KULIAH PUBLIK: Viral! Inilah Fakta Bisnis Bakso Tusuk Yang Menguntungkan Itu

SOSIAL MEDIA

PIKIRKAN YANG BAIK ~ o ~ LAKUKAN YANG TERBAIK ~ o ~ Ini Kuliah MetodeCHAT ~ o ~ Cepat_Hemat_Akrab_Terpadu ~ o ~ Silahkan Membaca dan Berkomentar

Ketahui Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Bisnis Anda Terkini

  Baru-baru ini, pemerintah telah mulai melonggarkan mobilitas seiring menurunnya kasus covid-19. Sementara pada Juli hingga awal Agustus ek...

Thursday, September 20, 2018

Viral! Inilah Fakta Bisnis Bakso Tusuk Yang Menguntungkan Itu


Ketika mendengar kata bakso, mungkin kita akan terbayang pada makanan berkuah yang disajikan dalam mangkuk, dan memakai mi beserta sayur sebagai pelengkap. Namun, berbeda dengan yang disajikan oleh Sainah (51), warga Padukuhan Miri, Sriharjo, Imogiri, Bantul. Bakso buatannya tidak memakai kuah, namun hanya ditusuk dalam sebatang lidi yang telah dihaluskan. Varian yang dikembangkannya pun beraneka macam, dari mulai bakso tusuk bakar, goreng hingga rebus. Ada juga yang dibalut tahu, menjadi tahu bakso.

Bisnis jajanan yang dijual Sainah memang tampak sepele. Namun, siapa sangka, di warung miliknya yang terletak di jalan Siluk Imogiri, Rt 04, Sriharjo, Bantul, dari bisnis bakso tusuk itu ia mampu meraup omzet Rp8 juta hingga Rp10 juta setiap harinya. Dari bisnis jajanan ini pula, perempuan sederhana ini mampu mempekerjakan 24 karyawan.

Dikutip dari situs Antara, Sainah merupakan salah satu peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah mandiri. Sainah yang merupakan warga Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta kemudian menceritakan kisah jatuh bangun membesarkan usaha bakso tusuk hingga sukses seperti sekarang. Semua berawal ketika bergabung menjadi peserta PKH pada 2009.

Sebelumnya Sainah menjadi korban bencana gempa bumi yang terjadi di daerah tersebut sehingga suami yang bekerja sebagai buruh harian kehilangan pekerjaan. Sebagai ibu rumah tangga, Sainah mulai berpikir untuk membantu perekonomian keluarga dengan berjualan tempura kecil-kecilan dengan juragan. Ia mulai mencari informasi dan akhirnya mengajukan diri untuk menjadi peserta PKH. Setelah menjadi peserta, tidak lama ia mendapatkan bantuan modal usaha melalui program Kelompok Usaha Bersama (Kube) dari Kementerian Sosial sebesar Rp1 juta. Modal usaha tersebut ia manfaatkan untuk berinovasi membuat bakso tusuk. "Saya bikin bakso tusuk yang belum ada sama sekali di daerah saya dan ini ide saya sendiri," kata ibu tiga anak tersebut.

Saat ini ia sudah keluar dari kepesertaan PKH secara mandiri. Berkat kesuksesannya, ia menjadi narasumber kegiatan bimbingan teknis (bimtek) pengembangan usaha yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menginspirasi para peserta PKH lainnya. Bu Sainah adalah salah satu peserta PKH yang sabar dan tidak ingin segera menggunakan bantuannya, tapi digunakan untuk pengembangan.

Warung Sainah memang tidak terlalu besar. Bercat hijau dan ruangannya bersekat dan ada dapur tempat pengolahan adonan bakso, tempat pengorengan dan pembakaran bakso dan ada pula ruangan cukup lebar berisi meja kecil tertata yang beralaskan tikar, tempat para pengunjung.

Sainah menceritakan, awal mula dirinya terjun dalam dunia usaha yang ia mulai sejak tahun 2007 silam. Awalnya, ia mengaku hanya berjualan tempura keliling menggunakan sepeda ontel. Pada tahun 2007 Sainah jualan tempura pakai sepeda, keliling kampung-kampung, sekolahan. Tempura itu diambil dari orang, setiap hari sistemnya setoran. Setiap hari kadang dapat Rp. 100 ribu sampai Rp. 150 ribu, itu uangnya buat setoran. Paling sisa bersih Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu. Hal itu ia lakoni selama hampir dua tahun.

