KULIAH PUBLIK

SOSIAL MEDIA

PIKIRKAN YANG BAIK ~ o ~ LAKUKAN YANG TERBAIK ~ o ~ Ini Kuliah MetodeCHAT ~ o ~ Cepat_Hemat_Akrab_Terpadu ~ o ~ Silahkan Membaca dan Berkomentar

Ketahui Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Bisnis Anda Terkini

  Baru-baru ini, pemerintah telah mulai melonggarkan mobilitas seiring menurunnya kasus covid-19. Sementara pada Juli hingga awal Agustus ek...

Sunday, December 09, 2012

Sampai Kapankah Keelokan Gunung api Aktif “Venus” saudara Bumi itu?

Jurnal Nature Geoscience, Senin (3/12/2012) mempublikasikan hasil pengamatan Venus Express yaitu berupa bukti yang mengarah pada vulkanisme di Venus, wahana antariksa yang mengorbit planet kedua terdekat dari Matahari itu sejak 2006. Padahal, sebelumnya para astrofisikawan meyakini bahwa Venus hanya memiliki gunung api yang telah mati selama jutaan tahun. Namun, riset terbaru tersebut memunculkan perdebatan bahwa saudara "perempuan" Bumi itu juga memiliki gunung aktif seperti Krakatau ataupun Merapi

Venus Express mendapati adanya gas sulfur dioksida (SO2), gas yang dihasilkan oleh gunung api aktif di Bumi, sesaat setelah kedatangannya di Venus 6 tahun lalu. Konsentrasi SO2 kemudian turun setelah beberapa saat, dan kini 10 kali lebih rendah dari tahun 2006. Venus semula dianggap saudara Bumi dan bisa mendukung kehidupan. Namun, hasil penelitian pada tahun 1970 menunjukkan bahwa atmosfer Venus tinggi kadar karbon dioksida dan tekanan 90 kali di Bumi. Suhu planet ini mencapai 457 derajat Celsius.

Emanuel Marq dari European Space Agency, seperti dikutip AFP mengaku adanya kenaikan konsentrasi sulfur dioksida di atmosfer, dan membawanya ke atas, sebab molekul individual SO2 akan terdegradasi oleh sinar Matahari setelah beberapa hari. Wahana milik badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sebelumnya, Pioneer Venus, pada tahun 1980-an juga mendeteksi adanya kenaikan konsentrasi SO2 di Venus. Wahana itu menjalankan misinya pada tahun 1978-1992. Kenaikan kadar SO2 memang menjadi petunjuk adanya vulkanisme. Namun sayangnya, semua belum bisa dipastikan. Kenaikan SO2 juga menjadi gejala lain, yaitu adanya badai yang mengocok gas beracun tersebut di atmosfer Venus.

Fenomena badai itu terjadi karena perbedaan waktu rotasi Venus dengan kecepatan angin. Venus berotasi pada sumbunya sendiri selama 243 hari Bumi. Sementara itu, kecepatan anginnya jauh lebih cepat sehingga hanya butuh 4 hari Bumi untuk berembus mengelilingi Venus.

Jean-Loup Bertaux, peneliti pada instrumen SPICAV yang ada pada wahana Venus Express mengatakan bahwa Erupsi vulkanik bisa menjadi seperti piston yang meningkatkan kadar sulfur dioksida, tetapi keanehan pada sirkulasi planet yang belum kita ketahui dengan pasti juga bisa mencampur gas menghasilkan fenomena yang sama.

Ibnu Sina, tokoh yang dikenal sebagai seorang ilmuwan dan "Bapak Pengobatan Modern" pada masa keemasan peradaban Islam, sekitar tahun 1000 adalah astronom Persia yang disebut sebagai Avicenna oleh orang-orang Eropa yang aktif melakukan penelitian astronomi dan menggerakkan observatorium besar pada masanya di wilayah Iran.

