KULIAH PUBLIK: Memahami Perbedaan Keuntungan Dari Saham dan Obligasi

SOSIAL MEDIA

PIKIRKAN YANG BAIK ~ o ~ LAKUKAN YANG TERBAIK ~ o ~ Ini Kuliah MetodeCHAT ~ o ~ Cepat_Hemat_Akrab_Terpadu ~ o ~ Silahkan Membaca dan Berkomentar

Ketahui Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Bisnis Anda Terkini

  Baru-baru ini, pemerintah telah mulai melonggarkan mobilitas seiring menurunnya kasus covid-19. Sementara pada Juli hingga awal Agustus ek...

Thursday, June 06, 2019

Memahami Perbedaan Keuntungan Dari Saham dan Obligasi


Saham vs Obligasi

Secara umum, saham dan obligasi memiliki tujuan yang hampir sama yaitu menanamkan modal atau dana untuk meraih pundi-pundi kekayaan dari perusahaan. Namun perbedaannya adalah, saat perusahaan menerbitkan saham berarti mereka menjual sebagian kepemilikannya kepada pihak lain. Nah, bedanya dengan obligasi, saat perusahaan mengeluarkan obligasi, itu artinya mereka menerbitkan surat utang yang bisa kamu beli. Kamu yang memiliki obligasi berhak mendapatkan pembayaran dari pokok utang ditambah dengan bunga. Jadi, saham adalah bentuk kepemilikan suatu perusahaan yang biasanya berbentuk dokumen. Sang pemilik saham berhak mendapat keuntungan perusahaan atau yang kerap disebut dengan dividen.
Sedangkan obligasi itu adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun instansi pemerintah sebagai bentuk peminjaman uang yang kemudian akan dibayarkan kembali sebesar harga pokok utang beserta bunga atau istilahnya disebut kupon.

Persamaan saham dan obligasi
Seperti yang sudah dijelaskan di atas kalau saham dan obligasi itu merupakan instrumen investasi yang sangat menguntungkan dan bisa menghasilkan banyak keuntungan. Berikut ini tiga persamaannya:
1. Memiliki klaim atas laba dan aktiva
Para pemilik saham dan obligasi memiliki klaim atas laba dan aktiva. Pasalnya, kedua instrumen investasi ini menjanjikan kepada para pemiliknya pendapatan yang berupa aset yaitu uang dan aset-aset lainnya. Klaim itu terjadi pada tanggal transaksi atau saat pembelian saham dan penandatanganan obligasi yang kemudian dapat dieksekusi saat jatuh tempo. Jadi, intinya saham dan obligasi itu menjanjikan pendapatan bagi para pemiliknya.
2. Memiliki hak tebus
Para pemilik saham dan obligasi juga memiliki hak tebus yaitu pilihan untuk menukar saham dan obligasi dengan uang.
3. Surat berharga
Persamaan lain antara saham dan obligasi adalah sebagai surat berharga. Jadi, keduanya merupakan bentuk perjanjian hitam di atas putih yang berupa perjanjian dan telah disetujui oleh kedua belah pihak. Surat berharga tersebut sama-sama dapat diperjualbelikan di bursa efek maupun pasar modal.

Jenis saham dan obligasi

Jenis saham:
Saham biasa (common stocks) memiliki klaim pada pendapatan dan aset perusahaan. Namun, kewajibannya pun terbatas yang berarti saat perusahaan bangkrut, maka kerugian yang ditanggung pemegang saham adalah sebesar investasinya saja.
Saham preferen (preferred stock) memiliki karakteristik saham biasa dan obligasi. Jadi, pendapatan yang diperoleh adalah dividen yang rate-nya bersifat tetap layaknya bunga obligasi. Bahkan para pemilik saham preferen akan memperoleh hak utama dalam pada dividen saat perusahaan dilikuidasi.

