KULIAH PUBLIK: Makroekonomi

SOSIAL MEDIA

PIKIRKAN YANG BAIK ~ o ~ LAKUKAN YANG TERBAIK ~ o ~ Ini Kuliah MetodeCHAT ~ o ~ Cepat_Hemat_Akrab_Terpadu ~ o ~ Silahkan Membaca dan Berkomentar

Ketahui Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Bisnis Anda Terkini

  Baru-baru ini, pemerintah telah mulai melonggarkan mobilitas seiring menurunnya kasus covid-19. Sementara pada Juli hingga awal Agustus ek...

Showing posts with label Makroekonomi. Show all posts
Showing posts with label Makroekonomi. Show all posts

Sunday, September 02, 2018

Dollar Amerika Semakin Ganas Memerangi Ekonomi Dunia


Menyusul krisis ekonomi yang kian memburuk di Argentina, Pemerintah Argentina secara tak terduga meminta pencairan awal pinjaman senilai US$ 50 miliar atau setara Rp 733 triliun dari Dana Moneter Internasional (IMF). Namun, ada kekhawatiran kalau Argentina tidak dapat bayar kembali pinjamannya yang berat. Bahkan, rencana utang tersebut masih menyisakan pro dan kontra yang meluas di tengah masyarakat Negeri Tango itu.

Mata uang peso Argentina dilaporkan telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya terhadap dolar AS sepanjang 2018. Mata uang peso di level terendah 34,10 per dolar AS dan turun lebih dari 45,3 persen terhadap dolar AS. Hal itu didorong krisis ekonomi yang terjadi. Penurunan peso terparah sejak mata uang tersebut mengambang pada Desember 2015, telah menyebabkan lonjakan inflasi yang mencapai 31,2 persen pada Juli 2018. Merespons hal itu, bank sentral telah menaikkan suku bunga hingga 45 persen dan menarik cadangan devisa sekitar USD 300 juta.

Presiden Mauricio Macri mengatakan langkah itu dirancang untuk memulihkan kepercayaan terhadap ekonomi Argentina. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Macri menuturkan akses cepat ke dana akan hilangkan ketidakpastian dan memulihkan kepercayaan pasar. Argentina setuju dengan Dana Moneter Internasional untuk memajukan semua dana yang diperlukan untuk menjamin kepatuhan dengan program keuangan tahun depan. Argentina berkomitmen mengatasi inflasi dua digit dan belanja publik yang merupakan bagian dari kesepakatan. Argentina ingin dukungan itu dengan upaya fiskal yang diperlukan (radionz, Kamis, 30/8/2018). Ketika persyaratan pinjaman disepakati pada Mei, Macri mengharapkan ekonomi pulih dan tidak berencana menggunakan pinjaman itu.

Dalam pidato yang disiarkan televise setempat, Presiden Macri menuturkan bahwa seminggu terakhir Pemerintah telah melihat ekspresi baru kurangnya kepercayaan di pasar, khususnya atas kapasitas pembiayaan pada 2019. IMF telah menyepakati untuk memajukan semua dana yang diperlukan guna menjamin kepatuhan dengan program keuangan tahun depan. Keputusan ini bertujuan untuk menghilangkan ketidakpastian pada laju ekonomi Argentina. Langkah-langkah lebih lanjut untuk mengendalikan pinjaman pemerintah akan segera dibahas menyertai perubahan kebijakan ekonomi Argentina.

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan (Mei 2018) bahwa IMF dapat berkontribusi untuk upaya itu dengan memberikan dukungan yang akan meningkatkan kepercayaan pasar. Itu memungkinkan waktu otoritas sehingga atasi berbagai kerentanan lama. Rencana telah dirancang oleh pemerintah Argentina dan bertujuan memperkuat ekonomi untuk kepentingan semua orang Argentina. Sebagai bagian dari kesepakatan, pemerintah Argentina berjanji untuk mempercepat rencana kurangi defisit fiskal. IMF menyatakan sedang pelajari permintaan Argentina untuk percepat pencairan pinjaman USD 50 miliar. (Reuters)

Dalam sebuah pernyataan (BBC pada Kamis, 30/8/2018) Christine Lagarde, menekankan dukungan untuk upaya kebijakan Argentina dan IMF membantu pemerintah dalam mengembangkan rencana kebijakan yang direvisi. IMF mengonfirmasi pada hari Rabu bahwa pihaknya ingin memperkuat pengaturan ekonomi, dan mengubah tahapan restrukturisasi di Argentina.

Di lain pihak, suku bunga dan dukungan tertinggi dunia dari IMF telah gagal meyakinkan investor. Peso Argentina masih kehilangan nilai meskipun semua upaya telah dilakukan untuk meredam kekhawatiran investor. Pasar negara berkembang lainnya seperti Turki dan Brasil juga menderita devaluasi mata uang mereka tahun ini, tetapi situasi Argentina dinilai sangat sulit oleh banyak pengamat.

Pemicu Guncangan Ekonomi Argentina

Para investor khawatir Argentina mungkin tidak dapat membayar pinjaman pemerintah yang dianggap berat dan sangat berisiko. Para wartawan menilai kebijakan mempercepat pencairan dana IMF menandakan keputusasaan. Ketika persyaratan pinjaman disepakati pada bulan Mei 2018, Presiden Macri mengharapkan ekonomi pulih dan tidak berencana segera menggunakan uang itu. Padahal, Argentina belum dapat menurunkan inflasi, yang tertinggi di antara negara-negara G20. Selain itu, pemerintah juga gagal memberlakukan reformasi ekonomi yang dijanjikan IMF, yaitu untuk membatasi belanja publik dan pinjaman.

Menurut beberapa pengamat, sebelumnya Presiden Macri terpilih atas janji menghidupkan kembali ekonomi, tetapi sejauh ini hanya sedikit kemajuan yang telah dibuat. Biaya kehidupan sehari-hari semakin mahal bagi penduduk Argentina, karena harga barang dan jasa yang masih berhubungan erat dengan dolar AS. Dan kombinasi antara inflasi spiral dan pemotongan belanja publik berarti upah tidak sejalan dengan harga, membuat kebanyakan orang menjadi lebih miskin.

Ekonomi Argentina dibayangi krisis karena pergerakan mata uang peso yang bergejolak, yang terjadi setelah ekonomi Argentina melonjak pada tahun 2017 dan proyeksi ekonom yang membaik dalam kepemimpinan Presiden Mauricio Macri. Faktanya, krisis Argentina saat ini, mulai dari nilai tukar peso Argentina, inflasi, ekonomi yang memburuk, dan kondisi lapangan kerja.

Berikut rangkaian deretan krisis Argentina yang dikutip dari Reuters, (Kamis, 30/8/2018). Selama beberapa tahun terakhir, para ekonom telah mengkaji bahwa mata uang peso Argentina dinilai terlalu tinggi. Disisi lain, Pemerintah mengakui bahwa kondisi itu akan terdepresiasi secara bertahap. Namun tidak ada yang memperkirakan peso akan terdepresiasi begitu cepat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada April 2018. Hal itu terjadi, dikarenakan kekhawatiran investor tentang kemampuan pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS yang memperkuat dolar AS di seluruh dunia. Depresiasi membuat utang Argentina berdenominasi dolar AS makin tinggi bagi pemerintah.

Selain itu, selama bertahun-tahun, Pemerintah Argentina begitu populis mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran yang melebar, yang menyebabkan harga melonjak. Akibatnya, Tingkat inflasi Argentina yang tinggi menjadi salah satu faktor yang membuatnya lebih rentan dibanding negara berkembang lainnya.  Pemerintah Macri memang telah mengurangi praktik itu, tetapi kenaikan harga barang sebagai bagian dari upaya mengurangi subsidi dan menutup defisit fiskal membuat inflasi tetap tinggi.

