Perempuan
Terkaya di Amerika
Forbes
baru saja memublikasikan daftar perempuan-perempuan terkaya dengan usaha
sendiri (self-made) di Amerika Serikat (AS). Dalam daftar tahun 2018 ini,
Forbes mengurutkan 60 perempuan terkaya di AS yang membangun kesuksesannya
tanpa dukungan dari warisan. Terdapat 7 pendatang baru di dalam daftar tersebut,
dengan 4 di antaranya adalah pebisnis yang membangun dan mendulang kekayaannya
dari bisnis kecantikan. Sehingga, bisa dikatakan tahun 2018 ini merupakan tahun
bagi bisnis kosmetik.
Untuk
menentukan peringkat di dalam daftar itu, Forbes memperhitungkan total nilai
saham yang dimiliki di perusahaan publik ataupun swasta, kepemilikan aset
perumahan, serta aset lain yang dapat berupa karya seni, perhiasan, mobil, juga
pesawat terbang. Jika dipadukan, total kekayaan para perempuan di dalam daftar
itu bisa mencapai 71 miliar dollar AS, atau lebih tiggi 9,5 miliar dollar AS
dari tahun sebelumnya.
Dilansir
dari Business Insider, Forbers mengatakan, Kylie Jenner, dengan citranya
sebagai seorang make up guru di Instagram, telah melahirkan arus baru dalam
membangun bisnis, budaya, bahkan politik. Kylie Jenner, saudara dari Kim
Kardashian yang memiliki lini bisnis kosmetik Kylie Cosmetics juga terdapat di
dalam daftar tersebut. Tahun 2018 ini, Taylor Swift nyaris keluar dari daftar,
dan menduduki peringkat ke 60 dengan total kekayaan 320 juta dollar AS.
Berikut
adalah daftar 7 perempuan yang baru saja masuk ke dalam daftar perempuan
terkaya versi Forbes:
1.
Anastasia Soare, pemilik dari merek kosmetik Anastasia Beverly Hills, menduduki
peringkat ke 21 dengan total kekayaannya yang berjumlah 1 miliar dollar AS.
2.
Kyile Jenner pemilik merek kosmetik Kylie Jenner, menduduki posisi ke 27 dengan
jumlah kekayaan senilai 900 juta dollar AS.
3.
Huda Kattan, pebisnis di lini kosmetik Huda Beauty yang sedang naik daun, dengan
total kekayaanya sebesar 550 juta dollar AS.
4.
Theresia Gouw, perempuan pengusaha yang menggeluti bidang teknologi, menduduki
peringkat ke 40 dengan total kekayaan 500 juta dollar AS.
5.
Anne Wojcicki, co-founcer sekaligus CEO perusahaan yang melayani test DNA,
23andMe menduduki peringkat ke 44, dengan total kekayaannya mencapai 440 juta
dollar AS
6.
Kim Kardashian, (kakak dari Kylie Jenner) pebisnis game online, serta lini
bisnis kosmetiknya KKW Beauty dan berbagai pemasukan dari acara reality Shownya
ini, menduduki peringkat ke 54 dengan total kekayaan yang dimiliki senilai 350
juta dollar AS.
7.
Theresa Tucker, founder sekaligus CEO untuk software yang biasa digunakan oleh
korporasi di bidang keuangan, BlackLine, menduduki perinkat ke 51 dengan jumlah
kekayaan 380 juta dollar AS.
Theresia
Berbagi Pengalaman Sebagai Perempuan Paling Berpengaruh Dan Tertangguh Dalam
BIdang IT.
Theresia
Gouw, 46, adalah satu dari daftar Self-Made Women Forbes Tahun 2018 dengan
estimasi total kekayaan sekitar 500 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,25 triliun
(kurs Rp 14.500 per dollar AS). Sebagian besar kekayaannya merupakan hasil dari
investasi awal Accel di Facebook. Di Aspect, dia baru-baru ini mengawasi IPO
miliar-dolar pertama perusahaan dengan perusahaan cybersecurity Fore Scout.