Ma'rufin Sudibyo, astronom Indonesia, mengatakan sebenarnya orang pertama yang mengamati Transit Venus adalah Ibnu Sina. Dia mengamati dengan kamera lubang jarum. Kamera lubang jarum yang digunakan Ibnu Sina adalat alat optik sederhana yang berfungsi untuk melihat fenomena langit. Kamera ini bisa dibuat dengan bahan kardus atau pipa, aluminium foil, kertas dan jarum pentul.  pengamatan Transit Venus oleh Ibnu Sina sebenarnya dilakukan secara tak sengaja, karena Ibnu Sina sendiri saat itu lebih banyak mengamati fenomena-fenomena Matahari. Saat mengamati, ia menyaksikan ada bintik di permukaan Matahari, tampak aneh dan mencurigakan. Pengamatan itu diduga berupa “Transit Venus". Pengamatan Transit Venus oleh Ibnu Sina dilakukan pada tanggal 24 Mei 1032. Pengamatan tersebut tidak terdokumentasi secara astronomis sehingga tidak diakui sebagai pengamatan Transit Venus yang resmi. Orang pertama yang diakui dunia melakukan dokumentasi Transit Venus adalah Johannes Kepler. Kepler memprediksikan bahwa Transit Venus akan terjadi pada 6 Desember 1631 dan 8 tahun berikutnya, 1639.

Keelokan Venus di wajah Matahari

Rabu (6/6/2012) sebagian warga Indonesia bisa menonton transit atau perlintasan Planet Venus di depan piringan Matahari (tentu dengan cara yang aman untuk mata karena sinar matahari amat kuat). Prolog peristiwa kosmik ini telah diulas dalam Laporan Iptek pekan lalu. Semangat untuk menyebarluaskan kejadian alam ini pun hidup di kalangan komunitas, seperti Universe Awareness (UNAWE) yang mengamati transit Venus di Atambua. Sementara itu, pencinta fotografi astronomi juga ingin melihat noktah hitam Venus yang melintas di depan wajah Sang Surya yang keemasan. Transit Venus yang berawal pukul 22.09 GMT (05.09 WIB) selama hampir tujuh jam ini sangat bagus diamati dari awal di wilayah Indonesia timur.Dimensi waktu yang panjang untuk ukuran manusia boleh jadi merupakan salah satu alasan karena pasangan transit sekarang ini (yang pertama terjadi tahun 2004) tidak akan berulang lagi hingga tahun 2117.

Bagi para astronom, transit Venus menjadi satu momen untuk melakukan riset ilmiah. Seperti dikutip oleh situs PhysOrg (5/3), tiga bulan sebelum transit berlangsung, para ilmuwan berkumpul di Observatoire de Paris untuk mematangkan rencana pengamatan. Dua kesempatan yang diincar oleh ilmuwan dari transit 5-6 Juni 2012 (tanggal 5 Juni untuk sebagian wilayah Amerika) adalah pertama untuk menggunakan Venus sebagai contoh untuk eksoplanet (planet di luar tata surya) yang juga transit di depan bintang induknya. Ilmuwan ingin menggunakan teknik yang mereka kembangkan untuk menganalisis komposisi, struktur, dan dinamika atmosfer eksoplanet. Yang kedua, mereka akan menggunakan secara simultan observasi yang dilakukan di permukaan Bumi dan dari wahana antariksa. Observasi gabungan ini diharapkan bisa memberi gambaran baru tentang lapisan tengah atmosfer Venus yang kompleks, yang menjadi kunci dalam memahami klimatologi planet saudara Bumi ini.

Di sini kita masih melihat adanya peluang untuk menemukan adanya kehidupan cerdas di luar Bumi nun di kejauhan sana. Kini Venus—karena keindahannya (lebih tepat karena kecemerlangannya sebab saat paling terang magnitudonya mencapai minus 4,7 sehingga jauh lebih terang dibandingkan dengan planet-planet lain)—dipandang sebagai Sang Dewi. Simbolnya pun mencerminkan karakter wanita, berbeda dengan Mars yang disimbolkan sebagai Dewa Peperangan dengan simbol kejantanan.

Venus, Bumi, dan anggota tata surya lain—yang dipersepsikan sebagai ”Lautan Keabadian”—ternyata juga ada umurnya. Umur ini ditentukan oleh umur Matahari yang sebagai sebuah bintang memiliki takdir kehidupan. Kini, Matahari—dengan demikian juga planet-planet sebagai anggota tata surya—bisa disebut berumur setengah baya. Jika selama ini Matahari yang muda amat menopang kehidupan, setelah memasuki umur setengah baya, satu hari nanti Matahari akan berubah memusuhi kehidupan. Tanda-tanda awal ke arah itu diperkirakan sudah akan mulai terjadi sekitar satu miliar tahun lagi. Pada saat itu Bumi sudah tidak layak lagi jadi habitat. Tanaman dan hewan sudah tak bisa lagi hidup dalam udara yang sangat panas. Laut akan menguap dan Bumi akan berubah seperti Planet Venus yang elok itu.