Penurunan tajam dalam nilai tukar peso membuat inflasi naik dalam beberapa bulan terakhir. Bank Sentral Argentina merespons depresiasi peso yang cepat dan lonjakan inflasi dengan menaikkan suku bunga menjadi 45% dan menggelontorkan miliaran dolar AS cadangan devisanya untuk melindungi nilai tukar peso. Hal itu mengakibatkan pertumbuh cadangan devisa secara bertahap sejak Desember 2015, menurun drastis. Pinjaman IMF memang memberikan tambahan cadangan devisa, namun tekanan terus menerus terhadap peso telah mulai mendorong intervensi bank sentral yang diperbarui dalam beberapa pekan terakhir.


Disisi lain, badai keuangan berupa lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga yang telah membebani ekonomi Argentina, beberapa nasib buruk juga telah melanda Argentina diluar kendali Macri. Kekeringan terburuk dalam beberapa dekade memangkas panen kedelai dan jagung yang menjadi tulang punggung ekonomi Argentina. Perekonomian Argentina kini telah mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut, sektor pertanian terdampak paling dalam. Ekonomi Argentina anjlok 6,7% pada bulan Juni, penurunan bulanan terburuk sejak krisis keuangan global tahun 2009. Pada pembukaan perdagangan Kamis (30/8/2018), mata uang Argentina jatuh lebih dari 15% ke rekor rendah 39 peso per dollar AS karena para investor cemas tentang kemampuan Argentina dalam membayar utangnya. Jatuhnya peso itu membuat Bank Sentral Argentina mengerek suku bunga acuan dari 45% menjadi 60% pada Kamis (30/8/2018).

Janji utama kampanye Macri untuk menekan kemiskinan hingga nol dan menciptakan pekerjaan berkualitas untuk Argentina menjadi sorotan. Macri mengakui awal bulan ini bahwa kemiskinan kemungkinan meningkat karena inflasi dan kemerosotan ekonomi, sementara jumlah pekerja yang terdaftar telah mulai menurun dari puncaknya pada bulan Desember 2017. Sebagai bagian dari ikrar untuk memangkas defisit anggaran di bawah kesepakatan IMF, Pemerintah berencana untuk mengurangi belanja infrastruktur. Defisit anggaran yang berdampak banyaknya lapangan pekerjaan yang hilang, kini menjadi masalah ketika Macri bersiap untuk maju lagi pada 2019.

Kini, setelah tujuh hari berturut-turut peso Argentina turun jatuh, Presiden Argentina Mauricio Macri (Rabu, 29/8/2018), memutuskan membuat pidato istimewa untuk meyakinkan pasar bahwa Argentina tidak kesulitan membayar utangnya. Dalam pidato selama dua menit di televisi, Macri juga mengumumkan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mempercepat pencairan pinjaman sebesar U$ 50 miliar. Sayangnya, pengumuman itu malah menguatkan sinyal tentang kemampuan Argentina untuk membiayai dirinya sendiri dan semakin mendorong penurunan kurs peso. Walau, IMF tak segera merespon pengumuman Macri itu, pada akhirnya IMF menyatakan sedang mempertimbangkan mempercepat pembayaran karena kondisi pasar yang buruk.

Seorang pejabat senior Kementerian Keuangan Argentina mengatakan (Reuters), Macri telah berbicara dengan para pemimpin negara-negara pemegang saham utama IMF pada Selasa lalu (28/8/2018), sebelum ia berpidato di televisi. Argentina bergegas mengumumkan pengumuman itu setelah beberapa hari menghabiskan banyak cadangan devisa namun tetap gagal menstabilkan peso. Apa yang Presiden inginkan adalah untuk memberikan pesan yang meyakinkan di pasar terbuka bahwa perjanjian itu dilakukan.

Analis dan investor menilai, pengumuman ceroboh itu merupakan serangkaian kegagalan komunikasi dan janji-janji yang telah merusak kredibilitas pembuat kebijakan Argentina, menghancurkan kepercayaan pasar pada kemampuan pemerintah untuk membalikkan ekonomi yang dilanda inflasi.

Pada bulan Juni 2018, IMF telah mencairkan pinjaman senilai US$ 15 miliar, dengan rencana untuk mencairkan sisanya jika Argentina memenuhi target untuk mengurangi defisit fiskal. Namun, kesepakatan itu tidak mencakup semua kebutuhan keuangan Argentina. Negara ini masih perlu mengumpulkan dana US$ 8 miliar dari pasar pada 2019.

Pesan yang membingungkan dari Pemerintah Argentina dalam segala hal, mulai dari kenaikan pajak, kenaikan suku bunga, dan independensi bank sentral telah merusak kepercayaan investor pada Macri.
Bagi beberapa orang, pidato Macri yang disiarkan Rabu lalu adalah langkah yang terlalu jauh.

Jorge Mariscal, Kepala Investasi Pasar Negara Berkembang UBS Wealth Management mengatakan pesan itu ditujukan kepada orang-orang yang salah. Pada pidato yang disiarkan secara nasional itu, tampaknya telah muncul situasi darurat sehingga Argentina harus kembali meminta bantuan lebih banyak.

Bagaimana krisis Kehancuran Ekonomi Argentina Dimulai?

Argentina memiliki sejarah panjang krisis keuangan dan telah gagal bayar dua kali, termasuk selama krisis ekonomi 2001-2002. Gagal bayar utang menjerumuskan jutaan warga Argentina ke dalam kemiskinan.

Ketika seorang konservatif yang ramah bisnis,  Mauricio Macri terpilih sebagai presiden Argentina pada Oktober 2015, ia berjanji untuk menghidupkan kembali ekonomi Argentina dan akan mencapai "nol kemiskinan".  Pengharapannya tinggi  untuk menempatkan ekonomi negara Amerika Selatan itu pada jalur yang stabil. Tetapi kurang dari tiga tahun kemudian, ia secara tak terduga mulai meminta pembebasan awal pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF). Apa yang salah?

Nyatanya, Pemerintah Presiden Macri belum mampu menurunkan inflasi, yang merupakan yang tertinggi di antara negara-negara G20. Peso Argentina telah kehilangan lebih dari 40% nilainya terhadap dolar AS tahun ini dan inflasi semakin liar. Kehidupan sehari-hari semakin mahal untuk orang Argentina, karena harga barang dan jasa yang masih berhubungan erat dengan dolar AS. Dia gagal untuk memberlakukan reformasi ekonomi yang dijanjikan IMF, yaitu untuk membatasi belanja publik dan pinjaman. Dan kombinasi antara inflasi spiral dan pemotongan belanja publik berarti upah tidak sejalan dengan harga, membuat kebanyakan orang lebih miskin.

Sebelumnya, Argentina telah dilanda masalah ekonomi selama bertahun-tahun tetapi ledakan komoditas dalam beberapa dekade terakhir membantu negara itu membayar kembali uang yang dipinjamkan IMF. Itu menghapus seluruh utangnya ke organisasi multilateral pada tahun 2007.

Ekonomi Argentina mulai stabil di bawah Presiden Néstor Kirchner, yang memerintah dari 2003 hingga 2007, tetapi kembali terguncang lagi di bawah pemerintahan istri dan penerusnya, Cristina Fernández de Kirchner. Pemerintahannya, yang berkuasa mulai 2007 hingga 2015, meningkatkan belanja publik, perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi dan mensubsidi banyak barang-barang kehidupan sehari-hari mulai dari utilitas hingga transmisi sepak bola di televisi. Yang lebih krusial adalah pengendalian pemerintah atas nilai tukar, yang menciptakan segala macam masalah praktis, seperti menimbulkan pasar gelap untuk dolar dan harga yang sangat terdistorsi.

