KULIAH PUBLIK: Keuangan

SOSIAL MEDIA

PIKIRKAN YANG BAIK ~ o ~ LAKUKAN YANG TERBAIK ~ o ~ Ini Kuliah MetodeCHAT ~ o ~ Cepat_Hemat_Akrab_Terpadu ~ o ~ Silahkan Membaca dan Berkomentar

Ketahui Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Bisnis Anda Terkini

  Baru-baru ini, pemerintah telah mulai melonggarkan mobilitas seiring menurunnya kasus covid-19. Sementara pada Juli hingga awal Agustus ek...

Showing posts with label Keuangan. Show all posts
Showing posts with label Keuangan. Show all posts

Sunday, September 02, 2018

Dollar Amerika Semakin Ganas Memerangi Ekonomi Dunia


Menyusul krisis ekonomi yang kian memburuk di Argentina, Pemerintah Argentina secara tak terduga meminta pencairan awal pinjaman senilai US$ 50 miliar atau setara Rp 733 triliun dari Dana Moneter Internasional (IMF). Namun, ada kekhawatiran kalau Argentina tidak dapat bayar kembali pinjamannya yang berat. Bahkan, rencana utang tersebut masih menyisakan pro dan kontra yang meluas di tengah masyarakat Negeri Tango itu.

Mata uang peso Argentina dilaporkan telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya terhadap dolar AS sepanjang 2018. Mata uang peso di level terendah 34,10 per dolar AS dan turun lebih dari 45,3 persen terhadap dolar AS. Hal itu didorong krisis ekonomi yang terjadi. Penurunan peso terparah sejak mata uang tersebut mengambang pada Desember 2015, telah menyebabkan lonjakan inflasi yang mencapai 31,2 persen pada Juli 2018. Merespons hal itu, bank sentral telah menaikkan suku bunga hingga 45 persen dan menarik cadangan devisa sekitar USD 300 juta.

Presiden Mauricio Macri mengatakan langkah itu dirancang untuk memulihkan kepercayaan terhadap ekonomi Argentina. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Macri menuturkan akses cepat ke dana akan hilangkan ketidakpastian dan memulihkan kepercayaan pasar. Argentina setuju dengan Dana Moneter Internasional untuk memajukan semua dana yang diperlukan untuk menjamin kepatuhan dengan program keuangan tahun depan. Argentina berkomitmen mengatasi inflasi dua digit dan belanja publik yang merupakan bagian dari kesepakatan. Argentina ingin dukungan itu dengan upaya fiskal yang diperlukan (radionz, Kamis, 30/8/2018). Ketika persyaratan pinjaman disepakati pada Mei, Macri mengharapkan ekonomi pulih dan tidak berencana menggunakan pinjaman itu.

Dalam pidato yang disiarkan televise setempat, Presiden Macri menuturkan bahwa seminggu terakhir Pemerintah telah melihat ekspresi baru kurangnya kepercayaan di pasar, khususnya atas kapasitas pembiayaan pada 2019. IMF telah menyepakati untuk memajukan semua dana yang diperlukan guna menjamin kepatuhan dengan program keuangan tahun depan. Keputusan ini bertujuan untuk menghilangkan ketidakpastian pada laju ekonomi Argentina. Langkah-langkah lebih lanjut untuk mengendalikan pinjaman pemerintah akan segera dibahas menyertai perubahan kebijakan ekonomi Argentina.

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan (Mei 2018) bahwa IMF dapat berkontribusi untuk upaya itu dengan memberikan dukungan yang akan meningkatkan kepercayaan pasar. Itu memungkinkan waktu otoritas sehingga atasi berbagai kerentanan lama. Rencana telah dirancang oleh pemerintah Argentina dan bertujuan memperkuat ekonomi untuk kepentingan semua orang Argentina. Sebagai bagian dari kesepakatan, pemerintah Argentina berjanji untuk mempercepat rencana kurangi defisit fiskal. IMF menyatakan sedang pelajari permintaan Argentina untuk percepat pencairan pinjaman USD 50 miliar. (Reuters)

Dalam sebuah pernyataan (BBC pada Kamis, 30/8/2018) Christine Lagarde, menekankan dukungan untuk upaya kebijakan Argentina dan IMF membantu pemerintah dalam mengembangkan rencana kebijakan yang direvisi. IMF mengonfirmasi pada hari Rabu bahwa pihaknya ingin memperkuat pengaturan ekonomi, dan mengubah tahapan restrukturisasi di Argentina.

Di lain pihak, suku bunga dan dukungan tertinggi dunia dari IMF telah gagal meyakinkan investor. Peso Argentina masih kehilangan nilai meskipun semua upaya telah dilakukan untuk meredam kekhawatiran investor. Pasar negara berkembang lainnya seperti Turki dan Brasil juga menderita devaluasi mata uang mereka tahun ini, tetapi situasi Argentina dinilai sangat sulit oleh banyak pengamat.

Pemicu Guncangan Ekonomi Argentina

Para investor khawatir Argentina mungkin tidak dapat membayar pinjaman pemerintah yang dianggap berat dan sangat berisiko. Para wartawan menilai kebijakan mempercepat pencairan dana IMF menandakan keputusasaan. Ketika persyaratan pinjaman disepakati pada bulan Mei 2018, Presiden Macri mengharapkan ekonomi pulih dan tidak berencana segera menggunakan uang itu. Padahal, Argentina belum dapat menurunkan inflasi, yang tertinggi di antara negara-negara G20. Selain itu, pemerintah juga gagal memberlakukan reformasi ekonomi yang dijanjikan IMF, yaitu untuk membatasi belanja publik dan pinjaman.

Menurut beberapa pengamat, sebelumnya Presiden Macri terpilih atas janji menghidupkan kembali ekonomi, tetapi sejauh ini hanya sedikit kemajuan yang telah dibuat. Biaya kehidupan sehari-hari semakin mahal bagi penduduk Argentina, karena harga barang dan jasa yang masih berhubungan erat dengan dolar AS. Dan kombinasi antara inflasi spiral dan pemotongan belanja publik berarti upah tidak sejalan dengan harga, membuat kebanyakan orang menjadi lebih miskin.

Ekonomi Argentina dibayangi krisis karena pergerakan mata uang peso yang bergejolak, yang terjadi setelah ekonomi Argentina melonjak pada tahun 2017 dan proyeksi ekonom yang membaik dalam kepemimpinan Presiden Mauricio Macri. Faktanya, krisis Argentina saat ini, mulai dari nilai tukar peso Argentina, inflasi, ekonomi yang memburuk, dan kondisi lapangan kerja.

Berikut rangkaian deretan krisis Argentina yang dikutip dari Reuters, (Kamis, 30/8/2018). Selama beberapa tahun terakhir, para ekonom telah mengkaji bahwa mata uang peso Argentina dinilai terlalu tinggi. Disisi lain, Pemerintah mengakui bahwa kondisi itu akan terdepresiasi secara bertahap. Namun tidak ada yang memperkirakan peso akan terdepresiasi begitu cepat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada April 2018. Hal itu terjadi, dikarenakan kekhawatiran investor tentang kemampuan pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS yang memperkuat dolar AS di seluruh dunia. Depresiasi membuat utang Argentina berdenominasi dolar AS makin tinggi bagi pemerintah.

Selain itu, selama bertahun-tahun, Pemerintah Argentina begitu populis mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran yang melebar, yang menyebabkan harga melonjak. Akibatnya, Tingkat inflasi Argentina yang tinggi menjadi salah satu faktor yang membuatnya lebih rentan dibanding negara berkembang lainnya.  Pemerintah Macri memang telah mengurangi praktik itu, tetapi kenaikan harga barang sebagai bagian dari upaya mengurangi subsidi dan menutup defisit fiskal membuat inflasi tetap tinggi.

Penurunan tajam dalam nilai tukar peso membuat inflasi naik dalam beberapa bulan terakhir. Bank Sentral Argentina merespons depresiasi peso yang cepat dan lonjakan inflasi dengan menaikkan suku bunga menjadi 45% dan menggelontorkan miliaran dolar AS cadangan devisanya untuk melindungi nilai tukar peso. Hal itu mengakibatkan pertumbuh cadangan devisa secara bertahap sejak Desember 2015, menurun drastis. Pinjaman IMF memang memberikan tambahan cadangan devisa, namun tekanan terus menerus terhadap peso telah mulai mendorong intervensi bank sentral yang diperbarui dalam beberapa pekan terakhir.


Disisi lain, badai keuangan berupa lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga yang telah membebani ekonomi Argentina, beberapa nasib buruk juga telah melanda Argentina diluar kendali Macri. Kekeringan terburuk dalam beberapa dekade memangkas panen kedelai dan jagung yang menjadi tulang punggung ekonomi Argentina. Perekonomian Argentina kini telah mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut, sektor pertanian terdampak paling dalam. Ekonomi Argentina anjlok 6,7% pada bulan Juni, penurunan bulanan terburuk sejak krisis keuangan global tahun 2009. Pada pembukaan perdagangan Kamis (30/8/2018), mata uang Argentina jatuh lebih dari 15% ke rekor rendah 39 peso per dollar AS karena para investor cemas tentang kemampuan Argentina dalam membayar utangnya. Jatuhnya peso itu membuat Bank Sentral Argentina mengerek suku bunga acuan dari 45% menjadi 60% pada Kamis (30/8/2018).