Jenis obligasi:
Obligasi dengan jaminan (secured bonds), yaitu jenis obligasi yang dijamin dengan jaminan tertentu. Jenis obligasi ini berupa, obligasi dengan garansi (guaranteed bonds), obligasi dengan jaminan harta (mortgage bonds), obligasi dengan jaminan efek (collateral bonds) dan obligasi dengan jaminan peralatan (equipment bonds).
Obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds), yaitu bentuk obligasi yang diberikan hanya dalam bentuk kepercayaan semata, seperti debenture bonds yakni obligasi yang diterbitkan pemerintah dan subordinate bonds.

Apa yang terjadi saat perusahaan bangkrut?
Selain sumber keuntungannya yang berbeda, ada perbedaan yang paling mencolok antara kedua instrumen investasi saham dan obligasi yaitu saat perusahaan pailit alias bangkrut. Para investor saham akan menjadi pihak yang paling terakhir mendapatkan dana balik saat perusahaan mengalami kebangkrutan. Sedangkan para pemegang obligasi akan menjadi pihak yang didahulukan untuk mendapatkan hak saat perusahaan pailit.
Jadi, saat pemilik obligasi sudah mendapatkan hak mereka, barulah sisa uangnya dibagikan kepada para pemegang saham. Bahkan dalam kondisi terburuk, para pemilik saham bisa tidak mendapatkan apapun saat perusahaan bangkrut.

Lebih baik mana, investasi saham atau obligasi?

Meski sama-sama dapat memberikan cuan banyak, jelas kedua instrumen itu memiliki perbedaan yang cukup mencolok.
Jenis investasi mana yang sebaiknya dipilih, saham atau obligasi? Jawabannya sudah pasti balik ke profil risiko yang dapat diterima. Artinya, investor perlu mengetahui seberapa besar risiko yang berani ditanggung.
Tiap investasi pasti memiliki keuntungan dan risiko. Begitu pun dengan investasi saham. Menurut Parto Kawito, Direktur PT Infovesta Utama, berikut ini keuntungan dan risiko dalam berinvestasi saham:

Keuntungan investasi saham:
1. Dividen (pembagian laba). Dividen adalah pembagian laba yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Dividen itu sendiri berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Ada dua jenis dividen, yaitu dividen tunai dan dividen saham: Dividen tunai artinya perusahaan memberikan uang tunai untuk setiap lembar saham kepada pemegang saham. Dividen saham artinya dividen yang diberikan perusahaan berupa saham, jadi jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah.
2. Capital gain (kenaikan harga saham). Capital gain adalah keuntungan yang didapatkan dari kenaikan harga saham, yakni harga jual lebih tinggi dibanding harga beli. Misalnya, kamu membeli saham A dengan harga per lembar Rp 2.000. Kemudian kamu menjualnya di angka Rp 2.500 per lembar. Berarti, kamu mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap lembar saham.

Risiko investasi saham:
1. Capital loss. Capital loss adalah kebalikan dari capital gain, di mana investor menjual sahamnya lebih rendah dibanding harga beli. Misalnya, kamu membeli saham B seharga Rp 2.000 per lembar. Tapi kamu menjualnya di harga Rp 1.700 per lembar. Dengan demikian, kamu akan mengalami kerugian sebesar Rp 300 per lembar.
2. Suspend. Risiko lain dari investasi saham adalah saham terkena suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Kondisi tersebut membuat investor tidak dapat menjual atau membeli saham saham tersebut sampai suspensi dicabut.

Jika Investor termasuk dalam kategori yang siap menanggung risiko tinggi alias investor agresif, maka investasi saham bisa menjadi pilihan terbaik. Pasalnya, saham itu termasuk jenis investasi jangka panjang. Jadi, investor bisa menikmati imbal hasil yang maksimal di atas waktu 10 tahun.
Kalau investor termasuk ke dalam investor yang konservatif alias tidak bisa menanggung risiko tinggi, maka berinvestasilah di obligasi. Selain aman, obligasi juga menjadi pilihan yang tepat buat investor yang mulai memasuki masa pensiun.


