KULIAH PUBLIK: Bukan Hanya China, Kini Indonesia Diancam Perang Dagang Dengan Amerika

SOSIAL MEDIA

PIKIRKAN YANG BAIK ~ o ~ LAKUKAN YANG TERBAIK ~ o ~ Ini Kuliah MetodeCHAT ~ o ~ Cepat_Hemat_Akrab_Terpadu ~ o ~ Silahkan Membaca dan Berkomentar

Ketahui Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Bisnis Anda Terkini

  Baru-baru ini, pemerintah telah mulai melonggarkan mobilitas seiring menurunnya kasus covid-19. Sementara pada Juli hingga awal Agustus ek...

Friday, July 06, 2018

Bukan Hanya China, Kini Indonesia Diancam Perang Dagang Dengan Amerika


Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi warning perang dagang ke Indonesia terkait tengah dilaksanakannya evaluasi produk asal Indonesia yang selama ini diberi perlakuan khusus. Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif bea masuk 124 produk asal Indonesia. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara Generalized Sisytem of Preference (GPS) dari pemerintah AS, yaitu negara yang mendapat fasilitas keringanan bea masuk dari negara maju untuk produk-produk ekspor negara berkembang dan miskin.
Dalam siaran pers tertanggal 12 April 2018, Deputy USTR Jeffrey Gerish (dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat, 6/7/2018) mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkomitmen menjamin bahwa seluruh negara penerima manfaat GSP menjunjung tinggi prinsip tawar-menawar mereka dengan terus mematuhi kriteria kelayakan yang diatur oleh Kongres. Diharapkan India, Indonesia, dan Kazakhstan dapat bekerja sama dengan untuk membahas kekhawatiran yang mendasari review ini. Kekhawatiran dimaksud adalah terkait kriteria dalam GSP soal akses pasar serta jasa dan investasi. Indonesia telah menerapkan beragam hambatan perdagangan dan investasi yang mengakibatkan dampak negatif yang serius atas perdagangan AS.

Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat atau United States Trade Representative (USTR) telah melakukan evaluasi terhadap India, Indonesia, dan Kazakhstan terkait dengan pantas atau tidaknya tiga negara itu menerima generalized system of preferences (GSP). Evaluasi ini didasari adanya kekhawatiran atas kepatuhan negara-negara terhadap program GSP itu.
Pada Oktober 2017, USTR memulai proses penilaian tiga tahunan terhadap kelayakan negara penerima GSP. Tahap pertama mencakup 25 negara penerima GSP di Asia dan kepulauan Pasifik. USTR juga menerima petisi dari stakeholders di AS yang meminta diadakannya kembali peninjauan ulang atas kelayakan negara penerima GSP. Berdasarkan analisa informasi dari proses penilaian serta petisi yang diterima dari stakeholders, USTR akhirnya menetapkan peninjauan ulang atas kelayakan Indonesia sebagai penerima GSP.