Hingga suatu ketika, nalurinya untuk bangkit muncul. Ia mulai sharing kepada temannya sesama penjual keliling. Dari obrolan santai itu, Sainah mengaku mendapat masukan banyak dari teman-temannya, bahkan ada yang dengan senang hati bersedia mengajari cara membuat bakso. Padahal waktu itu Sainah belum tahu sama sekali cara membuat bakso.

Pertama kali Sainah mulai mencoba membuat bakso sendiri, dimulai pada tahun 2009. Waktu itu kebetulan ia bertemu dengan seorang teman yang menyarankan untuk masuk dalam anggota Program Keluarga Harapan (PKH). Dari program ini Sainah mendapat bantuan modal Rp1 juta. Uang Rp1 juta itu, bukan untuk belanja namun digunakan untuk kredit freezer sebesar Rp 500 ribu dan sisa Rp 500 ribu ia simpan. Dari uang simpanan Rp500 ribu itu, Sainah ambil untuk membeli tepung dan daging sebagai bahan pembuatan bakso sebesar Rp 40 Ribu. Belanja dengan uang Rp 40 Ribu, Sainah mampu memproduksi bakso sebanyak satu kilo. Bakso satu kilo itu dijajakan keliling dan baru habis selama 3 hari. Uangnya dapat Rp 80 ribu.

Sainah tampak haru ketika harus mengenang pedihnya pertama mulai merintis usaha. Kendati perputarannya sangat lamban, sampai tiga hari, ia mengaku tetap bersyukur lantaran bakso miliknya masih bisa laku terjual. Uang hasil penjualan itu dibelanjakan semuanya, biar muter makin besar makin besar. Lambat laun, perputaran hasil penjual bakso itu makin cepat dan terus membesar.

Meski bisnisnya kian hari terus membesar, bukan berarti ia tak memiliki rintangan. Sainah mengaku sering dicemooh banyak orang karena bakso yang ia jual dianggap aneh karena ditusuk dan tak berkuah. Kata orang orang, “masa bakso kok ditusuk, dicocol sambal?"  Namun, cemooh yang ia dapatkan selalu ia balas dengan senyuman.
“Kalau mau nyicip bakso tusuk saya boleh, nggak usah bayar nggak apa-apa," tutur Sainah waktu itu kepada orang-orang yang mencemoohnya.

Strategi ini ternyata membuahkan hasil. Usai mencoba bakso tusuk miliknya, orang-orang yang sempat mencemooh semakin ketagihan untuk membeli. Hasil dari kerja keras dan kegigihan yang dilakukan, bakso tusuk Sainah kini laku pesat. Bahkan ia sudah membuka cabang di beberapa tempat. Cabangnya ada di kampus institut Seni Indonesia (ISI), di Ganjuran, di Sewon, di Mrican SMK 2 Depok, dan depan kampus UII Kaliurang.

Untuk menjalankan usahanya, Sainah dibantu oleh 24 karyawan untuk membantu proses pembuatan dan penjualan bakso tusuk. Tingginya permintaan pasar, setiap hari Sainah mengaku mampu menghabiskan tepung sebanyak 80 kilogram, daging ayam 80 kilogram, dan daging sapi 12 kilogram. Omzetnya kalau hari biasa Senin sampai Kamis Rp 7 juta sampai Rp 8 juta. Kalau hari Jumat, Sabtu dan Minggu bisa Rp 10 Juta setiap harinya.


Usaha Bakso Tusuk Yang Menguntungkan

Ali pengusaha Bakso Tusuk memulai usaha pada tahun 2000 dengan modal awal Rp 90 ribu. “Alhamdulillah usaha ini saya jalani dengan tekun dan makin hari jualan bakso tusuk saya bertambah maju dengan tambahan armada gerobak hingga kini sekarang sudah ada 11 gerobak ,”ujar Ali.