Panduan Investasi Saham

Investasi saham memang dikenal dengan return-nya yang tinggi. Hal itulah yang kemudian membuat banyak orang tergiur untuk terjun ke dalamnya. Tapi ingat bahwa Investasi saham juga memiliki risiko yang tinggi. Makanya untuk orang awam atau pemula yang gak ngerti investasi, banyak juga yang ragu-ragu buat mulai investasi ini.
Berikut ini ada tips dan trik dari Parto Kawito, Direktur PT Infovesta Utama buat para investor saham pemula.

1. Ketahui profil risiko. Pasalnya, jumlah saham di bursa efek itu ada banyak. Nah, biar tepat dalam memilih, kamu harus tahu dulu karaktermu seperti apa. Kalau kamu termasuk orang yang nekat, kamu bisa memilih berinvestasi  di saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar menengah atau kecil. Sebaliknya, kalau kamu tipe yang hati-hati, kamu bisa memilih investasi saham BUMN dan saham-saham blue chip. Kenapa? Karena saham-saham ini pergerakannya lebih stabil dan likuid, sehingga risikonya pun lebih kecil.
2. Tentukan tujuan investasi. Setelah kamu mengetahui profil risikomu, kemudian pikirkan juga apa tujuanmu berinvestasi saham. Apakah untuk jangka panjang, menengah, atau pendek. Sebaiknya investasi saham dilakukan setidaknya untuk jangka menengah. Soalnya kalau jangka pendek, kamu bakal rugi lantaran mesti bayar fee broker juga. Alhasil, untung gak seberapa, modal malah kepotong biaya broker.
Jangka pendek yang dimaksud di sini adalah trading harian. Lagipula, kamu gak mungkin kan mantengin pergerakan saham setiap saat? Emang gak kerja apa?
3. Ketahui waktu yang tepat untuk beli dan jual. Menurut hasil analisa yang dilakukan oleh tim Parto selama kurun waktu 10 tahun terakhir, waktu yang tepat untuk menjual saham adalah di bulan Mei dan beli di bulan September atau Oktober. Mengapa? Pasalnya, pada bulan Mei banyak orang yang menjual saham karena musim liburan. Hal itu membuat harga saham turun.
Nah, karena kamu tahu siklusnya, kamu bisa menjual sahammu sebelum harga saham turun alias “nyolong start” sebelum yang lain menjual sahamnya. Sedangkan di bulan September atau Oktober, harga saham umumnya naik. Jadi kamu bisa membeli saham sebelum waktu itu atau saat harga saham masih rendah. Dengan begitu, kamu jadi tahu kan kapan waktu yang tepat membeli saham?
4. Jumlah investasi. Setelah mengetahui waktu yang tepat untuk investasi, jangan keburu nafsu dulu membeli saham dengan jumlah besar. Apalagi kalau kamu adalah investor pemula yang masih meraba-raba. Kamu tentu gak mau kan gigit jari karena bangkrut?
Parto menyarankan agar kamu menginvestasikan 5 persen saja dari kekayaanmu. Setelah kamu mengerti cara bermain saham, baru deh dinaikkan jumlah investasinya secara berkala. “Kini kamu sudah bisa bermain saham dengan modal hanya Rp 2 juta. Bahkan, ada sekuritas kecil yang menawarkan investasi saham untuk mahasiswa dengan modal Rp 500 ribu saja,” ucap Parto.

Berikut ini bagaimana cara memilih saham yang tepat :

1. Fundamental perusahaan. Meskipun jumlah uang yang kamu investasikan kecil, tapi kamu tentu mau mendapatkan keuntungan kan. Karena itu, kamu gak bisa sembarangan memilih saham. Hal pertama yang harus kamu lihat adalah laporan keuangan atau fundamental dari perusahaan yang sahamnya akan kamu beli itu. Kalau kamu lihat perusahaannya gak ada peningkatan omzet, profit turun terus, dan banyak utang, mending langsung banting setir deh. Pilih saham lain yang lebih prospektif dan kinerjanya lebih baik.