Kalau Planet Merkurius yang paling dekat dengan Matahari sudah ditelan bulat-bulat, paling sedikit Venus sudah digoreng dan Bumi sudah dipanggang. Ada kemungkinan Bumi juga sudah menguap. Mars yang kini tampak kering kerontang boleh jadi akan mengalami kebangkitan kedua. Es yang terjebak di bawah permukaan karena cuaca dingin boleh jadi akan mencair dan akan menyediakan lahan bagi kehidupan. Bisa jadi, seperti dikisahkan oleh Dr Chris McKay dari NASA Ames Research Center, Mars layak ditinggali meski mungkin hanya 0,5 miliar tahun, berbeda dengan Bumi yang beberapa miliar tahun (dari The Planets, BBC, 2004).
Pada akhirnya, Matahari akan mencapai tahapan kehancuran yang tak ada satu pihak pun bisa mencegahnya dan tidak ada lagi harapan hidup bagi kehidupan di tata surya.
Semua ini telah dilihat oleh astronom Vatikan, Angelo Secchi. Melalui teleskop, pada 1868 ia mengamati kematian bintang Gamma Canis Veniticchi yang berjarak 400 tahun cahaya dari Bumi.
Beberapa dekade kemudian, muncul astronom Sir Fred Hoyle yang meramalkan masa depan Matahari bahwa eksistensi bintang raksasa merah adalah pertanda akhir sebuah bintang.

"Kalau peradaban manusia ingin selamat, jelas manusia harus melakukan migrasi sebelum Bumi meleleh," ujar Dr Carolyn Porco dari Lunar and Planetary Laboratory, Arizona.

”Tata surya akan padam dan berakhir selamanya. Yang ada saat itu adalah malam sepanjang waktu,” ujar Prof Douglas Gough dari Institut Astronomi, Universitas Cambridge, dalam video BBC di atas.

Transit Venus yang telah berlangsung adalah satu babakan dalam riwayat tata surya saat ia masih berjaya di usia paruh baya.

Saturday, November 24, 2012

Menilik Kemiskinan Indonesia 2012

Kemiskinan Berkurang


Sampai dengan tahun 2011, tingkat kemiskinan nasional telah dapat diturunkan menjadi 12,49 persen dari 13,33 persen pada tahun 2010. Keberhasilan dalam menurunkan tingkat kemiskinan di samping diperoleh melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan melalui 3 (tiga) klaster program penanggulangan kemiskinan.

Hasil yang diperoleh pada tahun 2011 dari Klaster I yang ditujukan untuk mengurangi beban pemenuhan kebutuhan dasar dan untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota rumah tangga miskin melalui peningkatan akses pada pelayanan dasar adalah:
(1) realisasi penyaluran subsidi Raskin sebesar 2,9 juta ton bagi 17,5 juta rumah tangga sasaran penerima raskin, dan adanya penyaluran Raskin ke-13 untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin akibat kenaikan harga-harga pangan, termasuk beras;
(2) pemberian pelayanan Jamkesmas bagi 76,4 juta orang; serta
(3) penyediaan beasiswa yang direncanakan untuk 4,7 juta siswa.

Sementara itu, pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) pada tahun 2011 telah dilaksanakan bagi 772.000 rumah tangga sangat miskin (RTSM) di 88 kabupaten/kota pada 20 provinsi dengan kualitas yang semakin meningkat dimana telah terjalin koordinasi antara beberapa program berbasis keluarga atau rumah tangga, seperti Jamkemas dan beasiswa miskin. Pelaksanaan PKH juga telah memberikan dampak terhadap peningkatan siswa yang terdaftar pada satuan pendidikan setingkat SMP sebesar 3,1 persen dan juga peningkatan kesehatan RTSM.