Apa yang dijanjikan Presiden Macri?
Dengan janji akan mengakhiri semua distorsi dan mengembalikan Argentina ke ekonomi yang berorientasi pasar di mana pasokan dan permintaan, bukan negara, akan menentukan harga, Mr Macri terpilih menjadi nahkoda. Pada awal pemerintahannya, ia mengakhiri kontrol modal dan memulai kampanye global untuk memperbaiki reputasi Argentina dengan investor asing. Dia juga berjanji untuk menurunkan inflasi, yang melayang sekitar 40% per tahun, dengan membatasi belanja publik.

Hari-hari selanjutnya, Pemerintah Argentina bersikeras bahwa masalahnya terletak pada likuiditas (kurangnya uang tunai) dan bukan dengan solvabilitas (kemampuannya untuk memenuhi kewajiban keuangannya). Pada bulan Mei 2018, Presiden Macri meminta bantuan Christine Lagarde pimpinan IMF, dengan alasan bahwa dana yang berbasis di Washington itu, merupakan sumber pembiayaan termurah yang tersedia. Argumennya mengatakan bahwa dengan pinjaman dari IMF, Argentina akan dapat melakukan intervensi di pasar mata uang lebih lama dan juga melunasi obligasi yang datang untuk pembayaran.

Pada saat itu, Presiden Macri mengatakan dia tidak berencana untuk menggunakan pinjaman $ 50bn (£ 37.2bn) dari IMF kecuali untuk meningkatkan cadangan negara. Tetapi dengan kemerosotan peso yang jatuh lebih jauh dan terpaan hasil panen kedelai dan jagung yang buruk, ekonomi terus terpuruk. Pada Juni 2018, ekonomi turun 6,7%, kemerosotan terburuknya sejak 2009. Sehingga, dengan keyakinan bahwa pemulihan Argentina terkikis, Presiden Macri pada 29 Agustus secara tak terduga meminta pembebasan awal pinjaman IMF.

Ketua IMF Christine Lagarde mengatakan, dana itu siap untuk membantu Argentina tetapi berita tentang permintaan bantuan awal menyebabkan peso turun lebih dari 7%, suatu penurunan terbesar sejak mata uang itu mengambang.

Masyarakat Argentina menyadari nilai mata uang mereka merosot. Mendatangi IMF adalah langkah yang paling tidak disukai yang dapat dilakukan seorang presiden di Argentina, di mana organisasi itu secara luas dibenci dan dipersalahkan atas keruntuhan ekonomi tahun 2001. Namun, secara umum, masyarakat Argentina tidak cepat panik, karena mereka telah melalui begitu banyak gejolak ekonomi di masa lalu.

Sebagian ada orang-orang yang menyatakan keprihatinan serius, terutama mereka yang berasal dari generasi yang lebih tua yang hidup melalui krisis ekonomi Argentina tahun 2001 ketika pemerintah gagal membayar utang dan sistem perbankan sebagian besar lumpuh. Ketika itu, pengaruhnya terhadap orang-orang Argentina adalah menghancurkan kemakmuran banyak orang yang susah payah diraih dengan cepat menghilang.

Mereka yang mengalami, takut akan kembalinya ‘corralito’ (pagar cincin), istilah Spanyol yang disebutkan atas pembatasan pemerintah untuk mencegah bank berjalan, yang diberlakukan pada tahun 2001. Di bawah batasan corralito, yang berlangsung selama satu tahun, orang tidak dapat dengan bebas menarik uang dari rekening mereka, membuat hidup sangat sulit bagi orang Argentina biasa.

KETIKA secara tak terduga terpilih sebagai presiden Argentina pada tahun 2015, Mauricio Macri menghadapi tugas yang sesederhana berjalan di atas ombak Iguazu saat memanggang steak. Pendahulunya, Cristina Fernández de Kirchner, telah mewariskan ekonomi make-believe. Inflasi 30-40% setahun secara resmi ditutup-tutupi. Peso dinilai terlalu tinggi, ekspor dikenai pajak dan banyak impor dilarang. Pemerintah menyediakan energi dan transportasi hampir gratis. Defisit fiskal yang dihasilkan dibiayai oleh bank sentral, dengan mencetak uang hingga 5% dari PDB. Di negara yang mengalami trauma akibat guncangan ekonomi di masa lalu, kala itu Macri berjanji untuk meluruskan semua itu secara bertahap.

Memang, Dia telah melakukan pekerjaan yang cukup bagus. Ekonomi tumbuh pada tingkat tahunan sekitar 3% selama 18 bulan terakhir, bahkan ketika pemerintah telah mengakhiri sebagian besar distorsi Fernández. Secara bertahap telah memangkas defisit fiskal, sebagian dengan menaikkan harga energi dan transportasi. Bank sentral hanya mengedarkan uang senilai 1% dari PDB. Pemerintah telah membeli waktunya sendiri dengan menerbitkan utang.

Masalahnya adalah bahwa menstabilkan ekonomi memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan pemerintah dan para investor menjadi lebih enggan untuk memberikan pinjaman kepada Argentina. Ini pertama kali menjadi jelas pada bulan Desember 2017, ketika pemerintah mengubah target inflasi untuk tahun dari 12% menjadi 15%. Menunda dari 2019 hingga 2020 tujuannya mengurangi inflasi hingga 5%. Target awal ditetapkan pada 2016 di tengah banyak ketidakpastian. Yang baru seharusnya lebih realistis. Meski begitu, target tahun 2018 ini tidak mungkin dipenuhi. Inflasi telah berjalan pada tingkat 25% selama 12 bulan terakhir, dan konsensus pasar adalah bahwa itu akan mengakhiri tahun pada 20%.

Adil atau tidak, perubahan target itu merugikan kredibilitas bank sentral. Itu datang ketika kenaikan suku bunga di Amerika Serikat mendorong investor untuk menarik uang dari aset berisiko. Penyebaran pada obligasi Argentina (premium atas hasil tagihan Treasury Amerika Serikat) telah meningkat dari 3,4% menjadi 4,2% tahun 2018, dan peso telah terdepresiasi dengan pasti. Pemerintah menanggapi dengan mengatakan bahwa akan meningkatkan $ 8 miliar di dalam negeri yang masih perlu menutupi defisit tahun ini.

Namun demikian, pada minggu terakhir bulan April 2018, uang membanjiri Argentina. Setelah bank sentral menghabiskan $ 4.3bn dalam lima hari untuk menopang peso, pada tanggal 26 April secara tak terduga mendongkrak tingkat bunga minimumnya sebesar tiga poin persentase, menjadi 30,25%. Minggu ini peso terus jatuh; kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin diperlukan. Itulah fakta kehidupan politik : Argentina lebih khawatir atas harga dolar daripada lonjakan inflasi. Itulah mengapa dalam beberapa dekade terakhir, peso sering dinilai terlalu tinggi, sehingga membunuh daya saing banyak bisnis dan menghambat ekspor negara. Bahkan hal itu, tidak membantu dampak kekeringan yang parah tahun ini, yang telah memangkas ekspor kedelai dan jagung. Peso yang lebih lemah akan mengekang defisit akun saat ini, yang telah melebar menjadi 5% dari PDB. Tetapi itu akan menambah biaya pembayaran utang luar negeri pemerintah, dan dalam jangka pendek akan meningkatkan inflasi.