Janji utama kampanye Macri untuk menekan kemiskinan hingga nol dan menciptakan pekerjaan berkualitas untuk Argentina menjadi sorotan. Macri mengakui awal bulan ini bahwa kemiskinan kemungkinan meningkat karena inflasi dan kemerosotan ekonomi, sementara jumlah pekerja yang terdaftar telah mulai menurun dari puncaknya pada bulan Desember 2017. Sebagai bagian dari ikrar untuk memangkas defisit anggaran di bawah kesepakatan IMF, Pemerintah berencana untuk mengurangi belanja infrastruktur. Defisit anggaran yang berdampak banyaknya lapangan pekerjaan yang hilang, kini menjadi masalah ketika Macri bersiap untuk maju lagi pada 2019.

Kini, setelah tujuh hari berturut-turut peso Argentina turun jatuh, Presiden Argentina Mauricio Macri (Rabu, 29/8/2018), memutuskan membuat pidato istimewa untuk meyakinkan pasar bahwa Argentina tidak kesulitan membayar utangnya. Dalam pidato selama dua menit di televisi, Macri juga mengumumkan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mempercepat pencairan pinjaman sebesar U$ 50 miliar. Sayangnya, pengumuman itu malah menguatkan sinyal tentang kemampuan Argentina untuk membiayai dirinya sendiri dan semakin mendorong penurunan kurs peso. Walau, IMF tak segera merespon pengumuman Macri itu, pada akhirnya IMF menyatakan sedang mempertimbangkan mempercepat pembayaran karena kondisi pasar yang buruk.

Seorang pejabat senior Kementerian Keuangan Argentina mengatakan (Reuters), Macri telah berbicara dengan para pemimpin negara-negara pemegang saham utama IMF pada Selasa lalu (28/8/2018), sebelum ia berpidato di televisi. Argentina bergegas mengumumkan pengumuman itu setelah beberapa hari menghabiskan banyak cadangan devisa namun tetap gagal menstabilkan peso. Apa yang Presiden inginkan adalah untuk memberikan pesan yang meyakinkan di pasar terbuka bahwa perjanjian itu dilakukan.

Analis dan investor menilai, pengumuman ceroboh itu merupakan serangkaian kegagalan komunikasi dan janji-janji yang telah merusak kredibilitas pembuat kebijakan Argentina, menghancurkan kepercayaan pasar pada kemampuan pemerintah untuk membalikkan ekonomi yang dilanda inflasi.

Pada bulan Juni 2018, IMF telah mencairkan pinjaman senilai US$ 15 miliar, dengan rencana untuk mencairkan sisanya jika Argentina memenuhi target untuk mengurangi defisit fiskal. Namun, kesepakatan itu tidak mencakup semua kebutuhan keuangan Argentina. Negara ini masih perlu mengumpulkan dana US$ 8 miliar dari pasar pada 2019.

Pesan yang membingungkan dari Pemerintah Argentina dalam segala hal, mulai dari kenaikan pajak, kenaikan suku bunga, dan independensi bank sentral telah merusak kepercayaan investor pada Macri.
Bagi beberapa orang, pidato Macri yang disiarkan Rabu lalu adalah langkah yang terlalu jauh.

Jorge Mariscal, Kepala Investasi Pasar Negara Berkembang UBS Wealth Management mengatakan pesan itu ditujukan kepada orang-orang yang salah. Pada pidato yang disiarkan secara nasional itu, tampaknya telah muncul situasi darurat sehingga Argentina harus kembali meminta bantuan lebih banyak.

Bagaimana krisis Kehancuran Ekonomi Argentina Dimulai?

Argentina memiliki sejarah panjang krisis keuangan dan telah gagal bayar dua kali, termasuk selama krisis ekonomi 2001-2002. Gagal bayar utang menjerumuskan jutaan warga Argentina ke dalam kemiskinan.

Ketika seorang konservatif yang ramah bisnis,  Mauricio Macri terpilih sebagai presiden Argentina pada Oktober 2015, ia berjanji untuk menghidupkan kembali ekonomi Argentina dan akan mencapai "nol kemiskinan".  Pengharapannya tinggi  untuk menempatkan ekonomi negara Amerika Selatan itu pada jalur yang stabil. Tetapi kurang dari tiga tahun kemudian, ia secara tak terduga mulai meminta pembebasan awal pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF). Apa yang salah?

Nyatanya, Pemerintah Presiden Macri belum mampu menurunkan inflasi, yang merupakan yang tertinggi di antara negara-negara G20. Peso Argentina telah kehilangan lebih dari 40% nilainya terhadap dolar AS tahun ini dan inflasi semakin liar. Kehidupan sehari-hari semakin mahal untuk orang Argentina, karena harga barang dan jasa yang masih berhubungan erat dengan dolar AS. Dia gagal untuk memberlakukan reformasi ekonomi yang dijanjikan IMF, yaitu untuk membatasi belanja publik dan pinjaman. Dan kombinasi antara inflasi spiral dan pemotongan belanja publik berarti upah tidak sejalan dengan harga, membuat kebanyakan orang lebih miskin.

Sebelumnya, Argentina telah dilanda masalah ekonomi selama bertahun-tahun tetapi ledakan komoditas dalam beberapa dekade terakhir membantu negara itu membayar kembali uang yang dipinjamkan IMF. Itu menghapus seluruh utangnya ke organisasi multilateral pada tahun 2007.

Ekonomi Argentina mulai stabil di bawah Presiden Néstor Kirchner, yang memerintah dari 2003 hingga 2007, tetapi kembali terguncang lagi di bawah pemerintahan istri dan penerusnya, Cristina Fernández de Kirchner. Pemerintahannya, yang berkuasa mulai 2007 hingga 2015, meningkatkan belanja publik, perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi dan mensubsidi banyak barang-barang kehidupan sehari-hari mulai dari utilitas hingga transmisi sepak bola di televisi. Yang lebih krusial adalah pengendalian pemerintah atas nilai tukar, yang menciptakan segala macam masalah praktis, seperti menimbulkan pasar gelap untuk dolar dan harga yang sangat terdistorsi.

Apa yang dijanjikan Presiden Macri?
Dengan janji akan mengakhiri semua distorsi dan mengembalikan Argentina ke ekonomi yang berorientasi pasar di mana pasokan dan permintaan, bukan negara, akan menentukan harga, Mr Macri terpilih menjadi nahkoda. Pada awal pemerintahannya, ia mengakhiri kontrol modal dan memulai kampanye global untuk memperbaiki reputasi Argentina dengan investor asing. Dia juga berjanji untuk menurunkan inflasi, yang melayang sekitar 40% per tahun, dengan membatasi belanja publik.

Hari-hari selanjutnya, Pemerintah Argentina bersikeras bahwa masalahnya terletak pada likuiditas (kurangnya uang tunai) dan bukan dengan solvabilitas (kemampuannya untuk memenuhi kewajiban keuangannya). Pada bulan Mei 2018, Presiden Macri meminta bantuan Christine Lagarde pimpinan IMF, dengan alasan bahwa dana yang berbasis di Washington itu, merupakan sumber pembiayaan termurah yang tersedia. Argumennya mengatakan bahwa dengan pinjaman dari IMF, Argentina akan dapat melakukan intervensi di pasar mata uang lebih lama dan juga melunasi obligasi yang datang untuk pembayaran.

Pada saat itu, Presiden Macri mengatakan dia tidak berencana untuk menggunakan pinjaman $ 50bn (£ 37.2bn) dari IMF kecuali untuk meningkatkan cadangan negara. Tetapi dengan kemerosotan peso yang jatuh lebih jauh dan terpaan hasil panen kedelai dan jagung yang buruk, ekonomi terus terpuruk. Pada Juni 2018, ekonomi turun 6,7%, kemerosotan terburuknya sejak 2009. Sehingga, dengan keyakinan bahwa pemulihan Argentina terkikis, Presiden Macri pada 29 Agustus secara tak terduga meminta pembebasan awal pinjaman IMF.

Ketua IMF Christine Lagarde mengatakan, dana itu siap untuk membantu Argentina tetapi berita tentang permintaan bantuan awal menyebabkan peso turun lebih dari 7%, suatu penurunan terbesar sejak mata uang itu mengambang.

Masyarakat Argentina menyadari nilai mata uang mereka merosot. Mendatangi IMF adalah langkah yang paling tidak disukai yang dapat dilakukan seorang presiden di Argentina, di mana organisasi itu secara luas dibenci dan dipersalahkan atas keruntuhan ekonomi tahun 2001. Namun, secara umum, masyarakat Argentina tidak cepat panik, karena mereka telah melalui begitu banyak gejolak ekonomi di masa lalu.

Sebagian ada orang-orang yang menyatakan keprihatinan serius, terutama mereka yang berasal dari generasi yang lebih tua yang hidup melalui krisis ekonomi Argentina tahun 2001 ketika pemerintah gagal membayar utang dan sistem perbankan sebagian besar lumpuh. Ketika itu, pengaruhnya terhadap orang-orang Argentina adalah menghancurkan kemakmuran banyak orang yang susah payah diraih dengan cepat menghilang.