Theresia
Gouw adalah seorang pengusaha dan investor modal ventura di sektor teknologi.
Investasi Theresia termasuk Trulia (TRLA), Imperva (IMPV), LearnVest, Jasper
Design, dan Kozmix. Bahkan Theresia dinobatkan sebagai salah satu dari 40 orang
yang paling berpengaruh di bidang teknologi oleh Majalah Time dan telah diakui
tujuh kali di Daftar Forbes Midas sebagai salah satu investor teknologi
terpandai di dunia pendidikan.
Terlahir
di Jakarta, Indonesia, Theresia melakukan migrasi ke Amerika Serikat awal tahun
1970-an saat dirinya berusia 3 tahun. Ayahnya yang bekerja sebagai dokter gigi,
dan ibunya adalah perawat di Indonesia, tetapi mereka berdua terpaksa memulai
karier mereka dari nol lagi ketika tiba di Amerika Serikat. Theresia merupakan
pelajar pertama dari sekolah menengah di sebuah kota kecil di luar kawasan
Buffalo, New York, yang berhasil menginjakkan kaki di bangku kuliah Brown
University pada tahun 1986 dan mengambil jurusan teknik. Theresia pun
melanjutkan studinya di Stanford University untuk mendapatkan gelar MBA.
Sempat
magang di General Motors dan British Petroleum dengan ribuan insinyur dan Teresa
menyadari apa yang paling dia sukai adalah manajemen produk. Tetapi orang-orang
yang digaris depan pindah dari teknik dan beralih peranan ke bidang manajemen
produksi dengan memiliki gelar M.B.A.s.” Jadi setelah lulus dari Brown pada
tahun 1990, Teresa belajar untuk GMAT dan mengambil posisi konsultan manajemen
di Bain & Company di Boston. Kemudian Teresa meraih gelar Bachelor of
Science in Engineering dari Brown University, lulusan magna cum laude, dan
gelar MBA dari Stanford Graduate School of Business sesuai dengan minatnya
terhadap pengembangan bisnis terutama manajemen produk.
Pada
tahun 1990 Theresia menjadi investor pertama dalam sebuah perusahaan modal
ventura Accel Partners di Palo Alto.
Selepas
lulus di tahun 1996, Theresia bekerja sama dengan beberapa teman lainnya
berhasil mengumpulkan 1 juta dollar AS dalam pendanaan ventura dan merilis
Release Software yang merupakan perusahaan perangkat lunak sebagai layanan yang
memungkinkan teknologi pembayaran dalam industri perangkat lunak. Walaupun
bisnis ini berjalan dengan cukup baik dari tahun 1998 hingga 1999, perusahaan
tersebut telah berganti CEO sebanyak tiga kali dalam setahun. Akhirnya Theresia bergabung dengan Accel sebagai mitra investasi pada tahun 1999. Selama 15 tahun
di Accel, ia memimpin serangkaian investasi yang sangat sukses, termasuk situs
real estate listing Trulia dan firma cybersecurity Imperva, yang keduanya
sekarang menjadi publik.
Theresia mengatakan : “Kami tumbuh menjadi ukuran yang wajar sekitar 1998 hingga 1999
dan kami bersiap-siap untuk mengajukan S-1 dan go public. Tetapi pada saat itu,
kami berada di perubahan CEO ketiga dalam 12 bulan. Jadi saya pikir itu mungkin
bukan pertanda baik untuk saham saya.”
Saat
mencari startup berikutnya, seorang anggota Dewan Rilis mendorongnya ke dunia
modal ventura. Dia diperkenalkan kepada tiga startup lainnya dalam
portofolionya dan juga diperkenalkan kepada tiga dana usaha.
“Anda
telah menjadi bagian dari startup teknik, Anda memiliki gelar insinyur.