Pemerintah sedang mencoba untuk mengendalikan inflasi sementara juga memangkas defisit fiskal dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Melakukan ketiga hal sekaligus itu sulit. Misalnya, penghapusan subsidi energi dan transportasi sangat penting untuk mengurangi defisit fiskal. Tetapi pengendalian kenaikan harga akan menambahkan delapan poin ke inflasi tahun lalu. Dan kenaikan suku bunga dapat mengurangi pertumbuhan serta inflasi. Kenaikan harga energi dan transportasi telah menekan kelas menengah dengan keras (kaum miskin sebagian besar dilindungi). Itu telah memengaruhi peringkat pengesahan Mr Macri, yang berada di sekitar 40%, terendah sejak dia terpilih.

Keributan ketidakpuasan mulai mengkhawatirkan mitra koalisinya. Kekhawatiran terbesar adalah bahwa ekspektasi inflasi yang sangat tinggi akan membuat inflasi tidak jatuh, dan hanya resesi yang dapat menurunkannya ke tingkat target. Kenaikan harga yang diatur di bulan April diharapkan menjadi salah satu yang terakhir. Pejabat yakin bahwa inflasi sekarang akan mulai surut. Mereka juga cenderung mencoba menenangkan investor dengan memangkas belanja non-esensial untuk menurunkan defisit fiskal primer (yaitu, sebelum pembayaran bunga) di bawah target tahun ini sebesar 3,2% dari PDB. Bahkan jika ekonomi melambat, perhitungan mereka adalah pertumbuhan ekonomi dan nilai riil upah akan naik lagi tahun depan menjelang pemilihan presiden pada bulan Oktober.

Mereka mungkin benar, dan Mr Macri masih memiliki peluang bagus untuk memenangkan masa jabatan kedua. Tapi ini adalah hal yang lebih dekat daripada yang terlihat beberapa bulan yang lalu. Belum lama ini, Presiden Argentina Mauricio Macri tidak dapat meninggalkan halaman depan negara - untuk semua alasan yang salah. Dari bulan April hingga Juni, dia menghadapi kritik pedas ketika mata uang Argentina jatuh, pertumbuhan tertekan dan inflasi melonjak. Cakupan semakin memburuk ketika Macri pada akhirnya mencari bantuan dari Dana Moneter Internasional, sebuah lembaga yang dituduh oleh Argentina dalang krisis ekonomi 2001 di negara itu. Dibalik semua itu, koalisi politik Macri, Cambiemos, berada di bawah pengawasan atas dugaan pembiayaan kampanye ilegal.

Derasnya berita buruk seputar Macri tidak ada lagi dari surat kabar lokal, karena malah berfokus pada penyelidikan korupsi yang meluas seputar musuh politik utama Macri dan perdebatan sengit tentang legalisasi aborsi. Rating dukungan atas Macri telah stabil untuk saat ini. Musuh lama Macri dan pendahulunya Mantan Presiden Cristina Fernandez de Kirchner menjadi pusat dugaan korupsi.

"Semua subyek yang memaksa orang untuk berpikir tentang hal-hal lain di luar perekonomian, bekerja untuk kepentingan pemerintah. Tetapi semua masalah ekonomi jauh lebih menentukan pandangan Argentina tentang pemerintah," kata Federico Aurelio, direktur perusahaan konsultan Aresco.

SUMBER BACAAN :

Friday, August 31, 2018

Inilah Investor Paling Legendaris Yang Pernah Ada di Dunia

Sektor keuangan telah berhasil menempatkan sejumlah kecil modal ke dalam proyek-proyek yang akhirnya menggelembung menjadi investasi raksasa. Siapa saja pria atau wanita sukses itu? Bagaimana permainan investor itu? Bagaimana kita dapat meniru teknik mereka menumbuhkan tumpukan harta kita sendiri?
Mungkin, tingkat kesuksesan mereka tidak akan menghinggapi sebagian besar hidup kita - tetapi itu tidak dapat menghalangi kita untuk mengambil inspirasi sebanyak mungkin dari investor teratas dalam sejarah.

Berikut adalah investor paling legendaris yang pernah menghiasi bisnis modern.

Bill Gross

Mengacu pada keberhasilannya yang menakjubkan dalam investasi pendapatan tetap, telah membuatnya dikenal sebagai salah satu investor terbaik sepanjang masa dan dikenal sebagai "Raja Obligasi". Bill Gross mendirikan perusahaan manajemen investasi kecil bernama PIMCO, yang saat ini memiliki $ 1,77 triliun dalam aset yang dikelola (AUM). Pada suatu saat, Mr Gross menjabat manajer dana obligasi terbesar (berdasarkan nilai) pada satu titik waktu, dan PIMCO benar-benar tenggelam ketika dia pindah bekerja untuk Janus Capital Group pada tahun 2014. Diusia nya yang ke : 74, Pendiri PIMCO memiliki Asset Under Management (AUM): $ 1,75 triliun

Bill Gross adalah jenis investor big-time yang berbeda, dan memperingatkan calon kapitalis untuk tidak berinvestasi di "perusahaan zombie" - dengan memasukkan uang ke dalam ekonomi riil dengan perusahaan-perusahaan yang Anda rasa baik secara etis maupun finansial. Dia juga menekankan diversifikasi dan mengambil peluang yang berakar dalam penelitian lengkap, serta mempertahankan uang tunai yang cukup di samping.

Kutipan :
“Menemukan orang terbaik atau organisasi terbaik untuk menginvestasikan uang Anda adalah salah satu keputusan keuangan terpenting yang pernah Anda buat.”

Bill Miller

Satu kalimat pendek muncul di benak ketika seseorang memikirkan Bill Miller: rekam jejak. Ketika datang untuk kemenangan beruntun,

Miller adalah salah satu penyandang keberhasilan yang paling terkenal dalam komunitas investasi. Selama 15 tahun penuh, antara tahun 1991 dan 2005, Legg Mason Value Trust-nya mengalahkan kembalinya S & P500 setiap tahun. Pada tahun 1999, ia diberi nama "Fund Manager of the Decade" oleh Morningstar.com. Diusia 68, mantan Chief Investing Officer dari Legg Mason Capital Management telah meraup Asset Under Management (AUM): $ 752,3 miliar. Miller berhasil mengembangkan dana dari sedikit $ 750 juta menjadi lebih dari $ 20 miliar (aset di bawah manajemen) hingga 2006. Bahkan ia berhasil meraih kesuksesan serupa: Peluang Kepercayaannya mengalahkan S & P500 hampir dua kali lipat pada titik-titik tertentu tahun lalu. Dia dianggap sebagai investor nilai, tetapi sangat percaya bahwa setiap saham berpotensi menjadi saham nilai "jika diperdagangkan pada diskon ke nilai intrinsiknya."

Kutipan :
"Nilai investasi berarti benar-benar menanyakan apa nilai terbaik, dan tidak mengasumsikan bahwa karena sesuatu terlihat mahal itu, atau dengan asumsi bahwa karena stok turun harga dan perdagangan pada kelipatan rendah itu adalah tawar-menawar"

Carl Icahn
Twitter: @Carl_C_Icahn (354k pengikut)

Carl Icahn membangun reputasinya sebagai apa yang disebut perampok perusahaan - investor yang menyusup ke dewan direktur perusahaan yang salah urus dengan membeli saham yang cukup untuk mendapatkan suara. Perampok yang sukses kemudian menggunakan leverage mereka untuk mengatur ulang organisasi dalam upaya untuk membuatnya menguntungkan, atau hanya melucuti aset mereka - yang terkenal setelah Icahn pengambilalihan yang kejam dari American Airline TWA kembali di tahun 80-an.