Mereka yang mengalami, takut akan kembalinya ‘corralito’ (pagar cincin), istilah Spanyol yang disebutkan atas pembatasan pemerintah untuk mencegah bank berjalan, yang diberlakukan pada tahun 2001. Di bawah batasan corralito, yang berlangsung selama satu tahun, orang tidak dapat dengan bebas menarik uang dari rekening mereka, membuat hidup sangat sulit bagi orang Argentina biasa.

KETIKA secara tak terduga terpilih sebagai presiden Argentina pada tahun 2015, Mauricio Macri menghadapi tugas yang sesederhana berjalan di atas ombak Iguazu saat memanggang steak. Pendahulunya, Cristina Fernández de Kirchner, telah mewariskan ekonomi make-believe. Inflasi 30-40% setahun secara resmi ditutup-tutupi. Peso dinilai terlalu tinggi, ekspor dikenai pajak dan banyak impor dilarang. Pemerintah menyediakan energi dan transportasi hampir gratis. Defisit fiskal yang dihasilkan dibiayai oleh bank sentral, dengan mencetak uang hingga 5% dari PDB. Di negara yang mengalami trauma akibat guncangan ekonomi di masa lalu, kala itu Macri berjanji untuk meluruskan semua itu secara bertahap.

Memang, Dia telah melakukan pekerjaan yang cukup bagus. Ekonomi tumbuh pada tingkat tahunan sekitar 3% selama 18 bulan terakhir, bahkan ketika pemerintah telah mengakhiri sebagian besar distorsi Fernández. Secara bertahap telah memangkas defisit fiskal, sebagian dengan menaikkan harga energi dan transportasi. Bank sentral hanya mengedarkan uang senilai 1% dari PDB. Pemerintah telah membeli waktunya sendiri dengan menerbitkan utang.

Masalahnya adalah bahwa menstabilkan ekonomi memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan pemerintah dan para investor menjadi lebih enggan untuk memberikan pinjaman kepada Argentina. Ini pertama kali menjadi jelas pada bulan Desember 2017, ketika pemerintah mengubah target inflasi untuk tahun dari 12% menjadi 15%. Menunda dari 2019 hingga 2020 tujuannya mengurangi inflasi hingga 5%. Target awal ditetapkan pada 2016 di tengah banyak ketidakpastian. Yang baru seharusnya lebih realistis. Meski begitu, target tahun 2018 ini tidak mungkin dipenuhi. Inflasi telah berjalan pada tingkat 25% selama 12 bulan terakhir, dan konsensus pasar adalah bahwa itu akan mengakhiri tahun pada 20%.

Adil atau tidak, perubahan target itu merugikan kredibilitas bank sentral. Itu datang ketika kenaikan suku bunga di Amerika Serikat mendorong investor untuk menarik uang dari aset berisiko. Penyebaran pada obligasi Argentina (premium atas hasil tagihan Treasury Amerika Serikat) telah meningkat dari 3,4% menjadi 4,2% tahun 2018, dan peso telah terdepresiasi dengan pasti. Pemerintah menanggapi dengan mengatakan bahwa akan meningkatkan $ 8 miliar di dalam negeri yang masih perlu menutupi defisit tahun ini.

Namun demikian, pada minggu terakhir bulan April 2018, uang membanjiri Argentina. Setelah bank sentral menghabiskan $ 4.3bn dalam lima hari untuk menopang peso, pada tanggal 26 April secara tak terduga mendongkrak tingkat bunga minimumnya sebesar tiga poin persentase, menjadi 30,25%. Minggu ini peso terus jatuh; kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin diperlukan. Itulah fakta kehidupan politik : Argentina lebih khawatir atas harga dolar daripada lonjakan inflasi. Itulah mengapa dalam beberapa dekade terakhir, peso sering dinilai terlalu tinggi, sehingga membunuh daya saing banyak bisnis dan menghambat ekspor negara. Bahkan hal itu, tidak membantu dampak kekeringan yang parah tahun ini, yang telah memangkas ekspor kedelai dan jagung. Peso yang lebih lemah akan mengekang defisit akun saat ini, yang telah melebar menjadi 5% dari PDB. Tetapi itu akan menambah biaya pembayaran utang luar negeri pemerintah, dan dalam jangka pendek akan meningkatkan inflasi.

Pemerintah sedang mencoba untuk mengendalikan inflasi sementara juga memangkas defisit fiskal dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Melakukan ketiga hal sekaligus itu sulit. Misalnya, penghapusan subsidi energi dan transportasi sangat penting untuk mengurangi defisit fiskal. Tetapi pengendalian kenaikan harga akan menambahkan delapan poin ke inflasi tahun lalu. Dan kenaikan suku bunga dapat mengurangi pertumbuhan serta inflasi. Kenaikan harga energi dan transportasi telah menekan kelas menengah dengan keras (kaum miskin sebagian besar dilindungi). Itu telah memengaruhi peringkat pengesahan Mr Macri, yang berada di sekitar 40%, terendah sejak dia terpilih.

Keributan ketidakpuasan mulai mengkhawatirkan mitra koalisinya. Kekhawatiran terbesar adalah bahwa ekspektasi inflasi yang sangat tinggi akan membuat inflasi tidak jatuh, dan hanya resesi yang dapat menurunkannya ke tingkat target. Kenaikan harga yang diatur di bulan April diharapkan menjadi salah satu yang terakhir. Pejabat yakin bahwa inflasi sekarang akan mulai surut. Mereka juga cenderung mencoba menenangkan investor dengan memangkas belanja non-esensial untuk menurunkan defisit fiskal primer (yaitu, sebelum pembayaran bunga) di bawah target tahun ini sebesar 3,2% dari PDB. Bahkan jika ekonomi melambat, perhitungan mereka adalah pertumbuhan ekonomi dan nilai riil upah akan naik lagi tahun depan menjelang pemilihan presiden pada bulan Oktober.

Mereka mungkin benar, dan Mr Macri masih memiliki peluang bagus untuk memenangkan masa jabatan kedua. Tapi ini adalah hal yang lebih dekat daripada yang terlihat beberapa bulan yang lalu. Belum lama ini, Presiden Argentina Mauricio Macri tidak dapat meninggalkan halaman depan negara - untuk semua alasan yang salah. Dari bulan April hingga Juni, dia menghadapi kritik pedas ketika mata uang Argentina jatuh, pertumbuhan tertekan dan inflasi melonjak. Cakupan semakin memburuk ketika Macri pada akhirnya mencari bantuan dari Dana Moneter Internasional, sebuah lembaga yang dituduh oleh Argentina dalang krisis ekonomi 2001 di negara itu. Dibalik semua itu, koalisi politik Macri, Cambiemos, berada di bawah pengawasan atas dugaan pembiayaan kampanye ilegal.

Derasnya berita buruk seputar Macri tidak ada lagi dari surat kabar lokal, karena malah berfokus pada penyelidikan korupsi yang meluas seputar musuh politik utama Macri dan perdebatan sengit tentang legalisasi aborsi. Rating dukungan atas Macri telah stabil untuk saat ini. Musuh lama Macri dan pendahulunya Mantan Presiden Cristina Fernandez de Kirchner menjadi pusat dugaan korupsi.

"Semua subyek yang memaksa orang untuk berpikir tentang hal-hal lain di luar perekonomian, bekerja untuk kepentingan pemerintah. Tetapi semua masalah ekonomi jauh lebih menentukan pandangan Argentina tentang pemerintah," kata Federico Aurelio, direktur perusahaan konsultan Aresco.

SUMBER BACAAN :

Friday, August 31, 2018

Inilah Investor Paling Legendaris Yang Pernah Ada di Dunia

Sektor keuangan telah berhasil menempatkan sejumlah kecil modal ke dalam proyek-proyek yang akhirnya menggelembung menjadi investasi raksasa. Siapa saja pria atau wanita sukses itu? Bagaimana permainan investor itu? Bagaimana kita dapat meniru teknik mereka menumbuhkan tumpukan harta kita sendiri?
Mungkin, tingkat kesuksesan mereka tidak akan menghinggapi sebagian besar hidup kita - tetapi itu tidak dapat menghalangi kita untuk mengambil inspirasi sebanyak mungkin dari investor teratas dalam sejarah.

Berikut adalah investor paling legendaris yang pernah menghiasi bisnis modern.

Bill Gross

Mengacu pada keberhasilannya yang menakjubkan dalam investasi pendapatan tetap, telah membuatnya dikenal sebagai salah satu investor terbaik sepanjang masa dan dikenal sebagai "Raja Obligasi". Bill Gross mendirikan perusahaan manajemen investasi kecil bernama PIMCO, yang saat ini memiliki $ 1,77 triliun dalam aset yang dikelola (AUM). Pada suatu saat, Mr Gross menjabat manajer dana obligasi terbesar (berdasarkan nilai) pada satu titik waktu, dan PIMCO benar-benar tenggelam ketika dia pindah bekerja untuk Janus Capital Group pada tahun 2014. Diusia nya yang ke : 74, Pendiri PIMCO memiliki Asset Under Management (AUM): $ 1,75 triliun

Bill Gross adalah jenis investor big-time yang berbeda, dan memperingatkan calon kapitalis untuk tidak berinvestasi di "perusahaan zombie" - dengan memasukkan uang ke dalam ekonomi riil dengan perusahaan-perusahaan yang Anda rasa baik secara etis maupun finansial. Dia juga menekankan diversifikasi dan mengambil peluang yang berakar dalam penelitian lengkap, serta mempertahankan uang tunai yang cukup di samping.