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, dalam Halal Bihalal APINDO, di Jakarta, (Kamis, 5/7/2018) mengatakan Donald Trump saat ini tengah mengambil ancang-ancang untuk mencabut beberapa tarif khusus yang diberikan Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia. Ini dilatarbelakangi atas putusan AS agar Indonesia tak membanjiri negeri tersebut dengan produk ekspor asal Tanah Air. AS sudah kasih warning, kalau ekspor Indonesia tidak boleh lebih banyak kepada AS. Ada aturan yang diberikan, beberapa special tarif arrangement mau cabut. Terutama di bidang tekstil. Memang saat ini keadaan perekonomian global tengah berada dalam ketidakpastian (uncertainty). Pemicunya kerap berasal dari kebijakan yang diambil Presiden AS Donald Trump yang memang susah ditebak. Perang dagang US-China ini kayak apa? apa benar terjadi? Tidak ada yang mengerti Trump maunya apa. Oleh karena itu, diharapkan di tengah ancang-ancang perang dagang AS-China, semua pengusaha untuk tetap menjaga situasi bisnis masing-masing sembari terus melakukan koordinasi dengan pemerintah. Jadi jaga saja cash flow-nya masing-masing, jaga perusahaan masing-masing, karena efeknya tidak akan terjadi segera, tapi setelahnya. Meski merasakan ketidakpastian, warga di Amerika tidak terlalu memperhitungkan hal tersebut karena ekonomi di sana sedang tumbuh pesat. Di Amerika saat ini mal-mal penuh, restoran penuh. Tingkat penganggurannya juga paling kecil.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani di Jakarta, (Kamis, 5/7/2018) menyebut saat ini Trump sedang mengevaluasi sekitar 124 produk. GSP (The Generalized System of Preferences/Sistem Preferensi Umum) sedang di-review, dan ada sekitar 124 produk dan sektor yang saat ini sedang dalam review. Dari 124 produk asal Indonesia yang sedang direview Trump diantaranya kayu plywood, cotton, dan lain sebagainya. Sementara tekstil tidak termasuk di dalamnya, tapi dia juga kena akan direview secara menyeluruh untuk lebih mendapatkan manfaatnya. Lalu juga ada produk-produk pertanian, udang dan kepiting kalau nggak salah. GSP sendiri adalah semacam sistem penghapusan bea masuk untuk produk impor dari negara yang dianggap AS sektor industrinya masih berkembang. Kalau kehilangan GSP-nya, ekspor ke AS akan lebih mahal karena tarifnya lebih tinggi. Saat ini pemerintah Indonesia dan asosiasi juga sudah dipanggil ke AS untuk dengar pendapat (hearing). Proses evaluasi GSP itu, sudah memasuki tahap public hearing. Nanti asosiasi, importir dari sana, juga dipanggil. Ada panel pendukung dan panel oposisi. Juli ini (sekitar tanggal 19) ada review kedua.

Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani, mengatakan sebetulnya GSP untuk tekstil Indonesia sudah dihapus AS sejak Januari 2018. Jadi memang AS menerapkan itu tidak hanya ke China, tapi semua negara yang AS defisit, termasuk Indonesia. Itu tantangan ke ekpor Indonesia.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita Jakarta, (Kamis, 5/7/2018) berkomentar bahwa kini Pemerintah AS sedang mengevaluasi keberadaan generalized system of preference (GSP) yang diberikan ke produk-produk asal Indonesia.terkait ancaman perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Indonesia. GSP-nya itu, termasuk dalam negara yang memiliki surplus besar makanya sudah kirim surat dan sudah menyampaikan mengenai yang pasti ada perbedaan angka dulu, bagaimana menghitungnya, jumlah defisit mereka dengan surplus kita berbeda angkanya. Berdasarkan hitungan yang dilakukan surplus Indonesia bukan berasal dari daftar bea masuk yang dikenakan. Untuk itu, pendekatan dan lobi digunakan KEMENDAG untuk menyampaikan hal tersebut. Duta Besar Indonesia di AS pun telah diminta untuk membantu Kemendag, menyampaikan pendekatan dan melakukan komunikasi dengan Amerika untuk meyakinkan, sebab pada dasarnya tidak setuju dengan perang dagang karena semua pihak akan dirugikan, lebih senang kolaborasi. Ancaman AS itu karena ada defisit dalam hubungan perdagangan AS-Indonesia. Padahal, ada kesalahan penghitungan dari pihak Amerika Serikat. Untuk menyelesaiakan persoalan tersebut, Yang GSP-nya, termasuk dalam daftar negara yang memiliki surplus yang besar. Tapi sudah kirim surat dan sudah menyampaikan mengenai yang pasti ada perbedaan angka dulu, bagaimana menghitungnya, jumlah defisit mereka dengan surplus kita berbeda angkanya. GSP (The Generalized System of Preferences/Sistem Preferensi Umum) Indonesia sedang di-review, dan ada sekitar 124. Dari 124 produk asal Indonesia yang sedang di-review Trump diantaranya kayu plywood, cotton, dan lain sebagainya.

Indonesia dan AS pun sedang mengupayakan hubungan diplomasi membahas mengenai masalah tersebut. Pasalnya, jika GSP ini dihilangkan maka bea masuk ekspor produk Indonesia ke AS lebih mahal. Itu yang jadi kuncinya, karena kalau kita kehilangan GSPnya, kita ekspor kesana akan lebih mahal karena tarifnya lebih tinggi.

Namun demikian, Pemerintah Indonesia tak segan mengambil tindakan jika Trump tetap dengan ancamannya. Kalau ditekan, maka hal itu (perang dagang) bisa dilakukan. Sama halnya dengan AS dan China. Imbasnya akan berdampak di seluruh dunia.