2. Analisa teknikal saham. Bukan hanya laporan keuangannya saja yang harus kamu lihat. Kamu juga perlu mengetahui bagaimana analisa grafik saham dari perusahaan tersebut. Kalau pergerakan naik turun sahamnya gak terlalu ekstrim, kamu bisa membeli saham di perusahaan itu. Tandanya, saham tersebut stabil dan gak rawan akan spekulasi pasar.

3. Nasihat broker atau pialang. Buat kamu para pemula yang belum tahu betul mengenai investasi saham, penting banget untuk meminta nasihat dari broker atau pialang untuk mengetahui apakah saham tersebut memiliki prospek yang bagus atau tidak. Umumnya, broker juga akan menjelaskan mengenai fundamental dan analisa teknikal dari perusahaan yang sahamnya ingin kamu beli. Dari situ broker akan memberikan masukan, sebaiknya kamu membeli saham tersebut atau tidak. Untuk daftar brokernya, bisa kamu lihat di Bareksa.

Main Saham Online

Investasi zaman now beda banget sama zaman dulu. Kalau dulu beli saham lewat pialang atau broker, kini ada yang namanya saham online. Kamu cuma perlu ponsel atau laptop dan koneksi Internet aja. Keuntungan lain, kamu gak perlu lagi menyimpan surat tercetak yang menyatakan kamu sebagai pemilik saham. Sebab bukti kepemilikan saham kamu sekarang ini bentuknya udah digital. Jelas lebih praktis dari sebelumnya.
Ada yang bilang investasi saham online itu susah-susah gampang. Malah katanya lebih banyak susahnya. Sebenarnya, investasi saham gak susah kok asal kamu mengetahui trik-triknya. Berikut ini trik-trik investasi saham online yang wajib kamu tahu.

1. Blue Chip, Second Liner, dan Junk Stocks dalam saham online
Ada beberapa istilah penting dalam bursa saham yang mesti kamu tahu. Beberapa yang perlu kamu tahu adalah Blue Chip, Second Liner, dan Junk Stocks. Ketiga istilah tersebut dimaksudkan buat mengelompokkan jenis-jenis saham berdasarkan kapitalisasi pasarnya.
Kapitalisasi pasar sendiri adalah jumlah saham yang beredar dikali dengan harga saham. Dari sini kamu bakal mudah mengenali saham ini Blue Chip, Second Liner, atau Junk Stocks.
Saham Blue Chip itu nama lain dari saham lapis satu yang kapitalisasi pasarnya di atas Rp 40 triliun. Sementara Second liner sama dengan saham lapis dua dengan kapitalisasi pasar Rp 500 miliar-Rp 10 triliun.
Dan Junk Stocks atau lapis tiga dengan kapitalisasi pasar di bawah Rp 500 miliar.

2. Beli saham online yang cenderung likuid
Istilah likuid di sini berarti saham tersebut mudah diperdagangkan. Untungnya memiliki saham likuid, kamu gak bakal mengalami kesulitan dalam menjualnya atau menunggu waktu yang lama buat menjualnya. Buat kamu yang emang fokusnya menjadi trader, saham likuid dan gak likuid gak boleh luput dari perhatian. Sementara buat kamu yang pengin punya saham online sebagai investasi jangka panjang, gak masalah kalau gak punya saham likuid. Setidaknya, dengan jadi investor dari saham yang gak likuid, kamu menerima dividen (untung perusahaan) dari saham setiap tahunnya. Cuma kamu benar-benar mesti selektif pilih saham yang bakal dibeli biar di masa mendatang gak merugi.

3. Pilihnya pakai analisis: analisis fundamental dan teknikal
Sering kali investasi saham online disamakan dengan judi. Padahal, beli saham online perlu analisis. Bukan asal nebak pakai feeling lalu untung seperti judi.
Sebelum memutuskan saham mana yang pengin dibeli, kamu perlu analisis dulu, baik analisis fundamental maupun teknikal. Analisis fundamental adalah analisis buat mengetahui sehat gaknya perusahaan yang dilihat dari kinerja dan laporan keuangannya. Sedangkan analisis teknikal adalah analisis yang dilakukan dengan melihat histori pergerakan harga saham. Biasanya analisis teknikal ini mengandalkan grafik atau chart. Dari grafik tersebut, harga saham dapat diprediksi dengan membaca candlestick hijau dan merah.