Kutipan :
“Menemukan orang terbaik atau organisasi terbaik untuk menginvestasikan uang Anda adalah salah satu keputusan keuangan terpenting yang pernah Anda buat.”

Bill Miller

Satu kalimat pendek muncul di benak ketika seseorang memikirkan Bill Miller: rekam jejak. Ketika datang untuk kemenangan beruntun,

Miller adalah salah satu penyandang keberhasilan yang paling terkenal dalam komunitas investasi. Selama 15 tahun penuh, antara tahun 1991 dan 2005, Legg Mason Value Trust-nya mengalahkan kembalinya S & P500 setiap tahun. Pada tahun 1999, ia diberi nama "Fund Manager of the Decade" oleh Morningstar.com. Diusia 68, mantan Chief Investing Officer dari Legg Mason Capital Management telah meraup Asset Under Management (AUM): $ 752,3 miliar. Miller berhasil mengembangkan dana dari sedikit $ 750 juta menjadi lebih dari $ 20 miliar (aset di bawah manajemen) hingga 2006. Bahkan ia berhasil meraih kesuksesan serupa: Peluang Kepercayaannya mengalahkan S & P500 hampir dua kali lipat pada titik-titik tertentu tahun lalu. Dia dianggap sebagai investor nilai, tetapi sangat percaya bahwa setiap saham berpotensi menjadi saham nilai "jika diperdagangkan pada diskon ke nilai intrinsiknya."

Kutipan :
"Nilai investasi berarti benar-benar menanyakan apa nilai terbaik, dan tidak mengasumsikan bahwa karena sesuatu terlihat mahal itu, atau dengan asumsi bahwa karena stok turun harga dan perdagangan pada kelipatan rendah itu adalah tawar-menawar"

Carl Icahn
Twitter: @Carl_C_Icahn (354k pengikut)

Carl Icahn membangun reputasinya sebagai apa yang disebut perampok perusahaan - investor yang menyusup ke dewan direktur perusahaan yang salah urus dengan membeli saham yang cukup untuk mendapatkan suara. Perampok yang sukses kemudian menggunakan leverage mereka untuk mengatur ulang organisasi dalam upaya untuk membuatnya menguntungkan, atau hanya melucuti aset mereka - yang terkenal setelah Icahn pengambilalihan yang kejam dari American Airline TWA kembali di tahun 80-an.

Diusia 82, Icahn, Pendiri Perusahaan Icahn telah memiliki Asset Under Management (AUM): $ 33,3 miliar. Tahun lalu Forbes 400, menempatkannya sebagai orang terkaya ke-26 sekaligus sebagai manajer hedge fund terkaya ke-5. Dia sempat bekerja dengan Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, sebagai Penasihat Khusus untuk Reformasi Peraturan, untuk tugas singkat pada tahun 2017. Perampok perusahaan legendaris ini memiliki tangan emas yang sukses pada konglomerat seperti Yahoo, Time Warner dan Blockbuster Video juga.

Kutipan :
“Dalam pengambilalihan, metafora adalah perang. Rahasianya adalah cadangan. Anda harus memiliki cadangan membentang ke depan. Anda harus tahu bahwa Anda dapat membeli perusahaan dan tidak diregangkan.”

Charlie Munger

Charlie Munger yang saat ini menjabat Wakil Ketua Berkshire Hathaway - yang merupakan perusahaan swasta terbesar ke-8 di Amerika Serikat. Mungir menggapai investor lain yang sangat sukses atas bimbingan "Bapak Investing Modern," Benjamin Graham. Sebagai CEO organisasi, Warren Buffett, sering menggambarkan Munger sebagai mitra kerjanya. Diusia 94, Wakil Ketua Berkshire Hathaway ini telah memiliki Asset Under Management (AUM): $ 702,1 miliar

Terlepas dari kepiawaian Berkshire Hathaway, Munger sangat dihormati karena keberhasilannya sebagai ketua Wesco Financial Corporation - lembaga keuangan terdiversifikasi yang ia pimpin dari 1984 hingga 2011. Dia memfokuskan strateginya pada investasi dalam konsentrasi perusahaan berkualitas tinggi. dengan produk atau layanan yang secara pribadi ia yakini. Charlie juga dipuji oleh komunitas investasi untuk upaya filantropisnya - setelah menyumbangkan ratusan juta kepada universitas di seluruh negeri, baik lembaga publik maupun swasta.

Kutipan :
“Ini menunggu yang membantu Anda sebagai investor, dan banyak orang tidak tahan untuk menunggu. Jika Anda tidak mendapatkan gen gratifikasi tangguhan, Anda harus bekerja sangat keras untuk mengatasinya.”

Geraldine Weiss

Geraldine Weiss dikenal sebagai "Queen of Blue-Chip Dividends", setelah menemukan strategi jenius untuk berinvestasi. Jika Warren Buffett berfokus pada empat prinsip investasi sebagai daftar penilai untuk memilih saham, Weiss hanya fokus pada satu metrik tunggal - yang akan menghasilkan lebih banyak keuntungan bagi Buffett jika dia mengikuti rencana permainannya. Pendiri ‘Tren Kualitas Investasi’ ini,juga dikenal sebai pekerjaan akademis

Karena awalnya ‘ditolak’ dalam pekerjaannya dia menggunakan nama G. Weiss selama sekitar satu dekade sebelum terungkapkan. Dia fokus hanya pada hasil dividen, membeli saham ketika mereka berada dalam 10% dari hasil dividen tertinggi mereka dan membongkar mereka ketika mereka masuk dalam 10% dari terendah mereka. Sementara permulaannya dalam berinvestasi sangat dipengaruhi oleh daftar 10-titik Benjamin Graham. Dia berangkat dengan tekniknya sendiri dan benar-benar menjadi sukses ketika dia menerima instingnya sendiri.
Kutipan Terkenal:
“Tidak pernah ada waktu yang lebih baik untuk membeli saham daripada ketika sebuah perusahaan yang pada dasarnya baik, untuk alasan apa pun, untuk sementara tidak disukai oleh komunitas investasi.”

Hui Ka Yan

Hui Ka Yan (Xu Jiayin dalam Bahasa Mandarin) yang berasal dari Tiongkok ini, adalah salah satu orang terkaya di seluruh negara Asia Timur: Saat ini assetnya bernilai lebih dari $ 30 miliar USD. Hui adalah ketua dan pemegang saham terbesar di China Evergrande, Group pembangunan properti Cina yang sangat sukses yang telah membangun lebih dari 500 proyek di 180 kota Cina. Diusia 59, Kelompok Real Estat Evergrande yang didirikannya telah menguasasi Asset Under Management (AUM)senilai $ 275 miliar.

Hui Ka Yan menghasilkan keuntungan luar biasa baik dari proyek perumahan dan gedung perkantoran, dan setahun yang lalu itu meningkatkan harga sahamnya dengan 469% mengejutkan. Dia adalah orang terkaya di China tahun lalu, dan pada tahun 2017 dia adalah pemimpin dari keseluruhan 26% peningkatan dalam kekayaan 400 topland daratan. Sekarang, dia telah merosot ke posisi ke-3 - yang masih tidak terlalu buruk sama sekali ketika Anda memikirkannya.

Kutipan :
“Kita harus memfokuskan investasi pada pengembangan pemuda.”

John "Jack" Bogle

"Jack" Bogle adalah Investor legenda mutlak karena ia mendirikan perusahaan yang pada dasarnya merupakan sebuah lembaga rumah tangga : The Vanguard Group. Sebagian besar orang Amerika mengakui "Jack" Bogle sebagai sumber investasi reksadana berbiaya rendah. Bahkan, majalah Fortune menobatkannya sebagai salah satu dari "empat raksasa investasi abad ke-20" pada tahun 1999, dan bukunya "Common Sense on Mutual Funds: New Imperatives for the Intelligent Investor" adalah buku klasik yang banyak dibaca yang sangat dihargai di komunitas investasi. Diusia 89 "Jack" Bogle telah memiliki Asset Under Management (AUM): $ 5,1 triliun

Didunia Keuangan, Bogle lebih dikenal sebagai pendiri pertama indeks reksa dana yang tersedia untuk masyarakat umum - yang dilakukannya pada tahun 1976 ketika ia mendirikan Vanguard Investment Trust, yang kemudian dikenal menjadi Vanguard 500 Index Fund.

Kutipan :
“Ironisnya investasi adalah bahwa kita sebagai kelompok investor tidak hanya mendapatkan apa yang kita bayar, kita mendapatkan apa yang sebenarnya tidak kita bayar.”