Sejalan dengan pelaksanaan program Klaster I, hasil yang dicapai dalam pelaksanan program Klaster II untuk tujuan Pemberdayaan Masyarakat diantaranya adalah sebagai berikut. Pada tahun 2011 pelayanan PNPM Mandiri Inti sudah dilaksanakan di 6.328 Kecamatan di seluruh Indonesia, dan akan terus dilanjutkan sehingga pada tahun 2012 PNPM Mandiri Inti akan mencakup di 6.623 Kecamatan, dengan penempatan 30.000 fasilitator sebagai pendamping masyarakat dan didukung dengan penyaluran bantuan langsung masyarakat sebesar Rp 10,31 triliun yang berasal dari APBN dan APBD.

Pelaksanaan PNPM Mandiri, juga didukung oleh pelaksanaan PNPM pendukung yaitu diantaranya: (i) PNPM Generasi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas generasi penerus; (ii) PNPM Kelautan dan Perikanan (PNPM-KP) yang ditujukan untuk memberikan fasilitas bantuan sosial dan akses usaha modal; (iii) PNPM Agribisnis, yaitu Program Usaha Agribisnis Pertanian (PUAP); serta (iv) PNPM Pariwisata yang baru masuk dalam PNPM Penguatan dengan tujuan mengembangkan kapasitas masyarakat dan memperluas kesempatan berusaha dalam kegiatan kepariwisataan. Pelaksanaan PNPM telah meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pendapatan rumah tangga hingga 19 persen dan konsumsi rumah tangga hingga 5 persen dibandingkan dengan daerah yang tidak mendapat PNPM. Selain itu, akses terhadap kesehatan juga lebih besar 5 persen dan peningkatan kesempatan kerja yang lebih besar 1,25 persen di lokasi PNPM dibandingkan lokasi non PNPM.

Hasil yang dicapai dalam pelaksanan Klaster III adalah terlaksananya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM dan koperasi. Sejak tahun 2007 sampai dengan akhir tahun 2011 kredit yang tersalurkan hampir Rp 34,42 triliun, dan mencakup sekitar 3,81 juta nasabah dengan tingkat non-performing loan (NPL) mencapai 2,52 persen. Sebagian besar KUR diserap oleh sektor perdagangan, restoran, dan hotel (63,7 persen) dan pertanian (17,1 persen). Penyaluran KUR sebagian besar berada di wilayah Jawa dengan volume KUR sebesar 50,2 persen dan proporsi debitur mencapai 61,0 persen. Pada periode tahun 2011, dana KUR yang disalurkan mencapai Rp 17,23 triliun dengan jumlah nasabah lebih dari 1,4 juta nasabah. Pelaksanaan KUR telah memberikan dampak terhadap peningkatan rata-rata aset usaha sebesar Rp 51 juta, aset rumah tangga sebesar Rp 12,66 juta dan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 279.000 per bulan. Selain itu, KUR juga telah mengatasi pengangguran terselubung bagi debitur dan keluarganya, serta meningkatkan intensitas utilisasi tenaga kerja dan kontribusi pada perekonomian nasional.

Selain kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan akses pada pelayanan dasar seperti pangan, pendidikan, dan kesehatan, dalam rangka meningkatkan akses penguasaan dan pemilikan tanah/lahan bagi masyarakat miskin, dilakukan pula penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T). Pada tahun 2011, telah dilakukan redistribusi tanah sebanyak 186.000 bidang. 


Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan

1. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.

2. Pada periode Maret 2011–Maret 2012, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 2,08 pada bulan Maret 2011 menjadi 1,88 pada Maret 2012. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 0,55 menjadi 0,47 pada periode yang sama (Tabel 16.2). Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa ada peningkatan pengeluaran penduduk miskin yang semakin mendekati garis kemiskinan. Selain itu ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga menjadi semakin kecil.

3. Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan relatif lebih tinggi dibandingkan nilai indeks di daerah perkotaan. Pada bulan Maret 2012, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di daerah perkotaan hanya 1,40 sementara di daerah perdesaan mencapai 2,36. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perkotaan hanya 0,36 sedangkan di daerah perdesaan mencapai 0,59.
Sumber: : Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi BPS, Edisi 27, Agustus 2012

Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret 2011–Maret 2012

1. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2012 mencapai 29,13 juta orang (11,96 persen), berkurang 0,89 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang (12,49 persen).
Jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2012 sebanyak 29,13 juta orang (11,96 persen)

2. Jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan turun lebih banyak dibanding penurunan penduduk miskin di daerah perkotaan. Selama periode Maret 2011–Maret 2012, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 399,5 ribu orang, sementara di daerah perdesaan berkurang 487 ribu orang.

3. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada periode Maret 2011−Maret 2012 sedikit mengalami perubahan. Pada bulan Maret 2011, 63,20 persen penduduk miskin tinggal di daerah perdesaan, sementara pada bulan Maret 2012 persentase penduduk miskin yang tinggal di daerah perdesaan mencapai 63,45 persen.
Beberapa faktor terkait penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin selama periode Maret 2011−Maret 2012 adalah:

a. Upah harian (nominal) buruh tani dan buruh bangunan meningkat selama periode triwulan I-2011 dan triwulan I-2012, yaitu masing-masing sebesar 2,96 persen dan 4,81 persen.
b. Penerima beras murah/raskin (dalam 3 bulan terakhir) pada kelompok 20 persen penduduk dengan pendapatan terendah meningkat dari 13,3 persen (tahun 2011) menjadi 17,2 persen (tahun 2012) di perkotaan. Begitu juga di daerah perdesaan terjadi peningkatan dari 13,3 persen menjadi 17,2 persen (berdasarkan data Susenas 2011 dan Susenas 2012).
c. Penerima pelayanan kesehatan gratis selama 6 bulan terakhir (pada 20 persen penduduk dengan pendapatan terendah) meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012 (4,6 persen menjadi 5,6 persen) di perkotaan. Hal yang sama juga terjadi di daerah perdesaan, penerima pelayanan kesehatan gratis di kelompok tersebut meningkat dari 3,9 persen pada tahun 2011 menjadi 4,7 persen pada tahun 2012 (berdasarkan Susenas 2011 dan Susenas 2012).
d. Selama periode Maret 2011−Maret 2012 inflasi umum relatif rendah, yaitu sebesar 3,97 persen.
e. Perbaikan penghasilan petani yang ditunjukkan oleh kenaikan NTP (Nilai Tukar Petani) sebesar 1,32 persen dari 103,32 pada Maret 2011 menjadi 104,68 pada Maret 2012.
f. Perekonomian Indonesia triwulan I-2012 tumbuh sebesar 6,3 persen terhadap triwulan I-2011, sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,9 persen pada periode yang sama (pertumbuhan pada tahun 2011 hanya mencapai 3,6 persen).
g. Dari sisi ukuran subyektif (subjective measurement), persentase rumah tangga di kuantil terbawah (20 persen penduduk dengan pendapatan terendah) yang menyatakan bahwa penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari dalam sebulan terakhir meningkat dari 8,1 persen (tahun 2011) menjadi 12,4 persen (tahun 2012) di daerah perkotaan. Di daerah perdesaan meningkat dari 8,5 persen (tahun 2011) menjadi 11,0 persen (tahun 2012).

Perubahan Garis Kemiskinan Maret 2011–Maret 2012

1. Jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Selama bulan Maret 2011–Maret 2012, Garis Kemiskinan naik sebesar 6,40 persen, yaitu dari Rp233.740 per kapita per bulan pada Maret 2011 menjadi Rp248.707 per kapita per bulan pada Maret 2012. Garis Kemiskinan (GK), terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Peranan GKM terhadap GK sangat dominan, yaitu mencapai 73,52 persen pada Maret 2011 dan 73,50 persen pada Maret 2012.

2. Komoditi makanan yang sangat mempengaruhi GK adalah beras. Pada Maret 2012, kontribusi pengeluaran beras terhadap Garis Kemiskinan sebesar 29,23 persen di daerah perkotaan dan 35,61 persen di daerah perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua kepada Garis Kemiskinan (8,13 persen di perkotaan dan 7,07 persen di perdesaan). Komoditi lainnya adalah telur ayam ras (3,41 persen di perkotaan dan 2,62 di perdesaan), gula pasir (2,63 persen di perkotaan dan 3,68 persen di perdesaan), tempe (2,26 persen di perkotaan dan 1,77 persen di perdesaan), tahu (2,00 persen di perkotaan dan 1,43 persen di perdesaan), mie instan (1,65 persen di perkotaan dan 2,26 persen di perdesaan), bawang merah (1,33 persen di perkotaan dan 1,56 persen di perdesaan). Disamping beberapa komoditi tersebut, untuk daerah perkotaan, daging ayam ras (2,38 persen) dan cabe merah (1,32 persen) termasuk komoditi yang memberi kontribusi yang cukup besar terhadap GK, sedangkan di perdesaan kopi (1,53 persen) dan cabe rawit (1,30 persen) merupakan komoditi yang juga memberi kontribusi yang cukup besar terhadap GK.

