar surat konfirmasi redemption dikirim ke Falcon terlebih dahulu sebelum ke nasabah. Praktek ini menimbulkan kerugian nasabah.
Bapepam-LK telah menggelar rapat Komite Penetapan Sanksi dan Keberatan. Artinya, sanksi terhadap Falcon dan CIMB segera dijatuhkan. Wakil Presiden Direktur CIMB Niaga Catherine Hadiman tak dapat dimintai konfirmasinya lewat sambungan telepon dan pesan singkat tadi malam.
Syamsul Arifin, Direktur Utama PT Karyatech Prima, pengendali Falcon Asia, menyatakan Falcon masih memproses pengembalian dana nasabah. "Pembayaran ke investor ritel kembali dilakukan mulai tanggal 20 November ini," katanya.
Sepertinya Etika berbisnis bangsa ini belum berubah, kesalahan selalu dijawab dengan mudah,...'kembalikan'... Perilaku tak etis pebisnis kita yang latah dengan hampir sebagian besar dalam masalah Hukum Indonesia
No comments:
Post a Comment
Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.