Diusia 82, Icahn, Pendiri Perusahaan Icahn telah memiliki Asset Under Management (AUM): $ 33,3 miliar. Tahun lalu Forbes 400, menempatkannya sebagai orang terkaya ke-26 sekaligus sebagai manajer hedge fund terkaya ke-5. Dia sempat bekerja dengan Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, sebagai Penasihat Khusus untuk Reformasi Peraturan, untuk tugas singkat pada tahun 2017. Perampok perusahaan legendaris ini memiliki tangan emas yang sukses pada konglomerat seperti Yahoo, Time Warner dan Blockbuster Video juga.

Kutipan :
“Dalam pengambilalihan, metafora adalah perang. Rahasianya adalah cadangan. Anda harus memiliki cadangan membentang ke depan. Anda harus tahu bahwa Anda dapat membeli perusahaan dan tidak diregangkan.”

Charlie Munger

Charlie Munger yang saat ini menjabat Wakil Ketua Berkshire Hathaway - yang merupakan perusahaan swasta terbesar ke-8 di Amerika Serikat. Mungir menggapai investor lain yang sangat sukses atas bimbingan "Bapak Investing Modern," Benjamin Graham. Sebagai CEO organisasi, Warren Buffett, sering menggambarkan Munger sebagai mitra kerjanya. Diusia 94, Wakil Ketua Berkshire Hathaway ini telah memiliki Asset Under Management (AUM): $ 702,1 miliar

Terlepas dari kepiawaian Berkshire Hathaway, Munger sangat dihormati karena keberhasilannya sebagai ketua Wesco Financial Corporation - lembaga keuangan terdiversifikasi yang ia pimpin dari 1984 hingga 2011. Dia memfokuskan strateginya pada investasi dalam konsentrasi perusahaan berkualitas tinggi. dengan produk atau layanan yang secara pribadi ia yakini. Charlie juga dipuji oleh komunitas investasi untuk upaya filantropisnya - setelah menyumbangkan ratusan juta kepada universitas di seluruh negeri, baik lembaga publik maupun swasta.

Kutipan :
“Ini menunggu yang membantu Anda sebagai investor, dan banyak orang tidak tahan untuk menunggu. Jika Anda tidak mendapatkan gen gratifikasi tangguhan, Anda harus bekerja sangat keras untuk mengatasinya.”

Geraldine Weiss

Geraldine Weiss dikenal sebagai "Queen of Blue-Chip Dividends", setelah menemukan strategi jenius untuk berinvestasi. Jika Warren Buffett berfokus pada empat prinsip investasi sebagai daftar penilai untuk memilih saham, Weiss hanya fokus pada satu metrik tunggal - yang akan menghasilkan lebih banyak keuntungan bagi Buffett jika dia mengikuti rencana permainannya. Pendiri ‘Tren Kualitas Investasi’ ini,juga dikenal sebai pekerjaan akademis

Karena awalnya ‘ditolak’ dalam pekerjaannya dia menggunakan nama G. Weiss selama sekitar satu dekade sebelum terungkapkan. Dia fokus hanya pada hasil dividen, membeli saham ketika mereka berada dalam 10% dari hasil dividen tertinggi mereka dan membongkar mereka ketika mereka masuk dalam 10% dari terendah mereka. Sementara permulaannya dalam berinvestasi sangat dipengaruhi oleh daftar 10-titik Benjamin Graham. Dia berangkat dengan tekniknya sendiri dan benar-benar menjadi sukses ketika dia menerima instingnya sendiri.
Kutipan Terkenal:
“Tidak pernah ada waktu yang lebih baik untuk membeli saham daripada ketika sebuah perusahaan yang pada dasarnya baik, untuk alasan apa pun, untuk sementara tidak disukai oleh komunitas investasi.”

Hui Ka Yan

Hui Ka Yan (Xu Jiayin dalam Bahasa Mandarin) yang berasal dari Tiongkok ini, adalah salah satu orang terkaya di seluruh negara Asia Timur: Saat ini assetnya bernilai lebih dari $ 30 miliar USD. Hui adalah ketua dan pemegang saham terbesar di China Evergrande, Group pembangunan properti Cina yang sangat sukses yang telah membangun lebih dari 500 proyek di 180 kota Cina. Diusia 59, Kelompok Real Estat Evergrande yang didirikannya telah menguasasi Asset Under Management (AUM)senilai $ 275 miliar.

Hui Ka Yan menghasilkan keuntungan luar biasa baik dari proyek perumahan dan gedung perkantoran, dan setahun yang lalu itu meningkatkan harga sahamnya dengan 469% mengejutkan. Dia adalah orang terkaya di China tahun lalu, dan pada tahun 2017 dia adalah pemimpin dari keseluruhan 26% peningkatan dalam kekayaan 400 topland daratan. Sekarang, dia telah merosot ke posisi ke-3 - yang masih tidak terlalu buruk sama sekali ketika Anda memikirkannya.

Kutipan :
“Kita harus memfokuskan investasi pada pengembangan pemuda.”

John "Jack" Bogle

"Jack" Bogle adalah Investor legenda mutlak karena ia mendirikan perusahaan yang pada dasarnya merupakan sebuah lembaga rumah tangga : The Vanguard Group. Sebagian besar orang Amerika mengakui "Jack" Bogle sebagai sumber investasi reksadana berbiaya rendah. Bahkan, majalah Fortune menobatkannya sebagai salah satu dari "empat raksasa investasi abad ke-20" pada tahun 1999, dan bukunya "Common Sense on Mutual Funds: New Imperatives for the Intelligent Investor" adalah buku klasik yang banyak dibaca yang sangat dihargai di komunitas investasi. Diusia 89 "Jack" Bogle telah memiliki Asset Under Management (AUM): $ 5,1 triliun

Didunia Keuangan, Bogle lebih dikenal sebagai pendiri pertama indeks reksa dana yang tersedia untuk masyarakat umum - yang dilakukannya pada tahun 1976 ketika ia mendirikan Vanguard Investment Trust, yang kemudian dikenal menjadi Vanguard 500 Index Fund.

Kutipan :
“Ironisnya investasi adalah bahwa kita sebagai kelompok investor tidak hanya mendapatkan apa yang kita bayar, kita mendapatkan apa yang sebenarnya tidak kita bayar.”

Benjamin Graham

Dikenal sebagai “Bapak Investasi Modern,” Benjamin Graham pendiri Kemitraan Graham-Newman, sebenarnya adalah seorang mentor (akademisi) Warren Buffett. Bahkan. Benjamin Graham adalah investor yang sangat dihargai dengan konsep "nilai investasi," yang pada intinya bermuara pada gagasan bahwa kita harus membeli sekuritas yang saat ini kurang berharga untuk memaksimalkan laba yang dapat Anda hasilkan ketika mereka menjadi organisasi yang sepenuhnya terwujud dan menguntungkan.

Teks investasi neoklasik Graham yang sangat terkenal, Analisis Keamanan dan Investor Cerdas secara historis penting dalam dunia investasi - berfokus pada psikologi investor, diversifikasi terkonsentrasi, investasi aktivis, dan utang minimal. Banyak siswa dari Grahams telah mengumpulkan kesuksesan luar biasa, seperti Buffett, Irving Kahn, Walter J. Schloss dan William J. Ruane.

Kutipan :
"Dalam jangka pendek, pasar adalah mesin voting tetapi dalam jangka panjang, itu adalah mesin penimbang."

Peter Lynch

Lynch dikenal sebagian besar dari manajemen dana Fidelity Magellan, di mana ia selama 11 dari 13 tahun (hingga 1990) mengalahkan pertumbuhan tahunan S & P500. Dia secara konsisten mencapai lebih dari dua kali lipat indeks hasil tahunan dan membantu meningkatkan aset organisasi dari $ 18 juta menjadi $ 14 miliar. Diusia 74, Investasi Fidelitas yang Dikelolanya telah mengumpulkan Asset Under Management (AUM): $ 2,4 triliun.