3. Komoditi bukan makanan yang sangat mempengaruhi GK adalah biaya perumahan, listrik, biaya pendidikan, dan pengeluaran untuk bensin. Kontribusi biaya perumahan (10,32 persen di perkotaan dan 7,16 persen di perdesaan), biaya listrik (2,32 persen di perkotaan dan 2,06 persen di perdesaan), biaya pendidikan (2,88 persen di perkotaan dan 1,64 persen di perdesaan), dan pengeluaran untuk bensin (1,93 persen di perkotaan dan 1,71 persen di perdesaan). Untuk daerah perkotaan, biaya angkutan termasuk komoditi bukan makanan yang sangat mempengaruhi GK, yaitu mencapai 2,33 persen, sedangkan di perdesaan, komoditi lainnya adalah kayu bakar (1,80 persen).

Tuesday, November 20, 2012

Perguruan Tinggi Bukan Level Orang Miskin


Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) RI, Mohammad Nuh mengatakan, anak-anak Indonesia berlatar belakang ekonomi rendah masih susah masuk perguruan tinggi (PT), sehingga butuh intervensi program beasiswa.

Kemendiknas mencoba menganalisa Angka Partisipasi Kasar (APK) per jenjang pendidikan pada tahun 2008, terungkap siswa masuk perguruan tinggi berasal dari keluarga kaya dan miskin terlihat perbedaan masih tinggi, kata Mendiknas di Padang, Rabu.

Mendiknas melakukan kunjungan kerja ke Sumbar selama dua hari (Selasa-Rabu), dengan agenda meresmikan dua SDN yang hancur diguncang gempa 30 September 2009 dan kembali dibangun asal dana donatur, dan menggelar pertemuan dengan unsur pendidikan se-Sumatera Barat, serta melihat rumah mahasiswa penerima beasiswa di Padang.

Menteri menjelaskan, dari data perkembangan APK tahun 2008 itu, siswa asal keluarga kaya masuk perguruan tinggi tercatat 32,4 persen dan dan siswa keluarga miskin 4,19 persen.

"Jadi terdapat perbedaan yang masih tinggi atau sekitar 80 persen," katanya dan menambahakan, kondisi itu tentu perlu dilebih dikerucutkan lagi, sehingga ruang bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin bisa masuk PT, dan sekarang sudah mulai mengarah mendekati.

Oleh karena itu, Mendiknas mengimbau, pimpinan PT dalam penerimaan mahasiswa baru untuk mengendepankan hati nurani yang diyakini masih dimiliki sampai sekarang. Darikondisi itu, menurut Mendiknas, tentu masih diperlukan intervensi melalui program beasiswa untuk diberikan kepada mahasiswa kurang mampu.

Kemendiknas sendiri, katanya, sudah memulainya dan pada 2010 memberikan biaya siswa kepada 20.000 mahasiswa miskin di Indonesia, sebagai bagian intervensi. Penyaluran beasiswa dari Kemendiknas itu, disebarkan kepada PTN di wilayah Indonesia. Program yang sama tahun depan tetap dilanjutkan sehingga semakin kecil perbedaan APK untuk masuk PT.

"Beasiswa yang diberikan sampai mahasiswa yang bersangkutan tamat, serta biaya hidupnya," katanya.

Mendiknas kesempatan pertemuan dengan unsur pendidikan se-Sumbar itu, juga menjelaskan perkembangan disparitas APK tingkat SD/MI antara murid berasal dari keluarga kaya dan miskin. Data Kemendiknas menunjukan, untuk tingkat SD/MI sama-sama bisa masuk sekolah antara anak keluarga terkaya dan termiskin karena adanya intervensi melalui dana bantuan operasional sekolah (BOS) baik dari pusat, bahkan ada sebagian daerah menganggarkan dalam APBD.