4. Beli saat merah, jual saat hijau
Prinsip investasi saham yang dari dulu sampai sekarang masih diyakini adalah jual saat harga naik, beli saat harga turun. Kalau kamu perhatikan grafik atau indeks harga, warna merah menandai turunnya harga saham. Sebaliknya, warna hijau menandai naiknya harga saham.Buat kamu yang masih pemula, gunakan prinsip ini ketika hendak membeli saham online. Dan jangan lupa baca psikologis pasar atau berita-berita yang beredar agar bisa menentukan kapan waktu yang tepat.

5. Jangan panik
Ada kalanya indeks harga saham turun dalam waktu yang cukup lama. Gak sedikit investor atau trader saham yang panik dengan situasi seperti ini. Lagi pula siapa juga yang pengin rugi karena kehilangan uang investasi? Seandainya kamu mengalami situasi ini cuma satu hal yang perlu dilakukan: jangan panik.
Warren Buffet, masternya pasar modal mengatakan, “jangan terlalu dekat melihat pasar.” Malah saat turun inilah, beli saham-saham yang diincar mumpung harganya murah (buy). Kemudian tunggu sampai harga naik kembali (hold).

6. Hindari ikut-ikutan beli saham yang harganya cepat naik
Selama kamu mengikuti perkembangan harga saham online, ada satu momen dimana terdapat satu saham yang harganya cepat banget naik. Melihat harganya yang naik melulu bikin kamu tertarik membelinya. Boleh-boleh aja kamu membelinya. Cuma sebaiknya kamu hindari ikut-ikutan beli saham tersebut. Kenapa? Umumnya saham yang seperti itu lagi “digoreng”. Saham “goreng” ini merujuk pada aksi menaikkan harga saham yang biasanya adalah saham lapis tiga atau Junk Stocks.
Jelas aja naiknya harga saham yang selama ini gak diperhitungkan bikin gempar. Tidak sedikit pula yang terpancing buat membeli saham ini. Begitu sudah banyak yang membeli, ”si penggoreng” tinggal menunggu waktu yang tepat kemudian menjual saham yang “digorengnya” itu. Saat itu terjadi, banyak yang rugi karena ketinggalan momen menjual saham tersebut. Inilah alasannya kenapa kamu mesti hati-hati dan sebisa mungkin menahan diri dengan gak ikut-ikutan beli saham tersebut.

Memang buat benar-benar mengerti semua hal yang berkaitan dengan saham itu butuh waktu. Setidaknya, dengan menerapkan trik-trik di atas, kamu udah berada di jalur yang tepat buat meraih untung. Satu hal lagi yang perlu kamu pahami dalam investasi saham, termasuk saham online, adalah jangan pernah berhenti belajar dan mencari tahu. 

Apa itu obligasi?

Ada yang bilang, obligasi mirip-mirip dengan utang piutang. Lebih tepatnya, obligasi adalah surat utang berjangka yang diterbitkan Negara ataupun perusahaan. Jangka waktunya dari 1–10 tahun. Kenyataannya, obligasi dimunculkan dalam bentuk surat perjanjian. Surat ini merinci besaran pinjaman, kupon, hingga tanggal jatuh tempo. Bahkan, nama pembeli alias pemilik juga tercantum di dalamnya. Dengan kamu memiliki obligasi negara atau perusahaan, itu berarti negara atau perusahaan berutang padamu sebesar yang dijanjikan. Negara atau perusahaan juga bersedia mengembalikannya pada waktu yang disepakati, dan membayarkan kuponnya setiap bulan.