Melompatlah ke sisi gelap.”, kata temannya
"Kami
telah melihat banyak platform media sosial lain sebelumnya dan beberapa dari
mereka benar-benar memiliki lebih banyak pengguna. Tetapi kami belum pernah
melihat sesuatu seperti penggunaan aktif harian Facebook pada saat itu. Dua
pertiga pengguna menggunakannya setiap hari, dan setengah dari mereka
menggunakannya dua jam sehari. Itu adalah layanan dan platform yang sangat
berarti, dan itu adalah hal yang sangat menonjol saat itu. ” kata Teresa.
Kurang
dari dua tahun setelah IPO rakasa Facebook pada Mei 2012, masih menjadi salah
satu teknologi daftar publik paling sukses dalam sejarah, Teresa meninggalkan
Accel untuk memulai firma modal ventura sendiri, Aspect Ventures. Didukung oleh
sesama investor veteran Jennifer Fonstad dengan uang mereka sendiri. Aspect
adalah perusahaan ventura tahap awal yang berfokus pada keamanan dunia maya,
masa depan proses kerja, kesehatan digital dan perangkat lunak kesehatan. Sebagian
besar kekayaannya berasal dari keterlibatannya dalam investasi yang pada tahun
2005 dipimpin salah satu mitra Accel-nya, Jim Breyer yaitu jaringan sosial yang
kemudian disebut Facebook.
“Saya
mendirikan Aspect dengan ide untuk menciptakan usaha seperti pada akhir 1990-an,
dengan menciptakan dana yang hanya berfokus pada tahap awal. Di satu sisi, kami
ingin menjadi cukup besar untuk memimpin putaran itu, tetapi di sisi lain, kami
juga ingin menjadi kecil dan cukup gesit sehingga kami dapat melakukan
sindikasi dengan perusahaan lain mengenai investasi.” kata Theresia.
Sebelumnya, Theresia memulai karir di Bain & Company, Release Software dan Accel Partners
sebelum pada tahun 2014 mendirikan Aspect Ventures. Dia meninggalkan Bain untuk
bergabung dengan Accel Partners, menjadi anggota pendiri Rilis Perangkat Lunak,
sebuah startup yang didirikan oleh teman sekelasnya di sekolah bisnis, di mana
ia menjabat sebagai Managing Partner, Wakil Presiden Pengembangan Bisnis &
Penjualan.
Aspect
Ventures kemudian dibangun, sebagai salah satu perusahaan modal ventura dengan
pemimpin perempuan pertama di Sillcion Valley. Kurang dari dua tahun setelah
IPO Facebook yang berkontribusi terhadap sebagian besar kekayaannya, Theresia
memutuskan untuk membentuk Aspect Ventures bersama dengan rekannya Jennifer
Fonstand. Perusahaan modal ventura tersebut dibangunnya dengan uangnya sendiri.
Selain itu, perusahannya ini bergerak di bidang keamanan siber, proses bekerja
di masa depan, kesehatan digital, dan perangkat lunak.
Pada
tahun 2014, Theresia mendirikan Aspect Ventures dengan sesama investor modal
ventura Jennifer Fonstad. Gouw dan Fonstad sebelumnya sama-sama bekerja di awal
karir mereka di Bain & Company dan di Rilis Perangkat Lunak. Selama tahun
pertama, Aspect Ventures membuat beberapa investasi Seri A dan benih yang
didanai oleh modal pribadi pendirinya. Pada Februari 2014 Aspek telah
mengumpulkan sekitar $ 350 juta sejak didirikan. Pada Mei 2015, Aspect
mengumumkan telah menaikkan dana $ 150MM pertamanya, yang termasuk modal luar
dari Mitra Terbatas. Pada awal tahun 2018 diumumkan penghasilan $ 181 juta,
termasuk Melinda Gates dan CEO Cisco Chuck Robbins sebagai investor. Perusahaan
itu mencetak angka miliaran dolar pertama ketika perusahaan keamanan siber
ForeScout menjadi perusahaan publik pada Oktober tahun 2017 lalu. Bagi Teresa, investasi
IPO itu keempat dari karirnya.