Sedangkan, untuk perkembangan APK tingkat SMP/MTs sudah terlihat perbedaan anak yang terkaya dan termiskin, tapi melihat dari peta sekarang sudah mulai mengerucut dan perbedaan hanya sekitar 15 persen. Sementara itu, perkembangan APK SMA/SMK dari peta yang dianalisis, kata Mendiknas, masih terdapat perbedaan sekitar 30 persen atau APK yang anak terkaya 74,9 persen dan anak termiskin 39.1 persen.

"Kalau dibiarkan kondisi seperti fakta yang ada, tentu 10-15 tahun ke depan bisa terjadi proses kemiskinan yang luar biasa," katanya.

Cara lain, menurut dia, diperlukan perubahan-perubahan dalam birokrasi pendidikan yang hendaknya bisa dipahami semua eleman bangsa ini.

Beasiswa Tak Sekedar Janji?

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengatakan, kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) yang telah ditetapkan oleh Komisi X DPR RI sebesar Rp 11,76 triliun hanya akan diperuntukkan bagi yang telah memenuhi syarat utama, yaitu kesiapan pelaksanaan.

APBNP 2011 diarahkan untuk menambah jumlah beasiswa bagi 2,93 juta siswa dengan anggaran sebesar Rp 946,5 miliar dan menambah 6000 ruang kelas baru (RKB) dengan anggaran sebesar Rp 1,77 triliun.

"Pemberian beasiswa dan penambahan ruang kelas belajar (RKB) dalam APBN-P ini akan mempercepat penurunan angka putus sekolah dan meningkatkan angka partisipasi siswa untuk memenuhi sasaran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2011," kata Nuh, Jumat (22/7/2011), di Jakarta.

Nuh menjelaskan, APBN-P ditujukan untuk mencapai sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 dan RKP tahun 2011 sekaligus melaksanakan arahan presiden untuk merespon berbagai keluhan masyarakat. Seperti, pemberian beasiswa dan peningkatan daya tampung, pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM), gerakan nasional PAUD, intervensi peningkatan mutu hasil proses belajar mengajar dan peningkatan daya tampung dan daya saing pendidikan tinggi.

Selain itu, APBN-P juga ditujukan untuk percontohan percepatan pembangunan pendidikan di daerahTKI, memperkuat pendidikan karakter bangsa sampai pembayaran kekurangan tunjangan guru dan percepatan sertifikasi guru. tertinggal, mendorong percepatan pembangunan pendidikan di daerah nelayan miskin (Klaster 4), melanjutkan rekonstruksi sarana pendidikan di daerah bencana yang belum tuntas, mendukung program moratorium

Ia membeberkan, saat ini terdapat 1,08 juta siswa putus sekolah dan 3,03 juta lulusan yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena alasan faktor ekonomi. Menurutnya, daya tampung pendidikan dari jenjang SD sampai SMA perlu selalu ditingkatkan sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan target peningkatan angka partisipasinya. Dalam RKP 2011 direncanakan pemberian beasiswa bagi 6,50 juta siswa (13 persen dari polulasi siswa), namun yang teralokasi dalam APBN 2011 baru mencapai 3,25 juta siswa. Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan berdasarkan SPM dengan prinsip manajemen berbasis sekolah atau madrasah. Dalam RPJMN tahun 2010-2014 ditargetkan bahwa semua SD dan SMP sudah harus memenuhi standar pelayanan minimal pada tahun 2014. Kementerian Pendidikan sedang merampungkan pemetaan sekolah secara nasional untuk mengetahui data pokok sekolah termasuk kondisi fisik bangunan.

Data awal menunjukkan 41,31 persen sekolah belum memenuhi SPM dan 114 ribu ruang kelas rusak berat. Menurut Nuh, APBN-P 2011 diarahkan untuk merehabilitasi 5500 ruang kelas dan menambah 8635 ruang perpustakaan, laboratorium, ruang serbaguna, serta menambah unit cost Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) yang diperuntukkan kepada 5,9 juta siswa SMA dan SMK dengan total anggaran sebesar Rp 2,86 triliun.