Benjamin Graham

Dikenal sebagai “Bapak Investasi Modern,” Benjamin Graham pendiri Kemitraan Graham-Newman, sebenarnya adalah seorang mentor (akademisi) Warren Buffett. Bahkan. Benjamin Graham adalah investor yang sangat dihargai dengan konsep "nilai investasi," yang pada intinya bermuara pada gagasan bahwa kita harus membeli sekuritas yang saat ini kurang berharga untuk memaksimalkan laba yang dapat Anda hasilkan ketika mereka menjadi organisasi yang sepenuhnya terwujud dan menguntungkan.

Teks investasi neoklasik Graham yang sangat terkenal, Analisis Keamanan dan Investor Cerdas secara historis penting dalam dunia investasi - berfokus pada psikologi investor, diversifikasi terkonsentrasi, investasi aktivis, dan utang minimal. Banyak siswa dari Grahams telah mengumpulkan kesuksesan luar biasa, seperti Buffett, Irving Kahn, Walter J. Schloss dan William J. Ruane.

Kutipan :
"Dalam jangka pendek, pasar adalah mesin voting tetapi dalam jangka panjang, itu adalah mesin penimbang."

Peter Lynch

Lynch dikenal sebagian besar dari manajemen dana Fidelity Magellan, di mana ia selama 11 dari 13 tahun (hingga 1990) mengalahkan pertumbuhan tahunan S & P500. Dia secara konsisten mencapai lebih dari dua kali lipat indeks hasil tahunan dan membantu meningkatkan aset organisasi dari $ 18 juta menjadi $ 14 miliar. Diusia 74, Investasi Fidelitas yang Dikelolanya telah mengumpulkan Asset Under Management (AUM): $ 2,4 triliun.

Kutipan :
“Tepian investor Anda bukanlah sesuatu yang Anda dapat dari para ahli Wall Street. Itu sesuatu yang sudah Anda miliki. Anda bisa mengungguli para ahli jika Anda menggunakan keunggulan Anda dengan berinvestasi di perusahaan atau industri yang sudah Anda pahami.”

Warren Buffett
Twitter: @WarrenBuffett (1,4 m pengikut)

Di seluruh dunia, Warren Buffett dikenal luas sebagai investor paling sukses dalam sejarah - terutama karena ia mulai dengan nilai hampir $ 85 miliar. Mr Buffett direferensikan secara konstan dalam segala jenis publikasi keuangan, dan investor berharap untuk menerima nasehatnya dengan sangat serius. Dia mengepalai Berkshire Hathaway, dan benar-benar membuat pasar bergerak liar ke arah manapun dengan hanya membuat komentar sederhana. Murid-muridnya telah belajar untuk memahami nilai perusahaan dengan memperhatikan panggilan konferensi pendapatan dan memahami neraca mereka - serta hanya mengevaluasi harga saham setelah benar-benar memiliki keyakinan dalam organisasi. Diusia 87, CEO Berkshire Hathaway ini Asset Under Management (AUM): $ 702,1 miliar.

Kutipan :
"Kami hanya berusaha untuk menjadi takut ketika orang lain serakah dan menjadi serakah hanya ketika orang lain takut."

SUMBER :


Friday, August 03, 2018

Akhirnya, Kepalsuan Sino Si Penghapus Hutang Terungkap


Kisah heboh United Nation (UN) Swissindo yang bermula terjadi di wilayah Pantura timur Provinsi Jawa Tengah, kini berakhir karena pelaku dugaan pemalsuan tersebut sudah dibawa ke Bareskrim Polri untuk diperiksa. Pelaku beraksi dengan cara memalsukan sertifikat BI. Tujuanya agar para korbannya yakin utang mereka tak perlu dibayar. Yang melaporkan adalah Bank Indonesia sebagai korban utama karena sertifikat palsu yang dibuat oleh pelaku. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai turun tangan dan menghentikan kegiatan UN Swissindo. OJK dan Satuan Petugas Waspada Investasi jauh-jauh hari sudah membekukan dan melarang UN Swissindo karena tak punya izin. UN Swissindo telah melakukan kegiatan yang melanggar hukum.

Wadir Tipideksus Bareskrim Polri Kombes Daniel Tahi Monang Silitonga (Kamis, 2/8/2018) menyebut Bos United Nation Swissindo Trust Internasional Orbit (UN Swissindo) atau yang juga dikenal sebagai Sekte Penghapus Utang, Soegiharto Notonegoro alias Sino, ditangkap karena diduga melakukan pemalsuan serta penipuan. Untuk sementara, polisi baru menangkap Sino dan masih mengembangkan kasus ini. Penyidik POLRI masih mengembangkan (Tindak pidana yang disangkakan) pemalsuan dan penipuan. POLRI juga menyita banyak mata uang asing. Namun mata uang tersebut ternyata palsu. Akan dikenakan undang-undang mata uang. Polisi belum mendata keseluruhan jumlah korban Sino. Dalam menangani kasus ini, polisi akan berkoordinasi dengan pihak Bank Indonesia (BI). Belum bisa dihitung (jumlah korban keseluruhan). Korban banyak karena dengan sertifikat BI palsu yang dikeluarkan, oleh masyarakat dan diyakinkan oleh pelaku bahwa utangnya ke bank atau finance akan lunas dan tidak perlu dibayar. Tetapi yang melaporkan adalah Bank BI sebagai korban utama karena sertifikat palsu yang dibuat oleh pelaku.

Soegiharto Notonegoro alias Sino, pria yang mengaku sebagai Presiden Besar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan pimpinan United Nation Swissindo Trust Internasional Orbit (UN Swissindo) akhirnya dibekuk oleh Bareskrim Polri. Lantaran, memalsukan sertifikat Bank Indonesia (BI). Sino yang mengklaim memiliki banyak pengikut di bawah panji UN Swissindo itu sudah beraksi sejak 2010. Tujuannya menjanjikan penghapusan utang umat manusia di dunia. Konsep pelunasan utang yang dilakukan UN Swissindo hanya bermodal voucer M1, yang kemudian diisi dengan NIK dan nama. Voucer M1 itu bisa diperoleh secara gratis dan tertulis keterangan tidak diperjualbelikan. Bahkan beberapa bank swasta seperti Bank Mandiri juga dibuat kerepotan karena menjadi sasaran warga. Mereka ada yang bertanya ke bank setelah mendapatkan voucher UN Swissindo.

10 November 2012, warga Komplek Griya Caraka, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Sino_M1 mendirikan Swissindo dan mengaku dirinya sebagai Presiden Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia juga mengaku mendapat mandat dari Presiden pertama RI, Soekarno untuk menjadi pimpinan SWISSINDO World Trust International Orbit. Swissindo merupakan Group Hukum Immam Mahdi yang didirikan oleh Induk 25 Negara. Organisasi itu dibentuk sebagai Badan Induk tinggi tertinggi Negara dan Bangsa Semesta Alam berdasarkan legalitas perjanjian sejarah dunia. Pusat dari kerajaan bangsa di dunia itu kini ada di Indonesia, tepatnya di Cirebon. Sino mengaku memegang sertifikat negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu misi terpentingnya adalah mencairkan ‘Human Obligation’ atau hak kekayaan manusia di seluruh dunia organisasi yang ia pimpin saat itu memegang puluhan rekening di berbagai bank di seluruh dunia yang berisi kekayaan manusia di dunia sebesar 1 juta triliun dolar A.S. Dana itu akan disalurkan untuk 139 negara, 30 organisasi dunia terbesar, dan 12 portal dunia. Masing-masing akan mendapatkan 138 triliun dolar A.S.


Pengenalan UN Swissindo di Pati sendiri bermula dari ajakan dari mulut ke mulut. Kesehariannya,mereka mengaku berdiskusi melalui group media sosial. Satu orang yang dianggap sebagai sesepuh UN Swissindo di Indonesia yaitu Ir Soegiharto Notonegoro, yang kerap dipanggil dengan sebutan Romo. Sino mengeluarkan voucher Surat Kuasa M1 yang digunakan sebagai tanda registrasi para relawan, melalui Bank Mandiri. Sampai tahun 2017, Swissindo masih tetap eksis dengan pusat tetap di Cirebon. Pengikutnya bahkan terdiri dari berbagai belahan dunia.

Sejumlah relawan (para pengikut) UN Swissindo (detikcom, Jum'at, 25/8/17) mengungkapkan UN Swissindo merupakan komunitas yang mengemban misi mewujudkan sila kelima dalam Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkannya, relawan UN Swissindo tengah berupaya untuk mengungkap harta kekayaan negara sejak jaman kerajaan yang saat ini menurut mereka disimpan dan disembunyikan oleh pimpinan negara. Mereka meyakini harta karun dari kerajaan-kerajaan nusantara hingga zaman Soekarno masih tersimpan di Bank Swiss. Nantinya, hasil pengungkapan tersebut yang akan digunakan untuk mewujudkan kemakmuran bagi seluruh warga negara Indonesia. Salah satunya pemberian dana hibah, untuk melunasi seluruh tanggungan hutang masyarakat. Misi tersebut dinamai misi ilahi.