"Melaju
ke depan ibarat ketika anak-anak lulus dari perguruan tinggi dan memasuki dunia
nyata. Ini selalu benar-benar menarik.” kata Teresa.
Sampai
sekarang, perusahaan telah melakukan investasi di perusahaan termasuk Fore Scout
(FSCT), Cato Networks, Exabeam, The Muse, dan Crew. Theresia duduk di dewan
direksi dari beberapa perusahaan yang telah dia investasikan, termasuk Pantas,
Cato Networks, ForeScout Technologies (FSCT), Exabeam dan The Muse.
Kapitalis
ventura merupakan istilah yang disematkan kepada seseorang yang berinvestasi
pada sebuah perusahaan modal ventura (investasi dalam bentuk pembiayaan berupa
penyertaan modal). Perlu waktu beberapa dekade bagi Theresia Gouw (46) dalam
menjalani karier hingga akhirnya dapat menjadi seorang kapitalis ventura yang
sukses.
"Going
public selalu terasa seperti ketika anak-anak lulus dari perguruan tinggi dan
memasuki dunia nyata," sebut Theresia.
Tindakan
berisiko lainnya yang dia anggap sebagai investasi Aspect yang paling terkemuka
termasuk start up solusi keamanan intelijen Exabeam dan perusahaan jaringan dan
keamanan Cato Networks.
Theresia
juga menjadi salah satu anggota yang mendirikan All Raise, sebuah perusahaan
yang mendukung keberhasilan pendiri dan investor perempuan di Sillicon Valley.
Jadi tidak mengherankan bahwa dalam 40% portofolio Aspect. Di antara banyak
inisiatif All Raise, secara diam-diam diciptakan Founders for Change, tekad
dari 600 pendiri startup untuk meningkatkan keragaman di kedua tim dan tabel startup
mereka yang telah mendapatkan pengakuan dari kelas berat seperti milyarder
pendiri Instagram Kevin Systrom dan CEO Dropbox Drew Houston.
"Benar-benar
ada banyak kegembiraan dan antusiasme untuk keberagaman. Aku sangat senang
menjadi bagian dari itu," kata Theresia.
Theresia
juga menjabat sebagai Bendahara di Brown University Corporation Board. Dia
menjabat sebagai wakil ketua dewan Donors Choose, dan anggota Dewan Penasihat
Bisnis Stanford Graduate School. Dia juga melayani di Dewan Pengawas Sekolah
Castilleja.
Penghargaan
Daftar
Forbes Midas (2011, 2012, 2013, 2014, 2016, 2017, 2018)
Pemenang
penghargaan sebagai pemimpin terkemuka di bidang teknologi oleh Forum Global
Filantropi Urusan Dunia (2016)
10x
Penghargaan Honoree oleh Wanita 2.0 (2015)
Dinamakan
salah satu dari "50 ibu paling kuat di dunia" oleh Harper's Bazaar
(2015)
Dinamakan
sebagai salah satu "Time Tech 40 : Pikiran Paling Berpengaruh dalam
Teknologi" oleh Time Magazine (2013)
Dinamakan
salah satu dari "Sepuluh Wanita Paling Berpengaruh dalam Teknologi"
oleh Majalah Time (2012)
Pembicara
& komentator terkemuka
Pembicara
di : TEDx SF (2016); Web Summit, Lisbon (2016); The Wall Street Journal Global
Startups Showcase (2016); WSJDLIVE (2015); Forbes Power Women Summit (2014); Fortune
The Most Powerful Women Summit (2013)
Theresia
juga telah memberikan komentar tentang berbagai topik yang berkaitan dengan
modal ventura, teknologi dan keuangan di CNBC, Bloomberg West, Fox Business,
Forbes, Fortune , dan Wall Street Journal.
Perempuan
Indonesia memang sungguh luar biasa, bahkan walaupun jauh dari tanah air kita.
SUMBER
:
No comments:
Post a Comment
Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.