"Kegiatan ini diharapkan akan mempercepat peningkatan jumlah sekolah yang memenuhi SPM dan peningkatan mutu layanan pendidikan," tandasnya.

Wednesday, November 14, 2012

Cara Udik Membantu Anak Sukses

Setiap orang tua pasti berkeinginan membesarkan anak yang sopan dan mengerti aturan. Sopan dan mengerti aturan adalah satu dari sekian banyak hal dasar pada anak, tentu saja mengamuk di saat pergi ke pusat keramaian, berbagi mainan juga merupakan hal dasar pada anak.

Tapi sebenarnya apa hal spesifik apa yang harus diajarkan orangtua kepada anak untuk bisa membantu mereka sukses di masa depan? Situs Learnvest 9 Juli lalu menemukan ternyata ada cara klasik yang harus diajarkan kepada anak, yang bisa memberikan mereka keuntungan di masa depan nantinya :

1. Sosial Dasar
Mengajari anak mengatakan,"tolong", "terima kasih" dan "kembali kasih" merupakan hal dasar yang bisa Anda berikan, tapi hal-hal sederhana ini membantu anak-anak menjadi lebih bersahabat dan kooperatif, kelakukan yang bisa membuat mereka diterima dengan baik di masa depan. Sebuah temuan baru menyimpulkan kalau murid yang sukses adalah mereka yang bukan hanya meraih nilai tinggi tapi juga memiliki kemampuan bersosialisasi dan kelakuan yang mendapatkan pengharagaan tinggi dari rekan-rekannya.

2. Menyapa dengan Tatapan Mesra
Tindakan sederhana seperti membuat kontak mata ketika mengucapkan "hallo" dan selama tinggal adalah keuntungan bagi anak. Saat anak-anak melihat tetangga berjalan di luar rumah dan meluangkan waktu untuk menatap dan menyapanya, maka saat mereka membutuhkan seseorang untuk membantu mereka, maka yang ada dipikiran pertama adalah anak Anda. Kontak mata dan bahasa tubuh secara umum juga penting saat wawancara. 

3. Berbicara Dengan Bersahabat
Kemampuan menjawab telepon menjadi lebih penting belakangan ini. Ajari anak Anda untuk berbicara dengan jelas dan nada yang bersahabat saat menjawab telpon. Ingatkan mereka untuk selalu menggunakan kata pembuka halo dan bukan "hey" atau "ada apa". Dan satu hal lagi, ajari anak Anda untuk mematikan telepon genggamnya saat sedang berada dalam kegiatan sosial, makan malam dan pertemuan bisnis yang membutuhkan perhatian penuh.

4. Pendengar Yang Baik
Anak-anak senang untuk menyelak pembicaraan dan adalah tugas orangtua untuk mengajari mereka bagaimana mendengarkan dan menunggu giliran mereka berbicara. Menjadi pendengar yang baik menunjukkan penghargaan dan membantu membangun hubungan yang kuat dan kemampuan untuk terlibat dalam pembicaraan yang sangat penting, terutama saat anak-anak beranjak dewasa.

5. Berterima Kasih
Selain kenyataan kalau saat ini semua orang senang menggunakan email, mengirim ucapan terima kasih dengan tulisan tangan adalah tradisi lama yang masih berharga sampai saat ini. Sayangnya tradisi ini mulai musnah dengan kebiasaan mengirim email. Sebuah survey menunjukkan kalau 30.7% orangtua meminta anak mereka untuk menulis ucapan terima kasih, sementara 27.6% lainnya tidak pernah mengajarkan. Saat mereka masih kecil, Anda bisa meminta mereka untuk membuat sebuah gambar dan mengirimnya sebagai hadiah. Tapi semakin besar mereka, tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak mengirimkan kartu ucapan terima kasih kepada orang yang sudah membantu mereka.

6. Etika Di Meja Makan
Makan bersama dengan seluruh keluarga setiap satu minggu sekali akan memberikan anak kesempatan belajar bagaimana bersikap yang baik saat makan. Mereka akan belajar untuk terlibat dalae percakapan sosial, dan tentu saja etika bagimana meletakkan lap makan di pangkuan, mengunyah dengan mulut tertutup dan menjauhkan siku tangan dari aras meja.