Menanggapi hal tersebut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Kementerian Perdagangan, (Kamis, 5/7/2018) menjelaskan, jika Indonesia mendapat tekanan tersebut maka RI akan melakukan 'serangan balik'. 'Serangan balik' pernah dilakukan saat sawit RI diancam dilarang masuk Eropa, maka RI 'mengancam balik' akan melarang produk eropa masuk ke Indonesia. Enggartiasto mencontohkan salah satu perlawanan yang pernah dilakukan terhadap pemerintah Norwegia. Norwegia melarang masuknya impor sawit dari Indonesia, pihak Indonesia juga mengancam tidak akan mengizinkan komoditi andalan Norwegia yaitu ikan salmon masuk ke Indonesia. Akhirnya, perlawanan tersebut berhasil dan pihak Norwegia batal memblokir kelapa sawit asal Indonesia. Untuk itu, optimistis perang dagang Amerika dengan Indonesia bisa dicegah. GSP itu masih dalam pembicaraan untuk tidak masuk dalam watch list itu, dan nanti akan bahas.

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan rapat soal peningkatan investasi dan ekspor di sektor industri. Rapat tersebut berlangsung selama 2,5 jam dari pukul 09.00 WIB hingga 11.30 WIB. Rapat membahas rencana membuat working grup atau kerja sama lintas kementerian untuk memperbaiki neraca perdagangan ekspor-impor Indonesia di tengah gempuran perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, (Jumat, 6/7/2018) mengatakan rapat itu mengenai neraca pembayarannya, melihat sektor-sektor yang bisa untuk memperbaiki impor dan ekspor, salah satunya perlu mengantisipasi adanya trade war dengan Amerika dan dampaknya karena trade war ini dampaknya bisa satu sector. Harus dipersiapkan agar tidak menjadi kebanjiran impor karena selama ini produksi baja krakatau steel, misalnya, kalau dibanjiri oleh produk impor sulit untuk bisa meningkatkan utilisasi pabrik. Selain sektor baja, sektor keramik bisa terdampak dari perang dagang. Hal ini pun bisa menjadi pukulan bagi industri di Indonesia. Oleh karena itu, kerja sama lintas kementerian tersebut diharapkan bisa membantu dengan memanfaatkan bahan baku dari dalam negeri. Jadi kalau industri tidak mendapatkan gas sesuai dengan apa yang diharapkan ditambah lagi kebanjiran impor maka industri itu kena double hit. Dua kali pukulan, karena itu tadi disampaikan perlu membuat working group, working level agar industri baja kemudian industri keramik itu bisa memanfaatkan dalam negeri (bahan baku).

Selain itu, pemerintah akan mendorong investasi dengan cara substitusi atau mengganti bahan baku impor. Hal itu akan dilakukan dengan investasi. Cara penghematannya adalah substitusi impor. Nah substitusi impor bahan baku kita dorong untuk investasi. Tetapi kalau industri yang ada itu kan immediately langsung penghematan devisa. Nah yang bisa langsung penghematan devisa ini harus digenjot karena ini hasilnya instan.

Sementara itu, kerja sama tersebut juga akan membahas untuk swap rate atau kesepakatan pertukaran pembayaran yang saat ini berkaitan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Hal ini agar sebagai upaya mendorong sektor industri. Di tengah pelemahan kurs akibat gejolak ataupun global ini, ekonomi AS membaik mereka tingkatkan tingkat suku bunga. Kemudian di Eropa juga ekonomi membaik, Indonesia yang menggunakan rezim devisa bebas dan sekarang kita tahu di capital market 45% sampai 50% adalah investor asing sehingga ini rentan terhadap capital flight. Oleh karena itu perlu didorong dengan BI adalah swap rate yang jelas untuk longterm swap rate. Dengan swap rate yang jelas maka mereka yang punya devisa hasil ekspor bisa dengan cepat dia merupiahkan ekspor dan pada saat mereka butuh terhadap dolar mereka bisa cari dolar. Jadi itulah yang dibahas untuk kemudian dibuat dalam working grup detail.

Walau siap melawan, barangkali solusi terbaik bukanlah perang!

Semoga ekonomi Indonesia tetap Jaya.

SUMBER :

No comments:

Post a Comment

Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.