Kutipan :
“Tepian investor Anda bukanlah sesuatu yang Anda dapat dari para ahli Wall Street. Itu sesuatu yang sudah Anda miliki. Anda bisa mengungguli para ahli jika Anda menggunakan keunggulan Anda dengan berinvestasi di perusahaan atau industri yang sudah Anda pahami.”

Warren Buffett
Twitter: @WarrenBuffett (1,4 m pengikut)

Di seluruh dunia, Warren Buffett dikenal luas sebagai investor paling sukses dalam sejarah - terutama karena ia mulai dengan nilai hampir $ 85 miliar. Mr Buffett direferensikan secara konstan dalam segala jenis publikasi keuangan, dan investor berharap untuk menerima nasehatnya dengan sangat serius. Dia mengepalai Berkshire Hathaway, dan benar-benar membuat pasar bergerak liar ke arah manapun dengan hanya membuat komentar sederhana. Murid-muridnya telah belajar untuk memahami nilai perusahaan dengan memperhatikan panggilan konferensi pendapatan dan memahami neraca mereka - serta hanya mengevaluasi harga saham setelah benar-benar memiliki keyakinan dalam organisasi. Diusia 87, CEO Berkshire Hathaway ini Asset Under Management (AUM): $ 702,1 miliar.

Kutipan :
"Kami hanya berusaha untuk menjadi takut ketika orang lain serakah dan menjadi serakah hanya ketika orang lain takut."

SUMBER :


Sunday, August 19, 2018

Aneka Cara Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Negara


Arti Pertumbuhan Ekonomi

Analisis ekonomi memberikan wawasan tentang esensi ekonomi. Ini adalah proses sistematis untuk menentukan penggunaan optimal sumber daya yang terbatas dan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan ekonomi. Selain itu, analisis ekonomi membantu dalam menilai penyebab berbagai masalah ekonomi, seperti inflasi, depresi, dan ketidakstabilan ekonomi. Ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai variabel ekonomi, seperti permintaan, penawaran, harga, biaya produksi, upah, tenaga kerja, dan modal.

Istilah pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan kemajuan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai peningkatan kapasitas ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu.

Dalam ekonomi, pertumbuhan ekonomi mengacu pada ekspansi jangka panjang dalam potensi produktif ekonomi untuk memuaskan keinginan individu dalam masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dari suatu negara 'memiliki dampak positif pada pendapatan nasional dan tingkat pekerjaan, yang selanjutnya menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi memainkan peran penting dalam merangsang keuangan pemerintah dengan meningkatkan pendapatan pajak. Ini memungkinkan pemerintah untuk mendapatkan penghasilan tambahan untuk pengembangan ekonomi lebih lanjut.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan membandingkan tingkat Produk Nasional Bruto (GNP) setahun dengan GNP tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dimungkinkan jika kekuatan dan kelemahan ekonomi dianalisis dengan benar.

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perubahan positif dalam tingkat barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama periode waktu tertentu. Karakteristik penting pertumbuhan ekonomi adalah bahwa ia tidak pernah seragam atau sama di semua sektor ekonomi. Misalnya, pada tahun tertentu, sektor telekomunikasi suatu negara telah menandai kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi sedangkan sektor pertambangan belum berkinerja baik. sejauh pertumbuhan ekonomi negara - yang bersangkutan.

Pertumbuhan ekonomi secara langsung berkaitan dengan peningkatan persentase dalam GNP suatu negara. Pertumbuhan ekonomi terkait dengan peningkatan output nasional per kapita atau produk nasional bersih suatu negara yang tetap konstan atau berkelanjutan selama bertahun-tahun.

Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai ketika tingkat peningkatan total output lebih besar daripada tingkat peningkatan populasi suatu negara. Misalnya, pada tahun 2015-2016, tingkat pertumbuhan GNP Indonesia adalah 5,05%, sementara tingkat pertumbuhan populasinya adalah 1,27%. Dalam kasus seperti itu, peningkatan per kapita dalam GNP akan menjadi 3,78% (= 5,05 – 1,27). Di sisi lain, jika tingkat peningkatan GNP dan populasi sama maka pertumbuhan GNP sebenarnya adalah nol, yang berarti bahwa ada penurunan pendapatan per kapita. Akibatnya, tidak akan ada pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, dalam kasus seperti itu, standar hidup masyarakat tidak akan meningkat bahkan ketika ada peningkatan dalam total output suatu negara. Namun, pertumbuhan seperti itu lebih baik daripada stagnasi ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat terhambat karena sejumlah faktor, seperti defisit perdagangan dan perubahan dalam pengeluaran oleh badan-badan pemerintah. Secara umum, pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat terpengaruh ketika ada kenaikan tajam dalam harga barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan GDP riil; itu berarti peningkatan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian. Tingkat pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan persentase tahunan dalam GDP riil.

Berikut adalah beberapa faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara:
  1. Sumber Daya Manusia: Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang tersedia dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kualitas sumber daya manusia tergantung pada keterampilan, kemampuan kreatif, pelatihan, dan pendidikan. Jika sumber daya manusia suatu negara terampil dan terlatih maka hasilnya juga akan berkualitas tinggi. Di sisi lain, kekurangan tenaga kerja terampil menghambat pertumbuhan ekonomi, sedangkan surplus tenaga kerja memiliki arti yang kurang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, sumber daya manusia suatu negara harus memadai jumlahnya dengan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.
  2. Sumber Daya Alam: Sumber daya alam melibatkan sumber daya yang dihasilkan oleh alam baik di darat atau di bawah tanah. Sumber daya di darat termasuk tanaman, sumber daya air dan lansekap. Sumber daya di bawah tanah atau sumber daya bawah tanah termasuk minyak, gas alam, logam, non-logam, dan mineral. Sumber daya alam suatu negara bergantung pada kondisi iklim dan lingkungan. Negara-negara yang memiliki banyak sumber daya alam menikmati pertumbuhan yang baik daripada negara-negara dengan sejumlah kecil sumber daya alam. Pemanfaatan yang efisien atau eksploitasi sumber daya alam tergantung pada keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia, teknologi yang digunakan dan ketersediaan dana. Sebuah negara yang memiliki tenaga kerja terampil dan terdidik dengan sumber daya alam yang kaya mengambil perekonomian di jalur pertumbuhan. Contoh terbaik dari ekonomi semacam itu adalah negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Prancis. Namun, ada negara-negara yang memiliki sedikit sumber daya alam, tetapi pendapatan per kapita yang tinggi, seperti Arab Saudi, oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi mereka sangat tinggi. Demikian pula, Jepang memiliki wilayah geografis yang kecil dan sedikit sumber daya alam, tetapi mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi karena sumber daya manusia yang efisien dan teknologi canggih.
  3. Formasi Modal: Meliputi tanah, bangunan, mesin, listrik, transportasi, dan media komunikasi. Memproduksi dan memperoleh semua produk buatan manusia ini disebut sebagai pembentukan modal. Pembentukan modal meningkatkan ketersediaan modal per pekerja, yang selanjutnya meningkatkan rasio modal / tenaga kerja. Akibatnya, produktivitas tenaga kerja meningkat, yang akhirnya menghasilkan peningkatan output dan pertumbuhan ekonomi.
  4.  Pengembangan Teknologi: Teknologi melibatkan penerapan metode ilmiah dan teknik produksi. Dengan kata lain, teknologi dapat didefinisikan sebagai sifat dan jenis instrumen teknis yang digunakan oleh sejumlah tenaga kerja tertentu. Pengembangan teknologi membantu dalam meningkatkan produktivitas dengan jumlah sumber daya yang terbatas. Negara-negara yang telah bekerja di bidang pengembangan teknologi berkembang pesat jika dibandingkan dengan negara-negara yang kurang fokus pada pengembangan teknologi. Pemilihan teknologi yang tepat juga memainkan peran bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, teknologi yang tidak tepat - menghasilkan biaya produksi yang tinggi.
  5.  Faktor Sosial dan Politik: Faktor-faktor sosial meliputi kebiasaan, tradisi, nilai-nilai dan keyakinan, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sampai batas tertentu. Misalnya, masyarakat dengan kepercayaan dan takhayul konvensional menolak adopsi cara hidup modern. Dalam kasus seperti itu, pencapaian menjadi sulit. Selain itu, faktor-faktor politik, seperti partisipasi pemerintah dalam merumuskan dan menerapkan berbagai kebijakan, memiliki bagian besar dalam pertumbuhan ekonomi.


