KULIAH PUBLIK: Perekonomian Indonesia Semester I Tahun 2018 Melanjutkan Tren Penguatan Pertumbuhan

SOSIAL MEDIA

PIKIRKAN YANG BAIK ~ o ~ LAKUKAN YANG TERBAIK ~ o ~ Ini Kuliah MetodeCHAT ~ o ~ Cepat_Hemat_Akrab_Terpadu ~ o ~ Silahkan Membaca dan Berkomentar

Ketahui Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Bisnis Anda Terkini

  Baru-baru ini, pemerintah telah mulai melonggarkan mobilitas seiring menurunnya kasus covid-19. Sementara pada Juli hingga awal Agustus ek...

Thursday, July 26, 2018

Perekonomian Indonesia Semester I Tahun 2018 Melanjutkan Tren Penguatan Pertumbuhan


Di tahun 2018, melihat indikasi pulihnya perekonomian global tahun 2017 yang ditandai oleh peningkatan pertumbuhan di lebih dari separuh ekonomi dunia, peningkatan aktivitas perdagangan, dan kenaikan harga komoditas, diperkirakan secara umum perkembangan positif masih akan dinikmati perekonomian global, meskipun pada tingkat akselerasi yang melambat. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan berada pada tingkat 3,9 persen, meningkat dibandingkan pertumbuhan 2016 dan 2017 masing-masing 3,2 persen dan 3,7 persen.

Sejalan dengan aktivitas perekonomian global yang terus memulih, perekonomian Indonesia pada semester pertama tahun 2018 mampu melanjutkan tren penguatan pertumbuhan ekonomi. Realisasi pertumbuhan ekonomi semester pertama tahun 2018 diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan kinerja investasi sebagai motor penggerak utama. Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada semester pertama secara umum juga didukung dengan lingkungan makroekonomi Indonesia yang stabil. Kondisi ini antara lain tercermin pada pergerakan inflasi Indeks Harga Konsumen sepanjang semester pertama tahun 2018 yang rendah dan terkendali, permintaan SBN yang masih cukup besar serta persepsi positif berbagai lembaga internasional.

Sementara itu, dampak kebijakan fiskal dan moneter Amerika Serikat, serta sentiment penerapan proteksionisme, menyebabkan mata uang negara-negara di dunia mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat, termasuk nilai tukar rupiah. Namun demikian, volatilitas nilai tukar rupiah tetap terkendali meskipun mengalami depresiasi. Pemerintah,
bersama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, terus memperkuat koordinasi
dalam menjalankan bauran kebijakan dengan memprioritaskan stabilitas ekonomi makro jangka pendek namun tetap mendorong pertumbuhan jangka menengah.

Indikator asumsi dasar ekonomi makro yang bergerak cukup signifikan dari asumsi yang ditetapkan dalam APBN tahun 2018 adalah harga minyak mentah Indonesia (ICP). Sejalan dengan tren pergerakan harga minyak dunia yang masih berlanjut sampai dengan pertengahan tahun 2018, realisasi harga minyak mentah Indonesia sepanjang semester pertama sudah mencapai kisaran harga US$ 67 per barel atau melampaui asumsi APBN tahun 2018. Di sisi lain, realisasi lifting minyak dan gas bumi diperkirakan mengalami tantangan di sepanjang tahun 2018 untuk dapat mencapai target yang ditetapkan dalam APBN tahun 2018. Melihat pada kondisi terkini dan prospek ekonomi ke depan, Pemerintah tetap optimis perekonomian Indonesia masih akan terus melanjutkan perbaikan didukung dengan stabilitas ekonomi makro yang terjaga baik dan kondisi fiskal yang tetap sehat.

1. Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan I tahun 2018 tumbuh 5,1 persen, atau lebih tinggi dibanding kinerja pada triwulan I tahun 2017 sebesar 5,0 persen. Sementara itu, kinerja konsumsi Pemerintah tumbuh stabil sebesar 2,7 persen sebagaimana tahun sebelumnya.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sejak triwulan IV tahun 2012, yaitu sebesar 7,9 persen.

Dari sisi perdagangan internasional, impor mencatat pertumbuhan double digit sebesar 12,7 persen, jauh di atas kinerja ekspor yang hanya tumbuh 6,2 persen.