Sama seperti saham, penerbitan obligasi adalah cara buat menghimpun dana dari masyarakat. Negara yang butuh dana buat pembangunan infrastruktur atau perusahaan yang perlu dana buat ekspansi bisnis menjadikan obligasi sebagai solusi sumber pendanaan. Kebanyakan obligasi bisa dimiliki siapa aja. Bahkan, investor asing diizinkan membelinya. Namun, ada juga yang penjualannya dikhususkan buat Warga Negara Indonesia (WNI), semisal yang diterbitkan negara.

Untuk membeli obligasi, kamu bisa mendapatkannya di pasar perdana dan pasar sekunder. Di pasar perdana, obligasi yang Initial Public Offering atau IPO ditawarkan ke investor individu atau institusi yang dianggap penjamin emisi atau underwriter berpotensi membeli. Sementara pasar sekunder yang dimaksud adalah, dapat diperoleh di bursa efek atau mitra-mitra distribusi yang ditunjuk. Misalnya, obligasi negara yang dijual mitra-mitra distribusi semisal bank.

Apa saja jenis-jenis Obligasi
Satu hal yang perlu kamu pertimbangkan sebelum pilih instrumen ini adalah jangka waktu investasi ini. Obligasi adalah investasi yang punya jangka waktu tahunan. Selama jangka waktu tersebut, tidak bisa sembarangan ditarik. Minimal setengahnya bisa ditarik, dan itu pun di waktu tertentu.
Ada beberapa jenis investasi yang satu ini. Umumnya jenis-jenis obligasi yang beredar tergantung dari penerbitnya.
  • Obligasi perusahaan atau corporate bonds, salah satu jenis yang diterbitkan perusahaan negara atau BUMN ataupun perusahaan swasta. Misalnya aja PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk yang menerbitkan senilai Rp 500 miliar.
  • Obligasi negara atau government bonds, jenis obligasi ini diterbitkan negara. Contohnya, Oligasi Negara Ritel atau ORI.
  • Obligasi daerah atau municipal bonds, jenis yang diterbitkan Pemerintah Daerah.
Keuntungan Investasi Obligasi Lebih Besar dari Bunga Deposito!

Popularitas obligasi sebagai investasi sejauh ini emang masih di bawah deposito maupun saham. Namun, bukan berarti obligasi adalah investasi yang sepi peminat. Terbukti, Obligasi Ritel Indonesia alias ORI selalu habis jadi buruan mereka yang pengin berinvestasi. Sampai saat ini, pemerintah lewat Kementerian Keuangan udah menerbitkan ORI sebanyak 15 kali. ORI015 menjadi obligasi negara yang terakhir dijual tahun 2018. Bisa dibilang ORI015 berhasil menarik minat banyak orang. Gimana gak menarik? Kupon alias return yang ditawarkan sebesar 8,25 persen per tahun. Makanya penjualannya bisa tembus Rp 17,6 triliun, melebihi angka yang ditargetkan Rp 10 triliun.Instrumen investasi Obligasi bukan cuma ORI, melainkan banyak jenis lainnya yang mungkin kurang begitu gencar pemberitaannya.

Sebagai salah satu instrumen investasi, tentu saja ada keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan menempatkan uang di instrumen ini.
·Peroleh kupon secara berkala sebagai return investasi. Kupon diberikan tiap satu bulan, tiga bulan, ataupun enam bulan sekali. Kupon terbagi menjadi kupon tetap (fixed coupon) dan kupon mengambang (floating/variable coupon).
·Dapat capital gain karena menjual obligasi. Misalnya, harga pari atau awal itu 100 persen. Satu tahun berjalan ternyata harganya naik menjadi 120 persen. Kalau kamu menjualnya di harga 120 persen, selisihnya yang 20 persen itulah capital gain.
·Pasti dibayarkan berikut return yang diperoleh khusus obligasi negara karena dijamin UU No. 24 Tahun 2002 atau UU No. 19 Tahun 2008.
·Untung dari kupon lebih tinggi dari untung bunga deposito.
·Dapat dijadikan sebagai agunan.