Faktor sisi permintaan dan Faktor sisi penawaran Yang Mempengaruhi Perekonomian Modern

Faktor sisi permintaan - Agregat Demand (AD= C + I + G + X-M). Peningkatan Konsumsi, Investasi, belanja Pemerintah atau ekspor dapat mengarah pada AD yang lebih tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Apa yang bisa mempengaruhi AD?
  • Suku Bunga. Suku bunga yang lebih rendah akan membuat pinjaman lebih murah dan harus mendorong perusahaan untuk berinvestasi dan konsumen membelanjakannya. Orang-orang dengan hipotek akan memiliki pembayaran hipotek bulanan yang lebih rendah sehingga lebih banyak pendapatan yang bisa dibelanjakan untuk dibelanjakan. Namun, 2009-16 kami memiliki periode suku bunga sangat rendah, tetapi karena kepercayaan yang rendah dan pinjaman bank yang enggan, pertumbuhan ekonomi masih lamban.
  • Kepercayaan konsumen. Kepercayaan konsumen dan bisnis sangat penting untuk menentukan pertumbuhan ekonomi. Jika konsumen yakin tentang masa depan mereka akan didorong untuk meminjam dan berbelanja. Jika mereka pesimis mereka akan menghemat dan mengurangi pengeluaran.
  • Harga aset. Kenaikan harga rumah menciptakan efek kekayaan positif. Orang-orang dapat kembali menggadaikan terhadap meningkatnya nilai rumah mereka dan ini mendorong belanja konsumen lebih banyak. Harga rumah merupakan faktor penting di Inggris karena begitu banyak orang adalah pemilik rumah.
  • Upah riil. Baru-baru ini, Inggris telah mengalami situasi penurunan upah riil. Inflasi lebih tinggi dari upah nominal, menyebabkan penurunan pendapatan riil. Dalam situasi ini, konsumen harus mengurangi pengeluaran - khususnya mengurangi pembelian barang mewah.
  • Nilai Tukar. Jika Rupiah melemah, ekspor akan menjadi lebih kompetitif dan impor lebih mahal. Ini akan membantu meningkatkan permintaan untuk barang dan jasa domestik. Depresiasi dapat menyebabkan inflasi, tetapi dalam jangka pendek setidaknya dapat memberikan dorongan untuk pertumbuhan.
  • Sektor Perbankan. Krisis kredit tahun 2008 menunjukkan seberapa besar pengaruh sektor perbankan dalam menentukan investasi dan pertumbuhan. Jika bank kehilangan uang dan tidak lagi ingin meminjamkan, itu dapat menyulitkan perusahaan dan konsumen yang mengarah pada penurunan investasi.

Dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Long Run Aggregate Supply (LRAS). Jika tidak ada peningkatan LRAS, maka kenaikan AD hanya akan bersifat inflasi. Pertumbuhan rata-rata dalam GDP riil sering dikenal sebagai tingkat tren jangka panjang. Ini menunjukkan resesi tahun 2008, menyebabkan kerugian dalam potensi PDB.

LRAS (kapasitas produktif) dapat dipengaruhi oleh :
  • Tingkat Infrastruktur. Investasi di jalan, transportasi dan komunikasi dapat membantu perusahaan mengurangi biaya dan memperluas produksi. Tanpa infrastruktur yang diperlukan, bisa sulit bagi perusahaan untuk bersaing di pasar internasional. Kurangnya infrastruktur sering menjadi faktor yang menghambat beberapa ekonomi berkembang.
  • Modal Manusia. Modal manusia adalah produktivitas pekerja. Ini akan ditentukan oleh tingkat pendidikan, pelatihan dan motivasi. Peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat membantu perusahaan mengambil proses produksi yang lebih canggih dan menjadi lebih efisien.
  • Pengembangan Teknologi. Dalam perkembangan jangka panjang teknologi baru adalah faktor kunci dalam memungkinkan peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
  • Kekuatan Pasar Tenaga Kerja. Jika pasar tenaga kerja fleksibel, maka perusahaan akan merasa lebih mudah untuk merekrut pekerja yang mereka butuhkan. Ini akan mempermudah ekspansi. Pasar yang sangat diatur dapat mencegah perusahaan untuk mempekerjakan di tempat pertama.
  • Peran Produktivitas. Produktivitas adalah output per pekerja dan memiliki pengaruh kuat pada tingkat tren pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Produktivitas akan ditentukan oleh teknologi, tingkat investasi dalam teknologi baru dan keterampilan angkatan kerja. Penurunan pertumbuhan produktivitas sejak resesi pada tahun 2007 - mengarah ke tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dalam jangka pendek
  • Harga Komoditas. Kenaikan harga komoditas seperti kenaikan harga minyak dapat menyebabkan kejutan pertumbuhan. Ini menyebabkan SRAS bergeser ke kiri menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih rendah.
  • Ketidakstabilan Politik. Ketidakstabilan politik dapat memberikan kejutan negatif terhadap pertumbuhan.
  • Cuaca. Desember yang sangat dingin di Inggris 2010, menyebabkan kejatuhan mengejutkan dalam PDB

Pada tahun 1981, pertumbuhan ekonomi negatif di Inggris disebabkan oleh : Suku bunga yang lebih tinggi (mengurangi pinjaman), Belanja pemerintah yang lebih rendah (kebijakan fiskal ketat), Apresiasi dalam nilai pound yang membuat ekspor tidak kompetitif.

Pada pertengahan 1980-an, pertumbuhan ekonomi Inggris yang tinggi disebabkan oleh : Keyakinan Konsumen yang meningkat, Suku bunga riil yang relatif rendah, Kenaikan harga rumah menyebabkan kenaikan dalam kekayaan dan belanja konsumen, Reformasi sisi suplai seperti privatisasi dan pemotongan pajak.

Pada tahun 2009, penurunan tajam dalam PDB Riil di Inggris (pertumbuhan ekonomi negatif) disebabkan oleh: Harga minyak yang lebih tinggi mengurangi hidup standar, Krisis kredit global yang mengarah ke penurunan pinjaman bank dan investasi, Harga rumah yang lebih rendah menyebabkan kekayaan dan pengeluaran lebih rendah.

Apa yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang?

YiLi Chien, Ekonom Senior (Thinkstock, Senin, 1 Juni 2015) mengatakan, ada tiga faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi yaitu Akumulasi stok modal, Peningkatan input tenaga kerja, (seperti pekerja atau jam kerja) dan Kemajuan teknologi

Akuntansi pertumbuhan mengukur kontribusi masing-masing dari ketiga faktor ini terhadap ekonomi. Dengan demikian, pertumbuhan suatu negara dapat diuraikan dengan menghitung berapa persentase pertumbuhan ekonomi yang berasal dari modal, tenaga kerja dan teknologi.