Tri Satya, salah satu relawan Swissindo (detikcom, Jumat, 25/8/17) mengungkapkan semua relawan, bukan korban. Mereka mengamban misi ilahi untuk mewujudkan keadilan sosial bagi sleuruh rakyat Indonesia. Menurut Tri, sebenarnya pada tanggal 18 Agustus 2017 mereka mendatangi Bank Mandiri Pati bukan untuk berdemo, tapi atas instruksi dari Romo, meminta agar pihak Bank Mandiri membuka nomor akun tersebut.

Direktur Kebijakan dan Dukungan Penyidikan OJK, Tongam L Tobing (KONTAN, Jumat, 28/10/2017) mengatakan, Swissindo menawarkan surat lunas kepada debitur bank atau lembaga pembiayaan lainnya. Untuk mendapatkan surat lunas ini, Swisindo meminta bayaran. Dari situlah Swisindo mendapatkan keuntungan. Jadi pelaku mendekati debitur bank yang macet pembiayaannya dan dia bayarkan dengan memberi surat lunas. Tapi kenyataannya surat lunas ini bukan dari pihak bank. Perusahaan yang dipimpin oleh Mr Sino AS itu, mengiming-imingi pelunasan utang debitur kepada pihak bank. Swissindo itu merupakan perusahaan yang tidak memiliki izin usaha yang resmi. Dia menyajikan informasi yang bohong kepada masyarakat.

Satgas Waspada Investasi kemudian melaporkan kasus UN Swissindo ke Bareskrim Polri pada 13 September 2016. Pada hari yang sama, Satgas Waspada Investasi juga menyurati UN Swissindo untuk menghentikan kegiatannya karena tidak sesuai dengan mekanisme pelunasan kredit ataupun pembiayaan yang berlaku di perbankan atau lembaga keuangan lainnya. OJK juga mengeluarkan siaran pers bernomor SP 56/DKNS/OJK/6/2016 pada 20 Juni 2016 yang isinya imbauan kepada masyarakat agar waspada terhadap janji-janji pelunasan kredit oleh pihak bertanggung jawab termasuk UN Swissindo. Keputusan itu muncul setelah UN Swissindo mulai menjadi perbincangan.

Pada 23 Agustus 2017, Satgas Waspada Insvestasi pernah memanggil Sino untuk menandatangani pernyataan untuk tidak melakukan kegiatan yang sama. Agustus tahun 2017, satuan tugas waspada investasi mengeluarkan pernyataan menutup United Nation Swissindo Trust Internasional Orbit (UN Swissindo). Pasalnya lembaga ini mengaku mampu menghapus utang umat manusia dengan selembar voucher M1 yang bisa dibeli dan diunduh di website mereka.

Eksistensi UN Swissindo ini mulai berjalan sekitar 2010 hingga nama UN Swissindo kian melambung setelah pengikutnya mulai banyak. Kegiatan perusahaan abal-abal ini dilakukan di Cirebon tepatnya di Jalan Bougenvil 3, Blok K 1-4 Nomor 24 Perumahan Griya Caraka, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sino pria berjengot dengan berpakaian loreng cokelat yang berjalan menggunakan alat bantu untuk jalan atau penyangga tubuh itu, mengklaim dirinya sebagai Presiden Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan memiliki misi besar ingin menghapuskan utang umat manusia di dunia. UN Swissindo mengklaim sebagai pendiri negara-negara dunia. Jadi segala bentuk warisan atau aset di dunia diklaim boleh dikelola oleh UN Swissindo. Nama UN Swissindo kian melambung setelah pengikutnya mulai banyak. Sino pria kelahiran Cilacap, (detikfinance, Kamis, 15/2/2018), dengan sebutan 'Yang Mulia' oleh para pengikutnya, menjadikan rumah miliknya sebagai markas besar dengan gerbang utama warna hitam. Pendopo yang berukuran sekitar 3x4 meter menjadi tempat berkumpul.

Namun, makin banyak orang yang berpandangan miring terhadap UN Swissindo, hingga akhirnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Satgas Waspada Investasi mengeluarkan keputusan bahwa UN Swissindo tak memiliki izin melaksanakan kegiatan pelunasan utang tersebut.

Lima bulan setelah mengeluarkan siaran pers tentang imbauan agar masyarakat waspada terhadap UN Swissindo, OJK dan Satgas Waspada Investgasi mengeluarkan siaran pers dengan nomor SP 110/DKNS/OJK/XI/2016, tepatnya pada 1 November 2016, OJK dan Satgas Waspada Investigasi menyatakan bahwa UN Swissindo telah melakukan kegiatan yang melanggar hukum. Selain UN Swissindo, dua lembaga lainnya, yakni PT Cakrabuana Sukses Indonesia (CSI) dan Dream For Freedom dinyatakan telah melanggar hukum.

Satgas Waspada Investasi mengeluarkan dua poin, dan telah melaporkan kasus UN Swissindo ke Bareskrim Polri pada 13 September 2016. Di hari yang sama, Satgas Waspada Investasi juga menyurati UN Swissindo untuk menghentikan kegiatannya. Karena kegiatan yang dilakukan UN Swissindo tak sesuai dengan mekanisme pelunasan kredit ataupun pembiayaan yang berlaku di perbankan atau lembaga pembiayaan. Konsep pelunasan utang yang dilakukan UN Swissindo hanya bermodal voucher M1, yang didapat dengan gratis dan tertulis keterangan tidak dapat diperjual belikan.

Setahun setelah adanya keputusan penghentian kegiatan UN Swissindo, pada 23 Agustus 2017, Pimpinan UN Swissindo Sino dipanggil Satgas Waspada Investasi. Sino mendatangani empat pernyataan. Pernyataan Sino yangu dibubuhi tandatangannya serta materai Rp 6.000 dan diketahui oleh Tongam L Tobing selaku Ketua Satgas Waspada Investasi tersebut tentang penghentian kegiatan dan permintaan maafnya untuk tidak mengulangi kembali atau melakukan kegiatan yang sama.

Sehari setelah penandatanganan surat pernyataan tersebut, OJK dan Satgas Waspada Investigasi kembali merilis pernyataan tentang penghentian kegiatan UN Swissindo. Namun Keputusan Otoritas Jasa Keungan (OJK) memberhentikan kegiatan sekte penghapus utang umat manusia atau United Nations Swissindo Trust Internasional Orbit (UN Swissindo) tak memiliki pengaruh. UN Swissindo terus beroperasi. Bahkan, sekte itu mengklaim pengikutnya makin berkembang pesat. Katanya, jumlah pengikutnya bertambah bertambah banyak.

Juru Bicara UN Swissindo Budi Raja saat ditemui detikfinance di markas besar UN Swissindo di Cirebon, mengklaim pengikutnya ada di seluruh provinsi yang ada di Indonesia, kurang lebih ada 25 juta relawan. UN Swissindo terus berkembang, relawan ada di 34 provinsi, bahkan hingga ke desa-desa. Tak hanya Indonesia, UN Swissindo juga sudah ada di negara-negara lain. Secara terang-terangan UN Swissindo menolak keputusan OJK, karena Sino sebagai pemimpin UN Swissindo terus memperjuangkan kesejahteraan rakyat, salah satunya dengan pembebasan utang. Bahkan, Sino bisa saja melalukan perlawanan terhadap OJK dengan mengerahkan seluruh pengikutnya yang berjumlah 25 juta orang itu. Namun, Sino lebih memilih menjaga amanat yang diembannya sebagai pemimpin yang menyejahterakan rakyat. Yang Mulai (Sino) mengemban amanah, tidak bermain ranah politik. Pengikut semakin bertambah. Bahkan, negara-negara di lima benua meminta ingin didahulukan (kesejahteraannya).

Pada Jumat, 18 Agutus 2017, para pengikut UN Swissindo menggeruduk kantor Pusat Bank Mandiri Cirebon dengan membawa voucher M1. Harapannya uang bisa dicairkan. Nyatanya, Bank Mandiri menolak dan tidak pernah merasa mendapatkan instruksi dari Bank Mandiri pusat terkait voucher tersebut. Hal yang sama juga terjadi di Kudus.

Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Komisaris Besar Polisi Daniel Tahi Monang Silitonga membenarkan (Rabu siang, 2 Agustus 2018) penangkapan dilakukan terkait UN Swissindo. Hingga saat ini baru Sino yang ditangkap. Jumlah korban belum bisa dihitung. Atas perbuatannya, lembaga ini dijerat tindak pidana pemalsuan dan penipuan. Dari penangkapan ini disita banyak mata uang asing yang diduga palsu. Pelaku dijerat dengan pasal pemalsuan dan penipuan serta UU mata uang.

SUMBER :


Thursday, July 26, 2018

Simak, Beginilah Hutang Negara Indonesia Dikelola Tahun 2018


Pengelolaan Utang Negara

Pembayaran bunga utang merupakan kewajiban pemerintah kepada investor atau pemberi pinjaman sebagai konsekuensi penggunaan utang untuk menutup kebutuhan defisit APBN dan kebutuhan pembiayaan lain misalnya penanaman modal negara. Pembayaran bunga utang mencakup pembayaran bunga utang dalam negeri dan luar negeri, yang perhitungannya berdasarkan utang pemerintah yang belum jatuh tempo dan perkiraan tambahan utang baru. Pembayaran bunga utang mencakup kupon dan diskon surat berharga negara, bunga pinjaman, dan biaya-biaya lain yang timbul dalam pengadaan dan pengelolaan utang. Proyeksi pembayaran bunga utang sangat dipengaruhi oleh volatilitas di pasar keuangan, khususnya nilai tukar dan tingkat bunga (yield SBN dan bunga pinjaman).