Dari sisi produksi, seluruh sektor mampu tumbuh positif pada triwulan I tahun 2018. Kinerja pertumbuhan ditopang oleh sektor-sektor kunci seperti industri pengolahan, perdagangan, konstruksi serta jasa-jasa.

Kinerja pertumbuhan pada triwulan I ini tetap mengindikasikan bahwa momentum peningkatan pertumbuhan terus berlanjut. Kinerja ekonomi Indonesia pada periode ini terutama didorong oleh pertumbuhan investasi yang mencatat pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir. Di samping itu, kinerja pertumbuhan double digit impor yang ditopang oleh kenaikan impor barang modal mengindikasikan peningkatan gairah aktivitas investasi dan perdagangan di Indonesia. Peningkatan investasi dan impor barang modal pada periode ini diyakini akan menjadi kunci peningkatan kapasitas produksi dan aktivitas ekonomi di masa yang akan datang.

Dari sisi pengeluaran, stabilitas kinerja konsumsi masyarakat dan peningkatan investasi menopang kinerja perekonomian nasional. Konsumsi masyarakat yang terdiri atas rumah tangga dan lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) tumbuh relatif stabil sebesar 5,0 persen, didukung oleh tingkat inflasi yang terjaga dan pelaksanaan bantuan sosial yang lebih tepat waktu. Hal ini tercermin pada beberapa komponen konsumsi pokok yang kembali menunjukkan tren peningkatan setelah sempat melambat dalam beberapa periode terakhir, seperti konsumsi kebutuhan pakaian dan perlengkapan rumah tangga. Di samping itu, belanja masyarakat yang terkait dengan persiapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 di beberapa daerah pemilihan besar memberikan dorongan tambahan terhadap konsumsi masyarakat.

Kinerja impor yang tinggi dipengaruhi oleh peningkatan permintaan domestic terhadap barang input produksi serta tingginya pertumbuhan impor barang modal seperti mesin, kendaraan, dan peralatan lainnya. Sementara itu, pertumbuhan ekspor masih tumbuh positif meskipun tidak secepat laju pertumbuhan impor. Hal ini ditopang oleh peningkatan ekspor beberapa komoditas dan produk industri ke negara mitra dagang utama.

Sektor industry pengolahan (manufaktur) tumbuh sebesar 4,5 persen, atau lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2017 sebesar 4,3 persen. Kinerja positif tersebut terutama ditopang oleh peningkatan produksi pada kelompok industri makanan dan minuman, produk tekstil, serta produk kulit dan alas kaki seiring dengan peningkatan permintaan baik untuk ekspor maupun kebutuhan persiapan bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Industri mesin dan perlengkapan juga mencatat pertumbuhan yang tinggi sejalan dengan kinerja komponen investasi mesin dan perlengkapan. Namun demikian, terdapat pula beberapa kelompok industri yang mengalami penurunan kinerja seperti industri pengolahan tembakau, produk kertas, barang logam dan elektronik, serta industri kimia dan farmasi.

2. Laju Inflasi

Sepanjang semester I tahun 2018, laju inflasi mencapai 1,90 persen (ytd) atau 3,12 persen (yoy) relatif masih berada pada level yang terkendali sesuai dengan target inflasi tahun 2018. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang lebih dipengaruhi oleh komponen administered price, komponen volatile food merupakan faktor yang mempengaruhi inflasi di paruh pertama tahun 2018.

Sementara itu, laju inflasi komponen administered price masih dapat dijaga pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan harga komponen volatile food terutama terjadi pada bulan Januari tahun 2018 yang mencapai 2,58 persen (ytd) seiring dengan kenaikan harga bahan pangan, terutama beras, yang disebabkan terbatasnya pasokan.

Rendahnya laju inflasi komponen administered price tersebut terutama dipengaruhi oleh kebijakan Pemerintah dalam menjaga harga energi domestik, terutama tarif bahan bakar dan listrik. Sampai dengan bulan Juni, komponen administered price mengalami inflasi sebesar 2,03 persen (ytd) atau 2,88 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan semester I tahun sebelumnya yang mengalami inflasi mencapai 10,64 persen (yoy). Sementara itu, laju inflasi komponen inti (core inflation) relatif lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sampai dengan Juni tahun 2018, inflasi yang berasal dari core inflation mencapai 1,37 persen (ytd) atau 2,72 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yang mencapai 3,13 persen (yoy).

3. Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada semester I tahun 2018 bergerak fluktuatif dengan kecenderungan mengalami depresiasi yang dipengaruhi terutama oleh faktor eksternal. Peningkatan risiko akibat ketidakpastian yang terjadi pada pasar keuangan dunia menjadi faktor utama yang memengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Setelah sempat mengalami penguatan pada bulan Januari tahun 2018 dengan rata-rata sebesar Rp13.380 per dolar AS akibat pengaruh kondisi politik di AS dengan tidak disetujuinya anggaran Pemerintah oleh senat AS, nilai tukar rupiah mengalami tren pelemahan pada bulan-bulan berikutnya hingga mencapai Rp14.404 per dolar AS pada akhir Juni 2018 yang merupakan angka tertinggi sejak akhir tahun 2015. Penguatan nilai dolar AS tidak hanya terjadi terhadap nilai tukar rupiah, tetapi juga terjadi secara meluas (broad based) terhadap hampir semua nilai tukar mata uang negara lain di dunia.

Dari sisi domestik, pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi antara lain oleh meningkatnya kebutuhan pembiayaan impor yang mengalami peningkatan cukup besar pada pertengahan pertama tahun 2018, yang sampai dengan bulan April telah naik lebih dari 20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, serta untuk keperluan pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo. Berbagai faktor di atas, menyebabkan nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan, sehingga sampai dengan semester I rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp 13.746.

4. Suku Bunga SPN 3 Bulan

Lelang SPN 3 bulan sepanjang semester I tahun 2018 masih mendapatkan minat yang besar dari investor. Pada lelang pertama di awal tahun tingkat suku bunga SPN 3 bulan mencapai 4,19 persen, namun pada lelang kedua dan ketiga tingkat suku bunga yang dimenangkan sedikit menurun masingmasing menjadi sebesar 4,02 persen dan 3,95 persen. Seiring dengan maraknya aksi jual investor asing, tingkat suku bunga SPN 3 bulan mengalami peningkatan pada bulan Februari dan Maret 2018 dengan tingkat suku bunga rata-rata mencapai 4,08 persen dan 4,17 persen. Pada triwulan II tahun 2018, tingkat suku bunga SPN 3 bulan kembali menunjukkan tren peningkatan. Hasil lelang pada bulan April 2018 mencatatkan tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 4,19 persen.

5. Harga Minyak Mentah Indonesia

Sejak awal tahun 2018 harga minyak mentah tercatat lebih tinggi dibandingkan tahun 2017. Harga minyak mentah melanjutkan tren peningkatan yang telah dimulai di pertengahan tahun 2017 dan mencapai titik tertingginya sejak Desember 2014.

Harga minyak mentah utama dunia, West Texas Intermediate (WTI) dan Brent hingga semester I tahun 2018 tercatat masing-masing sebesar US$68,3 per barel dan US$70,8 per barel. Sejalan dengan tren peningkatan harga minyak mentah dunia, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) juga tercatat meningkat.

Rata-rata ICP semester I tahun 2018 mencapai US$66,6 per barel, lebih tinggi dibandingkan dengan ratarata ICP pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$48,9 per barel.

6. Lifting Minyak dan Gas Bumi

Realisasi lifting minyak bumi Januari hingga Mei 2018 mencapai rata-rata sebesar 758 ribu barel per hari (rbph). Sementara itu, realisasi lifting gas bumi hingga Mei 2018 rata-rata sebesar 1.146 ribu barel setara minyak per hari (rbsmph). Kondisi ini menunjukkan perbaikan jika dibandingkan dengan capaian lifting pada semester I tahun 2017 yang mencapai 1.130 rbsmph.

Dengan mengasumsikan kondisi tersebut tetap sepanjang semester I tahun 2018, lifting minyak mentah dimaksud masih lebih rendah dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 801 rbph. Kondisi penurunan alamiah sumur-sumur migas yang ada menjadi factor utama capaian kinerja dimaksud.

Selain itu, berbagai kendala teknis di fasilitas tangki penampungan Blok Cepu dan Jabung, serta peningkatan kandungan air di Blok Offshore North West Java (ONWJ) juga berdampak pada kurang optimalnya tingkat produksi dan lifting minyak di semester I tahun 2018

DOWNLOAD Laporan Pemerintah Tentang Pelaksanaan APBN Semester I T.A. 2018 DISINI 

SUMBER :
www.anggaran.depkeu.go.id

No comments:

Post a Comment

Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.