Kekurangan menjadikan Obligasi sebagai pilihan investasi

Ada beberapa kekurangan investasi Obligasi yang perlu kamu tahu.
· Risiko gagal bayar yang berakibat hilangnya uang yang jadi dana obligasi. Gak cuma uang, sisa kupon yang belum dibayarkan juga ikut hilang. Risiko ini terjadi pada obligasi yang diterbitkan perusahaan. Sementara buat ORI, hal ini gak berlaku.
· Besaran kupon yang diberi tergantung suku bunga acuan Bank Indonesia. Biasanya ini terjadi buat obligasi kupon mengambang.
· Harga obligasi juga tergantung besarnya suku bunga. Kalau suku bunga naik, harga turun. Sebaliknya, seandainya suku bunga turun, harga jadi naik.
· Menjual saat yang tidak tepat bisa menimbulkan kerugian atau capital loss. Karena itu, kamu harus pastikan dana yang dipakai buat beli obligasi adalah bukanlah dana darurat. Pasalnya, bisa repot nanti kalau sewaktu-waktu perlu dana tersebut.

Semoga informasi ini bermanfaat. Yuk mulai investasi dari sekarang.
Selamat mencoba!

Sumber :
www.moneysmart.id

1 comment:

  1. Salam kepada semua orang Indonesia dan semua ASIA, nama saya Pak Yohanes Hendra, tolong, saya ingin membagikan kesaksian hidup saya di sini di platform ini agar semua orang Indonesia sangat berhati-hati dengan pemberi pinjaman di internet, Allah telah benar-benar mendukung saya melalui ibu yang baik, Ny. Helen Wilson

     Setelah beberapa periode mencoba mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan ditolak, jadi saya memutuskan untuk mendaftar melalui pinjaman online tetapi saya ditipu dan saya kehilangan lebih dari 7,5 juta Rupiah dengan pemberi pinjaman yang berbeda setelah membayar beberapa biaya dan tidak mendapatkan pinjaman.

    Saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman, jadi saya berdiskusi dengan seorang teman saya yang kemudian memperkenalkan saya kepada Ny. Helen Wilson, pemberi pinjaman di perusahaan, jadi teman saya meminta saya untuk melamar dari ibu Helen, jadi saya mengumpulkan keberanian dan hubungi Ibu Helen.

    Saya mengajukan pinjaman 650 juta Rupiah dengan tingkat bunga 2%, sehingga pinjaman disetujui tanpa tekanan dan semua pengaturan dilakukan dengan transfer kredit, karena itu tidak memerlukan jaminan dan jaminan untuk pinjaman transfer saya adalah hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi aplikasi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.

    Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya dikreditkan dengan jumlah 650 juta. Saya sangat senang bahwa Allah akhirnya menjawab doa saya dengan memesan pinjaman saya dengan pinjaman asli saya, yang memberi saya keinginan hati saya.

    Mereka juga memiliki tim ahli yang akan memberi tahu Anda tentang jenis bisnis yang ingin Anda investasikan dan cara menginvestasikan uang Anda, sehingga Anda tidak akan pernah bangkrut lagi dalam hidup Anda.

    Semoga ALLAH memberkati Ny. Helen Wilson untuk membuat hidup saya mudah, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ny. Helen melalui email: (helenwilson719@gmail.com) untuk pinjaman Anda

    Ada perusahaan palsu lain yang menggunakan kesaksian saya secara online untuk mencapai hasrat egois mereka, saya satu-satunya dengan kesaksian yang benar ini, mohon berhati-hati terhadap orang-orang ini.

    Akhirnya saya ingin berterima kasih kepada Anda semua karena telah meluangkan waktu untuk membaca kesaksian sejati hidup saya tentang kesuksesan saya dan saya berdoa Allah akan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda.
    Sekali lagi nama saya Yohanes, Anda dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut melalui email saya: (hendrayohanes577@gmail.com)

    ReplyDelete

Saran-Kritik-Komentar Anda sangat bermanfaat.
Terima Kasih Telah Bergabung.