Baik secara teoritis maupun secara empiris, bahwa kemajuan teknologi adalah pendorong utama pertumbuhan jangka panjang. Penjelasannya sebenarnya cukup mudah. Dengan memegang faktor input lain konstan, output tambahan yang diperoleh saat menambahkan satu unit tambahan input modal atau tenaga kerja pada akhirnya akan menurun, sesuai dengan hukum pengembalian yang berkurang. Akibatnya, suatu negara tidak dapat mempertahankan pertumbuhan jangka panjangnya dengan mengumpulkan lebih banyak modal atau tenaga kerja. Oleh karena itu, pendorong pertumbuhan jangka panjang harus menjadi kemajuan teknologi.

Berdasarkan data dari Database Total Ekonomi Conference Board untuk sembilan negara maju utama dari tahun 1990 hingga 2013. Negara-negara tersebut adalah Jerman, Italia, Prancis, Amerika Serikat, Jepang, Australia, Kanada, Inggris Raya dan Spanyol. Dari penelaahan secara akuntansi pertumbuhan disimpulkan sebagai berikut:

Untuk setiap negara, pertumbuhan output per kapita pertama dipecah ke dalam kontribusi masing-masing dari persediaan modal, input tenaga kerja dan kemajuan teknologi (diwakili oleh total faktor produktivitas, atau TFP). Input tenaga kerja diukur dengan jumlah jam kerja yang disesuaikan dengan kualitas kerja (modal manusia).

Selanjutnya, untuk menganalisa apakah penggerak pertumbuhan terkait dengan kinerja ekonomi suatu negara, terutama selama atau setelah resesi, dengan membagi sampel kami menjadi dua periode (sebelum dan sesudah krisis keuangan) ditemukan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) rata-rata setelah krisis keuangan terhadap kontribusi rata-rata terhadap pertumbuhan output tenaga kerja, modal dan TFP sebelum 2007, menunjukkan korelasi positif antara TFP masa lalu dan pertumbuhan di masa depan di antara negara maju. Koefisien korelasi mendekati 0,60. Yakni, negara-negara yang pertumbuhannya didorong oleh TFP sebelum krisis cenderung memiliki pertumbuhan output yang lebih tinggi sesudahnya.

Namun, hubungan antara pertumbuhan PDB setelah krisis dan kontribusi terhadap PDB dari modal atau tenaga kerja keduanya negatif. Korelasi antara pertumbuhan output dan tenaga kerja adalah -0,68 dan antara pertumbuhan output dan modal adalah -0,30. Korelasi negatif menunjukkan bahwa negara-negara dengan pertumbuhan yang didorong oleh modal atau akumulasi tenaga kerja cenderung kurang baik di masa depan, terutama selama kemerosotan ekonomi. Latihan sederhana kita juga menyiratkan bahwa kesehatan suatu perekonomian bergantung pada sumber pertumbuhan daripada pertumbuhan itu sendiri.

Selain peran yang dimainkan oleh TFP dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang, terlihat bahwa negara dengan pertumbuhan kuat yang didorong oleh TFP sebelum Resesi Hebat cenderung berjalan relatif baik terhadap negara lain setelah resesi.

Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Universitas Diponegoro Semarang, (Senin, 9/4/2018) mengatakan ada 4 hal yang harus disiapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mengingat, Indonesia akan menghadapi tantangan perekonomian tahun 2045 adalah :
  1. Faktor manusia, yang meliputi integritas, pendidikan, agama, sosial, dan budaya adalah faktor manusia. Menurtnya, hal ini harus disiapkan mulai sekarang, terlebih lagi Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Posisi pekerja menjadi rawan karena adanya otomisasi pekerjaan. Semua serba robot. Tapi ingat, ada yang tidak bisa dilakukan robot, critical thinking. Ini keunggulan manusia yang harus dimanfaatkan.
  2. Faktor Pembangunan Infrastruktur seperti jalan tol, irigasi, bandara, dan pelabuhan memang harus dilakukan. Yang harus diperdebatkan dengan hebat bukan pembangunannya. Tapi, keamanan bangunan dan kualitasnya, ini yang harus diperhatikan.
  3. Faktor Sistem Kelembagaan harus mampu melayani masyarakat dan tidak melakukan tindak korupsi. Harus dibudayakan melayani dan efisien. Itu ciri lembaga yang profesional.
  4. Faktor Kebijakan, terutama di bidang ekonomi. Jika sebuah negara salah dalam pengambilan kebijakan, bisa jadi negara tersebut akan rusak. Seperti Argentina era tahun 1800-an. Saat itu mereka setara dengan negara Eropa barat, Belgia atau Netherland. Mereka sempat miskin dan sekarang mulai bangkit. Atau Korsel yang juga diperhitungkan. Apakah mereka bebas korupsi?. Tidak. Tapi Korsel terus memperbaiki kebijakannya.

Menurut Bank Indonesia, perekonomian Indonesia di tahun ini bakal didorong oleh menguatnya permintaan domestik. Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 berada di kisaran 5,1-5,5 persen. Adapun prediksi tersebut mengacu kepada pertumbuhan ekonomi yang diklaim stabil di sepanjang 2017.

Menurut Asisten Gubernur yang merangkap Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo, di kantornya, Jakarta (Kamis, 18/1/2018) mengatakan Perekonomian Indonesia di tahun ini bakal didorong oleh menguatnya permintaan domestik. Pengendali utama pertumbuhan ialah :
  1. Stimulus Fiskal yang terdiri dari konsumsi pemerintah dan investasi di sektor infrastruktur bangunan. Itu tentu membantu peningkatan perbaikan dari sisi konsumsi. Karena postur APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) di 2018 lebih banyak untuk rakyat kecil, seperti bantuan sosial maupun cash forward. 
  2. Perbaikan Pendapatan yang diupayakan pemerintah pun dapat menunjang penyaluran pada konsumsi masyarakat. Diharapkan agenda-agenda besar seperti Pilkada serentak, Asian Games, maupun Pertemuan IMF-Bank Dunia dapat mendorong pengeluaran yang tersalurkan dalam bentuk konsumsi. Perlu adanya confidence dari masyarakat untuk lebih baik melakukan spending dan investasi.
  3. Harga Komoditas yang tidak setinggi di 2017. Pertumbuhan ekspor di Indonesia diperkirakan positif meskipun pertumbuhannya di bawah 2017. BI sendiri bakal kembali menahan suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate) di angka 4,25 persen per hari ini (19/1/2018). 
  4. Suku Bunga simpanan (deposit facility) dan suku bunga pinjaman (lending facility) pun turut dipertahankan, masing-masingnya yakni 3,5 persen dan 5 persen. Hal itu sesuai dengan kondisi makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan.

Selain mempertimbangkan kenaikan harga komoditas dunia maupun suku bunga acuan, The Federal Reserve selaku Bank Sentral Amerika Serikat yang berada di kisaran 1,25-1,5 persen pada Desember 2017, BI juga menjadikan kondisi perekonomian negara-negara lain sebagai acuan. Salah satunya seperti Cina. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Cina cenderung berada di angka 6,5 persen. “Itu pengaruh dari proses re-balancing di perekonomian Cina. Kegiatan investasi dikurangi, namun banyak didorong ekspor dan konsumsi. BI juga melihat kondisi perekonomian negara-negara di kawasan Eropa akan pulih di tahun 2018 ini, sedangkan Jepang berpotensi mengalami perlambatan.

Semoga hal tersebut berjalan baik dan mendapat dukungan dari semua lapisan bangsa, supaya perekonomian Indonesia diperhitungkan di dunia ekonomi Internasional.

Jayalah Indonesia, mari arif dan bijak dalam memahami dan melakoni pilihan hidup dalam bertindak.

SUMBER :