Awal mula usaha Kamaludin sebelum membuka Wirausaha Bakso Tusuk dari Bekasi, Jawa Barat adalah dengan berjualan roti keliling. Ia kemudian beralih ke Bakso Tusuk karena usaha rotinya sepi. Ali, panggilan Kamaludin memulai usaha bakso tusuk berkat pemberian saudaranya untuk melanjutkan usaha bakso. Usaha itu dinamai Bakso Tusuk Kuah karena sesuai dengan bentuk dan kemasannya yaitu bakso yang ditusuk lalu diberi kuah dan ditambahkan bumbu lainnya seperti kecap dan sambal sesuai selera. Usaha Bakso Tusuk Ali dipasarkan pagi hari disekolah-sekolah lalu setelah menjelang siang  keliling hingga malam atau sampai dagangan habis.
Untuk pengolahan dan peracikan bumbu, Ali hanya dibantu Istrinya, Dian Rahmawati dan saudaranya, sedangkan untuk pemasaran dibantu oleh karyawan sebanyak sebelas orang. Dalam sehari Bakso Tusuk produksi Ali bisa menghasilkan puluhan bakso yang bahan dasarnya dari bahan asli tanpa pengawet seperti Ikan Tuna dan bahan lainnya. Rata-rata setiap hari Ali sanggup membuat bakso enam ember dengan masing-masing ember berisi bakso kira-kira 1000- 2000 butir. Bahan ikan tuna untuk baksonya dipilih karena harganya yang lebih miring sehingga terjangkau dan ia bisa mendapatkan untung lebih. Sementara jika menggunakan bahan selain ikan Tuna, ia mengaku tidak sanggup karena mahal dan harga produksinya melambung. Namun yang terpenting, bakso tusuk Ali tidak menggunakan bahan pengawet sehingga sangat sehat. Ali pun meyakini usaha Bakso Tusuk produksinya lebih unggul dan enak dibandingkan usaha makanan lainnya terbukti konsumennya setiap hari bertambah dan orderan untuk pesanan bertambah.
Harga Bakso Tusuk Ali dibandrol Rp 2000 per porsi dengan isi enam butir bakso. Persaingan usaha oleh sesama pengusaha bakso tusuk diakui oleh Ali tidak ada, sebab ia mengakui karena masing-masing sudah memiliki pasarnya. ”Karena secara tidak langsung pedagang Bakso Tusuk sudah memilik lahan atau tempat masing untuk memasarkan dagangannya dan kami menyadari itu semua tanpa harus ada peraturan atau perjanjian macam itulah dengan kata lain kita sudah saling kompromi antar pedagang. Soal kendala menjalankan usaha Bakso Tusuk diakui Ali memang ada, dalam usaha kadang sepi pembeli kadang ramai.

Untuk menunjang dan meningkatkan produksinya Ali membeli sebuah Mesin Cetak Bakso tipe FM R280 dari Toko Mesin Maksindo Pulo Gadung Jakarta. Sebelumnya dalam memproduksi Bakso ia lakukan secara manual dengan mengandalkan tenaga tangan. Sebelum ada mesin, produksi Bakso butuh waktu yang lama dan terlalu menguras tenaga, hasilnya pun tidak memuaskan dan banyak pesanan dibatalkan. Tapi setelah adanya mesin itu sangat membantu produksi dengan hasil yang sangat signifikan, waktunya cepat, tidak menguras tenaga serta hasilnya pun lebih baik dan cetakan baksonya bagus dan sama. Dengan mesin itu semua pesanan yang datang  dapat teratasi dengan baik dan tidak lagi menolak rezeki yang datang keuntungannya pun berlipat ganda.

Untuk Usaha Bakso Tusuk Ali bisa meraup keuntungan mencapai puluhan juta dalam sebulan. Keuntungan kotornya bisa mencapai Rp 10 juta sedangkan sehari bisa dapat Rp 400 ribu -Rp 500 ribu dari sebelas gerobak yang dimiliki kalau semua jalan atau jualan.

Berdasarkan data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2018, tingkat kemiskinan di Tanah Air turun dan menjadi satu digit, yakni 9,82 persen dari populasi. Angka kemiskinan ini terendah dalam sejarah sejak krisis 1998. Menurut BPS, salah satu faktor yang berperan dalam penurunan angka kemiskinan tersebut adalah program Bantuan Sosial (Bansos) dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang disalurkan dengan tepat waktu dan tepat sasaran.

SUMBER :

1 comment:

Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.