Pada tahun 2018, volatilitas perekonomian global meningkat sebagai dampak adanya penyesuaian tingkat suku bunga The Fed menuju keseimbangan baru, dan dinamika kebijakan Amerika Serikat terkait perdagangan, perpajakan, ekspektasi defisit maupun hubungan politik dengan negara-negara lain. Faktorfaktor tersebut secara dominan melatarbelakangi adanya capital outflow dari berbagai negara ke Amerika Serikat dan berdampak pada pasar keuangan, baik pasar saham maupun pasar utang.

Selama kuartal I tahun 2018, rata-rata biaya utang baru masih relatif lebih murah dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Misalnya, rata-rata yield SBN rupiah baru sebesar 5,62 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang sebesar 6,14 persen. Demikian pula, rata-rata biaya efektif utang baru (SBN valas dan pinjaman luar negeri) dalam mata uang USD sekitar 3,89 persen, lebih rendah dari periode yang sama tahun 2017 sebesar 4,19 persen. 

Namun, secara keseluruhan pada semester I 2018, tingkat bunga ON (SBN domestik jangka panjang) tenor 10 tahun telah mengalami kenaikan sebesar 120 bps dan bunga pinjaman luar negeri berbasis LIBOR 6 bulan mengalami kenaikan sebesar 66 bps. Sementara itu nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika juga mengalami depresiasi. Realisasi pembayaran bunga utang dalam Semester I Tahun 2018 secara prosentase sedikit lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017.


Pinjaman Luar Negeri terealisasi hingga akhir bulan Juni 2018 sebesar negatif Rp16,08 triliun. Pada bulan Juni ini telah ditarik Pinjaman Luar Negeri (Bruto) sebesar Rp19,54 triliun dari target APBN 2018 sebesar Rp51,35 triliun.


Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat pada akhir Mei 2018. ULN Indonesia pada akhir Mei 2018 tercatat sebesar USD358,6 miliar setara Rp5.020,40 triliun (kurs rupiah Rp14.000 per USD). Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD182,5 miliar dan utang swasta termasuk BUMN sebesar USD176,1 miliar pada akhir Mei 2018.

Melansir data Bank Indonesia, (Senin, 16/8/2018), ULN Indonesia tumbuh 6,8% (yoy) pada akhir Mei 2018, melambat dibandingkan dengan 7,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. Perlambatan ini terjadi baik pada ULN sektor pemerintah maupun ULN sektor swasta. ULN pemerintah tumbuh melambat dipengaruhi oleh pelepasan SBN domestik oleh investor asing sejalan dengan perkembangan likuiditas global. Posisi ULN Pemerintah pada Mei 2018 turun dibandingkan dengan posisi akhir April 2018, karena adanya net pelunasan pinjaman dan berlanjutnya aksi pelepasan SBN domestik oleh investor asing. Kepemilikan SBN domestik oleh investor asing turun hingga USD1,1 miliar selama Mei 2018, sebagai antisipasi atas rencana Federal Reserve yang menaikkan tingkat suku bunga pada Juni 2018.


Investor asing melepas sementara kepemilikan SBN domestik sambil memperhatikan perkembangan likuiditas global yang menuju pada keseimbangan baru. Hal itu menunjukkan investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik cenderung wait and see dalam menyikapi agenda kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. Dengan perkembangan tersebut, ULN Pemerintah pada Mei 2018 tumbuh melambat menjadi sebesar USD179,3 miliar. ULN Pemerintah itu terbagi dalam SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) milik nonresiden sebesar USD124,6 miliar dan pinjaman dari kreditur asing sebesar USD54,7 miliar.

ULN swasta tumbuh melambat terutama dipengaruhi oleh ULN sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor pengadaan listrik, gas, dan uap/air panas (LGA). Secara tahunan, pertumbuhan ULN ketiga sektor tersebut pada Mei 2018 masing-masing sebesar 0,2%, 3,3%, dan 11,7%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor jasa keuangan mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,4%, relatif sama dengan pangsa pada periode sebelumnya.


Perkembangan ULN Indonesia pada Mei 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Mei 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34%. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers. Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir Mei 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,3% dari total ULN. Bank Indonesia berkoordinasi dengan Pemerintah terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.


Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, (Selasa, 17/7/2018) menjelaskan, menurunnya pembiayaan utang karena posisi defisit APBN hingga semester I 2018 semakin mengecil bila dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Di mana pada semester I tercatat defisit sebesar 0,75% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sedangkan posisi tahun lalu 1,29% terhadap PDB.


Pembiayaan sebagian besar dilakukan melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang pada akhir Juni 2018 telah mencapai mencapai Rp192,60 triliun atau 46,46 persen dari APBN. Porsi pembiayaan utang melalui SBN tersebut terus mengalami penurunan yakni sebesar 16,88% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, bahkan jadi yang terendah dalam empat tahun terakhir.

Pembiayaan utang terendah dalam empat tahun terakhir. Di mana penerbitan SBN neto realisasi semester I-2018 mencapai Rp 192 triliun. Pembiayaan utang terus membaik. Untuk pembiayaan utang Pinjaman Dalam Negeri (Neto) yang terealisasi sebesar negatif Rp 513,00 miliar yang seluruhnya merupakan pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri. Pembiayaan utang dan SBN itu mengalami penurunan. Sementara itu penarikan Pinjaman Dalam Negeri belum dilakukan hingga akhir Semester I tahun 2018.

Kalaupun pengelolaan utang hati-hati tidak berarti banting setir secara sangat ekstrem, karena juga menjaga ekonomi untuk tetap stabil dalam situasi yang menghadapi gejolak ekonomi dunia. Pemerintah memiliki tujuan untuk melibatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan Indonesia lewat penerbitan SBN serta mengurangi ketergantungan pinjaman luar negeri.

Perkembangan Hutang Negara Sepanjang Tahun


Dari catatan economist, posisi utang dunia hingga saat ini ditaksir mencapai US$ 48.872.955.713.191. Utang itu hanya berasal dari utang publik dan belum memperhitungkan utang swasta. Indonesia, tercatat memiliki utang pemerintah hingga US$ 218,75 miliar. Dibandingkan dua negara terdekat, posisi utang Indonesia, secara nominal, lebih besar dibandingkan Malaysia dan lebih rendah dari Singapura. Namun jika dibandingkan rasio utang per kapita, Indonesia justru merupakan negara terendah. Berdasarkan nominal nilai utang tertinggi seperti dikutip dari laman Economist:
3. Thailand :  Populasi: 68.627.868, Utang publik: US$172,02 miliar, Utang per kapita: $ 2.505,81, Rasio utang terhadap PDB: 47,0 persen, Perubahan posisi utang per tahun: 15,8 persen
2. Indonesia : Populasi: 247.454.098, Utang publik: US$218,75 miliar, utang per kapita: US$884,02, Rasio utang terhadap PDB: 24,7 persen, Perubahan posisi utang tahunan: 12,2 persen
1. Singapura ; Populasi: 5.343.110, Utang publik: US$262,37 miliar, utang per kapita: US$49.217,02, Rasio utang terhadap PDB: 96,7 persen, Perubahan posisi utang tahunan: 6,5 persen

Pada tahun 2016, Trading Economics, mencatat rasio utang Indonesia dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB) berada di peringkat kedua terendah se-Asean. Indonesia mencatat utang pemerintah setara dengan 27,90 persen PDB pada 2016. Utang Pemerintah terhadap PDB di Indonesia rata-rata 39,58 persen dari 2000 sampai 2016, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 87,43 persen pada 2000 dan rekor terendah 22,96 persen pada 2012. Hal itu berhasil diraih karena utang selalu digunakan untuk kegiatan produktif. Di samping juga kinerja tim ekonomi pemerintahan Jokowi yang piawai mengelola tambahan pinjaman tersebut.

Namun, pada tahun 2017, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor KEMENKEU, Jakarta (17/7/2018) merilis data total utang pemerintah pusat tercatat mencapai Rp 4.227,78 triliun. Angka itu tumbuh 14,06% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari laporan APBN 2018 hingga bulan Juni pinjaman mencapai Rp 785,13 triliun, tumbuh 7,99% yoy. Terdiri dari pinjaman luar negeri sebesar Rp 779,81 triliun atau tumbuh 8,03% yoy. Sedangkan pinjaman dalam negeri tercatat Rp 5,33 triliun, tumbuh 2,82% yoy. Untuk utang dari Surat Berharga Negara (SBN) tercatat Rp3.442,64 triliun atau tumbuh 15,54% yoy. Terdiri dari denominasi rupiah mencapai Rp2.419,67 triliun, meningkat 10,62% yoy. Kemudian untuk utang denominasi valas mencapai Rp1.022,91 triliun atau tumbuh 29,15%.

Rasio utang pemerintah di semester I 2018 mencapai 29,79% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini masih berada jauh di bawah batas aman yang dalam Undang-Undang Keuangan Negara Nomor 17 tahun 2003 yakni 60% terhadap PDB.

Realisasi pembiayaan utang pada Semester I 2018 telah mencapai Rp176 triliun atau sebesar 44,09% dari target APBN tahun 2018. Angka ini lebih rendah 15,3% dibanding pembiayaan utang periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp207,8 triliun.

Sebagaimana dikutip Metrotvnews.com, Minggu 29 Oktober 2017, negara dengan rasio utang terendah di ASEAN adalah Brunei dan tertinggi adalah Singapura. Sementara Indonesia menempati urutan dua terendah dari 10 negara.
Berikut daftarnya:
1. Brunei mencatat utang pemerintah setara dengan 3,10 persen dari PDB pada 2016. Utang Pemerintah terhadap PDB di Brunei rata-rata 0,63 persen dari 1985 sampai 2016, mencapai level tertinggi sepanjang masa 3,20 persen pada 2014 dan rekor terendah nol persen pada 1986.
2. Indonesia mencatat utang pemerintah setara dengan 27,90 persen PDB pada 2016. Utang Pemerintah terhadap PDB di Indonesia rata-rata 39,58 persen dari 2000 sampai 2016, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 87,43 persen pada 2000 dan rekor terendah 22,96 persen pada 2012.
3. Kamboja mencatat utang pemerintah setara dengan 32,96 persen PDB pada 2016. Utang Pemerintah terhadap PDB di Kamboja rata-rata mencapai 33,74 persen dari 1996 sampai 2016, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 43,10 persen pada 2003 dan rekor terendah 27,76 persen di 2008.
4. Myanmar mencatat utang pemerintah setara dengan 35,79 persen PDB pada 2016. Utang Pemerintah terhadap PDB di Myanmar rata-rata 89,71 persen dari 1998 sampai 2016, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 216,04 persen pada 2001 dan rekor terendah 29,91 persen pada 2014.
5. Thailand mencatat utang pemerintah setara dengan 41,20 persen PDB pada 2016. Utang Pemerintah terhadap PDB di Thailand rata-rata 44,40 persen dari 1996 sampai 2016, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 57,80 persen pada 2000 dan rekor terendah 15,20 persen pada 1996.
6. Filipina mencatat utang pemerintah setara dengan 42,10 persen PDB pada 2016. Utang Pemerintah terhadap PDB di Filipina rata-rata mencapai 56,78 persen dari 1990 sampai 2016, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 74,90 persen pada 1993 dan rekor rendahnya 42,10 persen pada 2016.
7. Laos mencatat utang pemerintah setara dengan 45,56 persen dari PDB pada 2015. Utang Pemerintah untuk PDB di Laos rata-rata 51,76 persen dari 1991 sampai 2015, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 81,70 persen pada 2004 dan rekor terendah 33,61 persen pada 1991.
8. Malaysia mencatat utang pemerintah setara dengan 53,20 persen PDB pada 2016. Utang Pemerintah terhadap PDB di Malaysia rata-rata 48,43 persen dari 1990 sampai 2016, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 80,74 persen pada 1990 dan rekor terendah 31,80 persen pada 1997.
9. Vietnam mencatat utang pemerintah setara dengan 62,40 persen PDB pada 2016. Utang Pemerintah terhadap PDB di Vietnam rata-rata 43,76 persen dari 2000 sampai 2016, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 62,40 persen pada 2016 dan rekor terendah 31,40 persen di 2000.
10. Singapura mencatat utang pemerintah setara dengan 104,70 persen PDB pada 2015. Utang Pemerintah terhadap PDB di Singapura rata-rata 89,63 persen dari 1993 sampai 2015, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 106,20 persen pada 2012 dan rekor terendah 66,90 persen pada tahun 1994.
Melalui data Bank Indonesia, utang negara ini mencapai 343,13 miliar dollar Amerika atau setara Rp 4.636 triliun per September 2017.

Apakah data itu semua salah? Sebenarnya utang diperlukan untuk kepentingan negara, seperti modal membangun negara, menutupi kekurangan anggaran, menjalin hubungan bilateral, bentuk pengakuan terhadap negara lain, dan masih banyak lagi lainnya. Indonesia bukanlah negara yang mempunyai utang terbesar di dunia. Penambahan utang luar negeri oleh pemerintah saat ini sering ditanggapi negatif oleh masyarakat. Padahal itu penting untuk pembiayaan infrastruktur dan hal produktif lainnya.

IDN Times telah merangkum 10 negara yang mempunyai utang tertinggiPada Tahun 2017 seperti dilansir dari Visual Capitalist.

1. Amerika Serikat
Amerika punya utang tertinggi di dunia dan merupakan negara ekonomi terbesar di dunia. Per 2017, Amerika telah mencetak rekor mempunyai utang nasional tertinggi melampaui produk domestik bruto (PDB). Jumlah utang Amerika mencapai 19.947 miliar dollar Amerika per Januari 2018.
2. Jepang
Negara ini memang dikenal sebagai yang paling maju dan berkembang dalam hal teknologi. Namun, ahli keuangan dunia beranggapan Jepang berada dalam posisi keuangan yang sulit. Hal tersebut dikarenakan utang nasional Jepang dan utang pemerintah terlihat sangat kontras. Meski utangnya lebih kecil dari Amerika yakni sekitar 11.813 miliar dollar Amerika, tapi jumlahnya dua kali lipat dibandingkan PDB.
3. China
Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), China juga mengalami krisis finansial. Pasalnya, China termasuk negara yang sangat bergantung dengan utang terhadap negara lain. Di 2018 ini, tercatat utang China sudah mencapai angka 4.976 miliar dollar Amerika.  Menurut IMF, utang tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi hampir 300 persen dari PDB pada 2022.
4. Italia
Pertumbuhan ekonomi Italia dikenal lambat dengan tingkat penggangguran yang tinggi. Hingga saat ini, Italia mempunyai utang sebesar 2.454 miliar dollar Amerika.
5. Perancis
Perancis, tercatat berutang kepada negara lain sebesar 2.375 miliar dollar Amerika. Hasilnya memang sangat terlihat, seperti transportasi dan pembangunan di Perancis yang sangat maju.
6. Jerman
Jerman merupakan eksportir terbesar ketiga di dunia dan merupakan pencetus ekonomi dan integrasi politik Eropa. Bahkan dalam hal ekonomi, Jerman sangat kuat, apalagi mereka memiliki produk dan jasa kompetitif untuk diekspor. Dalam membangun negaranya, Jerman telah mempunyai utang sebesar 2.491 miliar dollar Amerika.
7. Inggris
Inggris termasuk negara yang terkena dampak krisis ekonomi pada 2008. Padahal pada 2007, rasio utang inggris terhadap PDB hanya 44 persen saja. Hingga akhirnya, nilai utang tersebut terus mengalami peningkatan. Pada awal 2018 ini, tercatat utang Inggris sekitar 2.343 miliar dollar Amerika.
8. Brazil
Dalam beberapa tahun terakhir, rasio utang Brazil terus meningkat terhadap PDB-nya. Apalagi dalam hal ekonomi, Brazil kerap menghadapi skandal korupsi dalam jumlah yang sangat besar. Dibandingkan sebelumnya, utang negara yang mencapai 1.501 miliar dollar pada 2017 tersebut menjadi angka tertinggi sejauh ini.
9. India
Nilai mata uang India sering berubah terhadap suku bunga Amerika Serikat. India harus bersusah payah menanggung utang hingga 1.103 miliar dollar Amerika.
10. Kanada
Tercatat jumlah utang Kanada sebesar 893 miliar dollar Amerika. Meski utang pada 2017 lalu menjadi jumlah tertinggi, banyak ahli keuangan yang memperkirakan utang Kanada akan turun pada 2018.

Masalah utang saat ini memang menjadi perhatian hampir seluruh negara di dunia. Krisis ekonomi yang berawal dari masalah utang di AS telah merembet ke berbagai belahan bumi dan memuncak di Eropa. Ditandai dengan jatuhnya ekonomi Yunani dan Spanyol yang masih dalam tahap pengawasan.

Awal September 2012 lalu, Departemen Keuangan Amerika Serikat mengumumkan data terbaru utang pemerintah AS yang mencapai US$ 16,4 triliun. Tumpukan utang tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Negeri Paman Sam. Hal yang lebih mengerikan, utang AS tersebut kian mencapai ambang batas maksimal yang sudah ditetapkan pemerintah sebesar US$ 16,4 triliun.

Menurut Sri Mulyani, ada dua cara mengurangi utang negara, yakni potong anggaran atau naikkan pajak. Namun, jika itu dilakukan, apakah masyarakat diam dan tidak menentang kebijakan itu?

Untuk itu, masyarakat harusnya dapat bersikap bijak pada informasi utang yang berkembang di media sosial. Sebaiknya kita terus melakukan verifikasi informasi agar tidak terjerumus pada infornasi sesat.

SUMBER :